Hari ini, aku ingin pergi jalan-jalan. Aku sangat ingin membuang jauh-jauh kenanganku, sungguh aku sangat tersiksa karenanya. Oh Tuhan, aku ingin semua ingatanku tentang Bima hilang lenyap seperti debu tertiup angin.
Erina bersiap-siap untuk pergi ke luar kota, dia ingin menghabiskan weekend nya sendirian. Dia sudah mem-booking tiket kereta dan Hotel untuk dua hari.
Lima jam perjalanan dilewatkan Erina tanpa ada sesuatu yang istimewa. Melakukan traveling seorang diri memang butuh keberanian khusus untuk seorang gadis seperti Erina. Dia bukan gadis yang suka keluyuran sendirian, tapi kali ini dia benar-benar ingin liburan seorang diri. Dan juga ingin menghindar dari berita tentang Bima. Karna tepat hari ini orang tua Bima menggelar acara lamaran untuknya. Dan itu sungguh membuat sesak dada Erina.
Bruuuuk....
Seseorang tak sengaja menabrak Erina yang sedang menunggu taksi online. Seorang laki-laki dengan wajah dingin menatap Erina lekat-lekat.
"Hmm... Kamu tidak minta maaf?" kata laki-laki dingin itu.
Apa-apaan orang ini, dia yang menabrak kenapa aku yang minta maaf.
Erina masih diam dengan sedikit melotot ke arah laki-laki itu.
"Maaf, anda yang menabrak kenapa saya yang minta maaf!" Erina meninggikan nada suaranya. Sepertinya laki-laki itu tidak suka jika dia disalahkan.
"Beraninya kamu? Kenapa laki-laki sekeren aku harus minta maaf!" ucap laki-laki itu dengan nada datar. Erina mulai kesal dengan laki-laki yang dihadapannya itu.
Masih ada ya, orang seperti ini. Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam,
gumam Erina dalam hati.
Taksi online pesenan Erina berhenti tepat di depannya.
"Nona Erina ya?" tanya sopir memastikan.
"Iya Pak, benar saya!" Karena sangat kesal dengan laki-laki itu Erina pun tak menghiraukan nya lagi. Dia segera masuk mobil dan menutup mobil nya.
"Dasa gadis kurang ajar, kamu belum tahu berhadapan dengan siapa?" Laki-laki itu kesal sendiri karna tak digubris Erina.
Erina, akan kuingat nama itu dan akan ku pastikan kita akan bertemu lagi, gumamnya dengan tersenyum smirk.
🍁🍁🍁
Erina telah sampai di hotel, Erina memang sengaja mem-booking hotel bintang lima. Dia benar-benar ingin menikmati hidupnya dan melupakan sejenak masalah yang tengah Ia alami saat ini.
Jika mama papa tau, aku menginap di hotel ini. Mungkin mereka bisa pingsan. Masa bodoh, tabunganku aku gunakan untuk menikmati hidup. Toh, nanti aku bakalan nabung lagi dan aku tak pernah lupa untuk menyisihkan uang untuk mama.
Erina sudah sampai di kamar hotel, dia merebahkan tubuh di kasur yang super empuk menurutnya.
Drrrrtttt ... drrrrttt ... drrrrttt....
Erina segera mengambil ponsel ditasnya.
Degg....
Sampai di hari pertunangannya pun Bima masih sempat-sempatntya menghubungi Erina.
Kenapa dia masih bersikeras menghubungiku, apa yang dia inginkan? Melihatku lebih hancur lagi.
Perlahan airmatanya menetes di pipi nya. Dengan ragu Ia menggeser layar ponsel nya dan mengarahkan benda pipih itu di telinga kiri nya.
"Ada apa lagi Bim? Aku kan sudah bilang jangan menghubungiku lagi. Semua demi kebaikan kita Bim!" Suara serak Erina menahan isak tangis terdengar begitu jelas.
"Rin, aku benar-benar ingin mati saja hari ini. aku tidak bisa menerima pertunangan ini, aku tak bisa hidup tanpamu Rin," ucap Bima putus asa.
"Sudahlah Bim, kamu hanya menyakiti dirimu saja. Kita tak akan bisa bersama. Itulah kenyataannya, kamu bukan jodohku. Dan mungkin inilah yang terbaik untuk kita Bim!" Erina lalu menutup telfon dan menangis sejadi-jadinya.
Toh, disini aku sendiri kan. Aku bisa menangis sepuasku tanpa ada yang tau.
🍁🍁🍁
Erina terus menangis sampai dia tertidur, hari mulai gelap. Erina terbangun dengan mata sembab dan berat. Dia bergegas mandi dan berniat untuk mencari udara segar.
Di loby, Erina melihat banyak orang berlalu lalang keluar masuk hotel.
Ya, ini kan akhir pekan jelas saja hotel ramai orang liburan. Dan aku kesini kan bukan untuk liburan tapi untuk lari dari kenyataan. Sungguh malang sekali hidupku.
Erina menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan menampar-nampar pipinya pelan.
Seseorang yang dari tadi mengawasi Erina. melangkah menghampirinya. Merasa ada orang yang mendekat Erina langsung menoleh ke arah orang tersebut.
"Hah, kamu?" Erina kaget setengah mati, orang yang sok keren itu satu hotel dengannya.
"Hey gadis yang bernama Erina, kamu masih berhutang maaf padaku!" kata laki-laki itu sambil menunjuk ke Erina.
Darimana dia tahu namaku, aku kan tidak bilang apa-apa tadi. Bahkan menyebut nama saja tidak. Apa orang ini paranormal atau upnormal si? Dan seperti nya orang ini gila dengan kata maaf.
"Baiklah, walaupun aku tidak merasa bersalah sama sekali. Dengan berat hati aku akan minta maaf atas perbuatan yang tidak aku lakukan." Erina tak mau memperpanjang masalah dan berharap laki-laki itu segera pergi darinya.
"Eh, bilang apa kamu? Kenapa kamu berat hati minta maafnya, kamu gak tulus ya?" ucap laki-laki itu dengan nada kesal.
Apaan si ni orang. Ada ya manusia kayak gini,
gumam Erina dalam hati.
"Kamu gila maaf ya. Aku kan sudah minta maaf, kenapa kamu besar-besaran sih? Toh, kamu yang salah kenapa juga aku yang minta maaf. Dasar orang aneh!" Dan sekali lagi Erina meninggalkan laki-laki itu tanpa permisi.
Kali ini laki-laki itu membiarkan Erina berlalu meninggalkannya. Dia tersenyum tipis, entah apa yang direncanakannya. Tapi Erina sudah berjalan jauh meninggalkan nya dan tak menghiraukan laki-laki aneh itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
HRSNYA LO BLOKIRLH NO BIMA...KLO GK LO PSTI BIMA AKN GANGGU LO TRUS
2023-04-03
0
Andhira Arni
nyimak dulu thor
2023-01-09
0
༄༅⃟𝐐•ωαƒєяqυєєη❤💜
aku nyimak dulu ya thor 🙏
2022-03-01
0