Di Jepang
Izumi berdiri di depan gerbang menanti jemputan dari pengawalnya. Tangannya memutar-mutar ponselnya untuk mengusir kejenuhan. Dari arah parkiran terlihat Sora mengendarai motornya dan berhenti di depan Izumi.
"Come on, Baby!" Sora membuka kaca helmnya.
"No! Please, don't disturb me!" ketus Izumi.
Tidak ada kapok-kapoknya, Sora malah menepikan motornya dan berjalan menghampiri Izumi.
"Ayolah! Aku ingin mengenalmu lebih dekat." Sora memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya dan berdiri tepat di hadapan Izumi.
"Aku tidak ingin mengenalmu!" ketus Izumi tanpa melihat wajah Sora. Dia membuang muka ke arah lain.
Seorang siswi dengan pakaian seragam dibuat seksi dan super ketat datang menghampiri Sora. Dua kancing baju teratasnya sengaja di buka hingga menampakkan belahan dadanya. Dandanannya pun bukan seperti seorang siswi SMA.
"Hai, Honey! Aku pulang bareng kamu, ya?" Aiko memeluk lengan Sora.
"Hissh! Cicak!" ucap Izumi sambil melirik jijik Aiko yang menempel pada Sora seperti cicak.
Izumi berjalan meninggalkan mereka namun tangannya di pegang oleh Sora. Dengan sekali hempas pegangan Sora terlepas. Sora ingin mengejar Izumi namun Aiko menghalanginya.
Baru beberapa langkah berjalan, mobil jemputan Izumi datang dan berhenti di depan gerbang. Dia segera masuk ke dalam mobil pergi meninggalkan Sora dan Aiko yang masih terbengong menatap kepergiannya.
"Lepasin!" hardik Sora sambil menatap tajam ke arah Aiko.
Keberadaan Aiko tidak dihiraukan oleh Sora. Dia berjalan meninggalkannya dan menaiki motornya.
"Sora! Siapa, sih, gadis culas itu? Apa menariknya dia? Cantikan juga aku!" teriak Aiko tak terima Sora mengacuhkannya.
Tidak ada jawaban dari Sora. Dia hanya melirik Aiko sebentar lalu memakai helmnya. Aiko memegang bahu Sora ingin membonceng di belakang namun Sora menepis tangannya dan melajukan motornya tanpa bicara apa-apa.
"Cewek sialan! Hati-hati saja kamu! Aku akan membuat perhitungan denganmu!" Aiko berjalan ke halte bus sambil terus mengumpat.
Di halte bus dia bertemu dengan gengnya Sora. Yutaka, Daiki, dan Ryuu sedang menunggu bus sambil berkelakar. Tawa mereka terhenti ketika melihat Aiko datang mendekat.
"Hai, Guys!" sapa Aiko setelah berdiri di hadapan geng Sora.
"Hai!" jawab Yutaka singkat.
"Boleh aku duduk?" tangan Aiko mengibas, meminta murid lain bergeser untuk memberinya tempat duduk.
"Hmm." angguk Ryu yang duduk berada paling tepi.
"To the point saja Aiko, ada apa kamu mendekati kami?" tanya Yukata.
Mereka bertiga tahu jika sudah sejak lama Aiko mengejar-ngejar Sora. Sudah bisa di tebak jika kedatangannya pasti juga tidak jauh dari itu. Tidak mungkin Aiko datang mendekati mereka tanpa tujuan.
"Kamu tahu jika Sora mendekati anak baru?" tanya Aiko.
"Sudah ku duga. Kamu pasti akan menanyakannya." Yutaka tersenyum kecut.
"You kalau ngomong suka bener, Yuka!" ucap Ryuu yang di sambut tawa kedua temannya.
"Ah, kalian sama saja!" Aiko mendelik kesal.
"Kamu mau tahu tentang apa? Kami juga belum mengenalnya," jujur Yukata.
"Sepertinya Sora sangat perhatian padanya. Cantikan juga aku!" Aiko mengibaskan rambutnya.
"Heh! Ngacanya yang bener. Kemana-mana juga cantikan Izumi!" ledek Ryu.
"Oh, jadi namanya Izumi. Dari namanya saja sudah terdengar kampungan!" balas Aiko.
"Otak kamu agak geser, ya! Pantas Sora ogah deket-deket sama kamu." Daiki tidak terima idola mereka di bilang kampungan.
Kedatangan Izumi membuat mereka terpukau dengan pesonanya. Baru sehari dia di sana sudah mampu mencuri perhatian banyak mata. Bukan hanya wajahnya yang menawan tapi keberaniannya melawan Sora membuat mereka terpikat.
"Aku pengen tahu sehebat apa dia sampai-sampai Geng Naga bertekuk lutut padanya," ujar Aiko.
Geng Naga adalah geng yang dipimpin oleh Sora. Sebenarnya anggotanya bukan hanya empat orang, banyak anggota lain namun tidak sedekat mereka bertiga. Anggota lain hanya bersama Sora di waktu-waktu tertentu saja.
"Coba saja! Aku pastikan kamu akan menyesal sudah berani menantangnya." Yukata tidak mau ambil pusing dengan apa yang akan dilakukan oleh Aiko.
...
"Jiro! Ren! Langsung ke markas saja!" seru Izumi.
"Baik, Nona!"
Izumi menutup pembatas mobil bagian depan dengan belakang. Kedua pengawalnya biasa duduk di bagian depan karena mereka tahu jika Izumi suka berganti baju di dalam mobil seusai pulang sekolah. Tidak mungkin Izumi pergi ke markas Goritzma memakai pakaian seragam sekolah.
Penampilan Izumi yang kasual tidak menampakkan dirinya sebagai Princess Goritzma. Penampilannya yang cantik dan menarik membuatnya begitu mudah mengecoh lawannya. Hampir semua misinya selalu berhasil dengan cepat dan rapi.
Satu kelemahan Izumi, dia sangat ceroboh dan kurang perhitungan. Izumi terlalu buru-buru dalam menyelesaikan misi. Beruntung nasib baik selalu berpihak padanya.
"Jiro! Aku lapar!" seru Izumi setelah membuka pembatas mobilnya.
"Nona mau makan apa? Saya pesankan sekarang," ucap Jiro sambil membuka aplikasi di ponselnya.
"Tidak! Kita pergi ke rumah makan biasanya saja!" Izumi sudah merasa sangat kelaparan.
"Ren! Ke rumah makan biasa!" Jiro meminta Ren memutar haluannya.
"Siap!" Ren menurut saja.
Meskipun masih belia, Izumi tidak kira-kira jika memberi hukuman. Pernah suatu ketika Ren terlambat datang untuk mengantarnya ke pesta ulang tahun temannya, Izumi sangat marah. Sepulang dari pesta Izumi mengikat kakinya di atas dan mencambuknya seratus kali. Benar-benar kejam.
Itu tidak seberapa, pernah suatu ketika Jiro salah saat membelikan makanan kucing kesayangannya. Izumi memintanya untuk menghabiskan makanan itu hingga habis saat itu juga. Bisa di bayangkan betapa mual dan jijiknya Jiro memakan makanan itu. Setelah itu Jiro di rawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Hiro selalu memanjakan Izumi dan tidak pernah menentangnya melakukan apa yang dia mau. Berbeda dengan Hiro, Ryuki ingin putrinya sedikit lembut dan feminim seperti dirinya. Tidak ingin mengecewakan maminya, Izumi sering memakai dress di rumah agar maminya merasa senang.
Mobil Izumi berhenti di sebuah restoran langganannya. Sebelum turun Izumi memakai kacamata hitamnya dan mengikat rambutnya. Celana jeans panjang sobek dengan kaos gombrong berwarna silver membuat penampilan kasualnya terkesan santai. Tidak lupa dia juga memakai jaket kulit berwarna hitam yang berisi beberapa macam senjata rahasianya.
Kedua pengawalnya selalu mengikutinya kemanapun dia pergi. Selain Jiro dan Ren, ada beberapa pengawal bayangan yang selalu mengikuti dan mengawasinya dari jauh. Izumi tidak tahu menahu tentang itu. Hiro benar-benar memperhatikan keselamatan Izumi layaknya seperti putri kandungnya sendiri.
"Ren! Jiro! Kalian pesan makanan yang kalian suka! Aku pesan ini saja!" Izumi memberikan secarik kertas dan kartu debit pada Ren.
Seperti biasa, Izumi memilih tempat duduk yang berada di pojok ruangan dan dekat dengan pintu keluar. Tujuannya untuk memantau seluruh ruangan dan mengantisipasi bahaya. Sebagai seorang putri mafia bahaya selalu mengancamnya dimanapun dia berada.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
nurjen
Wis international
2022-06-16
0
Rozh
semangat 💓
2022-02-09
0
Miracle Tree
akankah umpatan brubah jadi ungkapan🤭
2022-01-07
0