Pagi itu mentari nampak malu, suasana begitu sepi. kicauan burungpun nampak begitu malas. dalam hawa yang dingin itu, air subuh membasuh muka Rifky. membawanya dalam khusyuk sujud kepada sang pencipta.
Rifky, tak pernah luput akan subuh yang mungkin sebagian orang atau anak seusianya masih damai dalam mimpinya. semangat paginya itu, berawal dari kata ibunya yang selalu membangunkan tidurnya
ky, bangun. subuh tidaklah lama, jangan malas malas an nak. belum tentu kamu menjumpai waktu subuh yang sama. ayo bangun sholat subuh.
entah mengapa sangatlah mujarab ucapan itu. meskipun, ibunya tak di sampingnya, selalu saja dia bangun untuk subuh.
*****
"hey, belum sarapan kamu ky? nampak lesu sekali kamu." ucap cahyo yang ternyata sudah berada di belakang rifky
"hari ini hari bebas, mengapa masih juga seperti tertekan kamu?" sambungnya
namun, nampaknya masih saja rifky enggan menjawab sepatah kalimat pun, hanya tersenyum dengan senyuman terpaksa.
"ayolah semangat sedikit" gerutu cahyo yang kurang puas dengan tanggapan rifky.
namun, sepertinya rifky masih saja hanya memilih tersenyum.
Dia di sini, namun jiwanya jauh tertinggal entah dimana.
pekan olah raga tengah semester itu seakan hanya menjadi hari panjang yang membosankan untuk rifky. tidak ada semangat sedikitpun. dia malahan memilih untuk pulang lebih awal.
bayangan ibunya yang masih berada di rumah sakit tak pernah bisa membuatnya tenang. ingin kesana namun ia ingat pesan ibunya.
*ibu baik baik saja disini, kalau kamu sayang ibu, kamu tunggulah di rumah, berdoa agar ibu segera pulang. ibu ndak mau melihat air matamu. anak ibu itu bukan anak yang cengeng. kalau kamu sayang ibu kamu di rumah saja. belajar dan jng lupa sholat. ibu akan segera pulang ibu janji.
"ahhhhh, bu andai saja ibu tau, kyky di sini tak pernah bisa tenang memikirkan ibu di sana. kyky juga pengen ada di samping ibu, menjadi anak yang berbakti. menemani ibu, tapi kenapa ibu tidak ijinkan kyky*." batin Rifky dalam hati.
jalannya gotai tak bersemangat sampai saat sudah dekat dengan rumah yang membuatnya ingin cepat masuk.
"bapak," ucap rifky kaget melihat bapak dan kakanya sudah di rumah. di tambah lagi dia melihat ibunya sudah di rumah.
"alhamdulillah, ibu sudah pulang!!!." pekiknya seraya berlari memeluk ibunya.
"sudah pulang nak? bagaimana tes nya?" ucap bu naima pelan mencoba tersenyum menyambut anaknya pulang
"alhdulillah lancar bu, kyky kangen ibu, alhamdulillah ibu sudah pulang, jangan sakit sakit lagi ya bu." sahut rifky menangis bahagia.
"alhamdulillah nak, Allah masih menyayangi ibu dan mengijinkan ibu pulang, kamu sekarang bersih bersih dulu, jangan lupa sholat, ibu mau istirahat dulu." ucap bu naima meminta rifky melakukan apa yang semestinya ia lakukan
"iya bu, ibu istirahat dulu, kalau ibu butuh apa apa ibu bilang saja ya." balas rifky dengan penuh bahagia.
siang itu mentari kembali tersenyum, cahayanya menyejukkan alam semesta. burung burung berterbangan menari lincah melukis kebahagiaan.
nampak di samping rumah Rifky tengah memakan cilok yang baru saja ia beli. rasa gundah tadi pagi yang membuat tak selera makan telah hilang terbayar dengan kepulangan ibunya. dia sangat senang, lega dan berulang kali mengucap syukur atas semua ini tanpa ia sadari bahwa, dunia ini penuh misteri, penuh liku dan fatamorgana.
kebahagian itu, seakan sirna seketika. mentari yang tadinya ceria, tanpa cerita telah redup di selimuti awan hitam. burung burungpun entah kemana pergi, semua berlalu begitu cepat.
"ky..... rifky, masuk nak, ibumu memanggilmu". suara itu begitu parau membuat rifky kaget dan segera masuk menemui ibunya.
Dia kaget seakan tersambar petir melihat ibunya yang sudah enggan membuka mata.
"bu,,, ibu , bangun bu. rifky di sini." linangan air mata tak terbendung lagi. tulang tulangnya seakan lenyap. semua terasa rapuh
"ky.... janji sama ibu, jangan kamu menangis, ibu ingin melihat senyum mu, ibu ingin melihat tawamu, ibu ingin selalu melihat keceriaanmu. janji sama ibu untuk menjadi anak yang kuat apapun yang terjadi. ibu sayang kamu." hanya kata itu yang keluar dari mulut ibu naima.
setelah itu hanya suara lirih ucapan kalimat sahadat yang keluar di sertai senyuman dan air mata.
innalillahi wa inna illaihi raji'un
Dunia terasa begitu gelap buat rifky. penopang hidupnya selama ini, telah pergi dan tak kembali. kekuatan yang sedari tadi menyangga akhirnya tak mampu lagi.
Rifky pun jatuh tak sadarkan diri.
jiwanya rapuh tak mampu menerima kenyataan. untuk pertama kalinya dia harus kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya, orang yang sangat ia cintai.
bersambung,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Bunda kanaya
baru mulai uda di suguhi part sedih
2022-03-09
2
natali
awal sudah terhanyut dalam cerita
2022-01-21
2
renata
awal yang menyedihkan
2022-01-19
4