"Ini billnya Tuan!" seorang pelayan restoran memberikan tagihan makanan kepada pengunjung yang berada di depan Izumi.
Pengunjung itu berjumlah 4 orang dengan penampilan seperti seorang bos eksekutif. Mereka terlihat rapi dengan jas dan dasi yang mereka pakai. Wajah mereka juga terlihat bersih layaknya orang kaya yang berkelas.
"Heh! Kalian bisa berhitung tidak? Kenapa jumlahnya banyak sekali?" salah satu pengunjung protes setelah melihat jumlah tagihan.
"Beb... be... benar Tuan. Memang segitu totalnya." Pelayan itu terlihat ketakutan. Tubuhnya mulai bergetar dengan keringat dingin yang mengucur deras. Tangannya bertaut satu sama lain dan terasa dingin.
Pengunjung itu berdiri dan mencengkeram kerah baju pelayan itu dengan tangan kirinya. Tangan kanannya di pakai untuk menarik dasi kupu-kupu di leher pelayan itu. Kaki pelayan berjinjit untuk mengimbangi tubuhnya yang sedikit terangkat.
"Aku tidak percaya! Pasti ini ada kesalahan! Cepat hitung ulang atau aku panggil bos kamu kemari!" teriak pengunjung itu.
"Ba... baik, Tuan!"
Pengunjung bar-bar itu melepaskan cengkeramannya secara mendadak membuat tubuh pelayan itu terdorong dan hampir menabrak meja di belakangnya.
Apa yang terjadi tidak luput dari perhatian Izumi. Sedari tadi dia ingin maju dan melerai perkelahian mereka namun di cegah oleh Jiro. Kedua pengawal Izumi khawatir jika Izumi membuat keributan di sana.
Pelayan itu menulis ulang makanan yang ada di meja itu. Dia juga menulis harga di samping makanan yang di pesan sesuai dengan yang ada di buku menu. Setelah semuanya tertulis rapi dia mulai menghitungnya dengan kalkulator di ponselnya.
Hasilnya tetap sama karena memang tidak ada kesalahan sebelumnya. Ketiga pengunjung lain saling berpandangan. Sepertinya mereka menyusun rencana jahat pada pelayan itu.
"Oh, jadi benar segitu, ya!" pengunjung yang tadi marah-marah mulai bersikap lunak. Dia melirik ke tiga kawannya.
Mendapat lirikan dari ketuanya, tiga pengunjung lain berdiri di belakang pelayan itu. Salah satunya memegang pisau lipat dan menempelkannya di samping pinggangnya.
"Kurang jumlah harga dari tagihan kami. Atau kami tidak akan membayar sama sekali dan membuatmu masuk rumah sakit sebelum kami pergi!" seru pengunjung yang tadi marah-marah. Suaranya terdengar lembut namun penuh dengan ancaman.
"Ta... tapi... tapi saya harus membayar ganti rugi jika Anda kurang saat membayar tagihannya," jelas pelayan itu.
"Tapi kamu akan selamat. Anggaran saja kamu kecelakaan dan memakai uangmu untuk membayar biaya rumah sakit. Beres kan?"
"Maaf Tuan. Saya punya anak istri yang harus saya hidupi dengan gaji saya. Kalau Tuan meminta saya membayar tagihan Anda, mereka tidak bisa makan selama seminggu."
"Jadi kamu memilih untuk merasakan tajamnya pisau ini!" pengunjung itu mengeluarkan pisau lipat yang sama dengan orang yang menodong pisau di pinggang pelayan itu.
Melihat nyawa pelayan itu terancam, Izumi sudah tidak bisa bersabar lagi. Dia tidak mempedulikan kedua pengawalnya yang terus menggeleng meminta Izumi untuk mengurungkan niatnya. Izumi berjalan mendekati pengunjung dan pelayan yang saling bertikai itu.
Braakkk!
Izumi menggebrak meja. Kelima orang itu spontan menoleh padanya. 'Hanya seorang anak ingusan.' pikir mereka.
"Kamu kenapa Nona kecil? Apa kami mengganggumu?" tanya pengunjung yang kelihatannya merupakan pemimpin dari 4 komplotan itu.
"Sangat! Kalian mengganggu waktu makan siangku! Gara-gara kalian pesananku tidak kunjung datang. Kalian kalau mau sok jagoan pergi cari tempat yang lapang sana!"
"Besar mulut! Salahkan pelayan restoran ini jika pesanan kamu tidak datang. Itu tidak ada hubungannya dengan kami!" pengunjung itu tidak terima.
"Oh... jadi tidak ada hubungannya sama kalian, ya?" Izumi melirik meja makan pengunjung itu yang penuh dengan piring yang sudah kosong. "Kelihatannya kalian sudah selesai makan. Lalu buat apa kalian masih di sini?"
"Mereka belum membayar tagihannya, Nona!" pelayan itu memberanikan diri bicara pada Izumi meskipun para pengunjung berandalan itu menatapnya tidak senang.
Izumi berjalan mengelilingi salah satu pengunjung itu. "Baju kamu mahal, ikat pinggang kamu juga. Em, apalagi jam tangannya. Kelihatannya itu lebih dari cukup untuk membayar tagihannya," ucap Izumi
"Heh, bocah! Kamu pikir ini barang loakan! Ini semua barang mahal. Orang tuamu juga belum tentu mampu membeli arloji ini!" teriak pengunjung itu sombong.
"Aku tahu kalau barang-barang yang kamu pakai itu mahal. Tapi masak iya, cowok sekeren kalian tidak mampu membayar tagihan makanan yang tidak seberapa ini?" ejek Izumi.
"Bukan urusanmu anak kecil! Bos kami tidak jadi datang kemari. Kami tidak membawa uang tunai!" pengunjung itu beralasan.
"Alasan klise. Bos sama anak buah pasti sama-sama kere! Memalukan!" ejek Izumi lagi.
"Kecil-kecil mulutmu pedas juga, ya? Sepertinya orang tuamu tidak mendidikmu dengan benar."
"Apa yang aku lakukan tidak ada hubungannya dengan orang tuaku. Begini saja, aku menantangmu berkelahi di luar. Kalau aku kalah aku akan membayar tagihanmu tetapi jika aku yang menang kamu harus memanggil bosmu untuk membayar tagihanmu dan juga tagihanku. Bagaimana?" tantang Izumi.
"Aku setuju!" tanpa pikir panjang pengunjung itu menerima tantangan Izumi. Tubuh Izumi yang kecil membuatnya berpikir jika akan sangat mudah untuk mengalahkannya.
"Ayo!" Izumi mengajak pengunjung itu keluar dari restoran.
Pengawal Izumi mengikuti majikannya di belakang. Mereka juga bersikap waspada karena bisa saja 3 teman dari lawan Izumi juga ikut menyerang.
"Kamu serang aku dulu, Nona kecil!" seru pengunjung brutal itu.
"Bersiaplah! Hiyyah!" Izumi melepaskan tinju untuk mengecoh lawannya. Saat lawannya menghidar dengan cepat Izumi menggerakkan kakinya untuk melakukan tendangan memutar. Tubuh lawannya terhuyung menahan sakit ketika tendangan Izumi mengenai punggung bagian bawahnya.
Belum puas dengan itu Izumi kembali menyerang dengan teknik tipuan lainnya. Kali ini Izumi memakai teknik elang emas di mana banyak sekali gerakan tipuan dan menyerang dengan kaki. Sepakan, tendangan, dan jegalan Izumi membuat pengunjung itu jatuh tengkurap.
Dengan cepat Izumi naik ke tubuhnya dan memuntir tangannya satu persatu.
"Aaarrrgg!" pengunjung itu berteriak kesakitan saat tangannya dipuntir kebelakang.
Di dalam jaket Izumi selalu membawa beberapa borgol. Dia mengambilnya satu dan memakaikannya di tangan pengunjung itu. Teman-teman pengunjung itu berniat untuk membantu namun di hadang oleh Jiro dan Ren.
"Cepat minta kacungmu untuk menelepon bos kamu kemari atau aku akan menghabisimu!" bisik Izumi di telinga pengunjung itu.
"Siapa kamu sebenarnya, Iblis kecil?" tanya pengunjung itu.
"Panggil saja aku Dewi Kematian! Kamu mau mati atau menuruti apa kataku?!"
"Baik! Heh, kalian! Telepon bos dan minta dia mengirimkan sisa honor kita semalam!" seru pengunjung itu sambil meringis kesakitan karena Izumi masih berada di atas tubuhnya dan menjambak rambutnya.
"Cepat! Tunggu apa lagi!" seru Izumi.
Salah satu teman pengunjung itu akhirnya melakukan apa yang diinginkan Izumi. Bos mereka tidak terdengar marah-marah dan langsung mentransfer uang yang mereka minta. Itu artinya mereka berbohong sebelumnya, mereka sengaja tidak ingin membayar makanan yang sudah mereka habiskan.
Izumi menarik tubuh pengunjung yang sudah babak belur itu masuk kembali ke restoran. Sesekali Izumi menendangnya karena dianggap lamban saat berjalan. Sesampainya di depan kasir Izumi meminta salah satu temannya mengambil dompet dan kartu debitnya.
"Ingat! Bayar pesananku juga!" teriak Izumi.
"Sial!" umpat pengunjung itu.
"Apa kamu bilang?!" Izumi menjambak rambut pengunjung itu lagi. "Kamu pikir aku orang miskin seperti kalian? Ambil kartu kalian kembali!"
Izumi melepaskan jambakan rambutnya dan mendorong tubuh pengunjung itu hingga jatuh terduduk karena tangannya masih terborgol. Setelah itu Izumi merebut kartu milik pengunjung itu dari tangan kasir dan melemparkannya ke wajahnya.
Tangan Izumi merogoh dompet kecil dari saku celananya dan mengeluarkan black cardnya. Bukan untuk pamer karena kartu yang biasa dia berikan pada pengawalnya saat masuk ke restoran tadi. Semua yang ada di sana terbelalak. Mereka tidak percaya jika gadis yang berpenampilan biasa saja itu memiliki black card yang hanya di miliki segelintir orang saja.
"Ren! Masukan dia ke bagasi mobil!" teriak Izumi sambil menunjuk wajah pengunjung itu.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
nurjen
saaaaaasdissss Anissa
sukses bos
2022-06-16
0
Miracle Tree
next kak❤️
2022-01-07
1