Botol Mini

“But this is not ***. Just a kiss, Nar. Tidak lebih dari itu!” protes Randy.

Sepertinya lelaki itu sudah tidak dapat lagi menahannya. Sudah hampir dua tahun menjalin kisah asmara. Namun, ia sama sekali tidak bisa menyentuh Nara. Gadisnya itu terlalu teguh, terutama pada pendiriannya. Tidak ingin berciuman sebelum janji suci diikrarkan. Hanya boleh menyentuh pipi, dan kening sebagai ungkapan sayang. Sementara bibir, Nara hanya akan memberikannya setelah pernikahan. Di malam pertama.

“Randy, that’s my principle. So please . . . appreciate.” mohon Nara, dengan harapan kekasihnya itu dapat mengerti posisinya.

Bagi Nara ciuman bibir itu sangat berharga. Ia ingin first kiss nya itu diserahkan kepada sosok yang benar-benar tepat. Kelak, yang menjadi jodohnya. Bukannya tidak cinta kepada Randy. Namun, ini adalah prinsip. Sebesar apapun rasa cinta Nara pada Randy. Gadis itu tetap tidak ingin melawan prinsipnya. Memegang teguh pendiriannya.

Randy tidak menjawab. Nara merasa sesuatu yang aneh mulai menyerang tubuhnya. Hawa yang mulanya sejuk. Perlahan berubah hangat. Berangsur-angsur menjadi panas.

“Ran, aku pulang.” Nara bangkit dari duduknya, setelah tadi mengambil high heels dan juga clutch bag miliknya.

“Tidak bisa. Kau harus tetap di sini, Nar,” cegat Randy. Tidak membiarkan Nara pergi.

“Tapi aku merasa tubuhku tiba-tiba saja panas. Aku sakit, Ran.” desah Nara. Meminta pengertian. Menyeka dahi yang entah sejak kapan mengeluarkan keringat?

Randy menyeringai. Sepertinya lelaki itu tau kenapa Nara bersikap seperti itu. Dan . . . itulah harapannya. Randy mencengkeram pergelangan tangan Nara. Menariknya. Menjatuhkan tubuh Nara ke sofa.

“Randy, apa yang kau lakukan?!” teriak Nara.

“Kau tidak boleh pergi.” Randy menatap tajam.

“Aku sakit. Tubuhku ingin istirahat. Aku harus . . . ah!” tanpa sadar Nara mende sah. Tubuhnya sudah sangat-sangat panas sekarang. Menggigit kecil bibir bawahnya.

Randy menarik garis sudut bibirnya. Tersenyum tipis, menatap remeh pada Nara. Mendekati Nara, duduk rapat disampingnya.

Merasa ada yang janggal dengan dirinya. Nara bertanya,-

“A-apa kau mencampurkan sesuatu ke dalam minuman ku?”

“Menurutmu?” Randy mengangkat sebelah alisnya. Nara memicingkan mata. “Ok, I will answer it. Benar aku membubuhkan sesuatu ke dalam minumanmu. Dan . . . kau mau tau apa itu?” Randy memasukkan tangan kanan ke saku jas nya. Mengambil sesuatu dari sana. Randy memamerkannya. Menggoyang-goyangkan isinya di depan wajah Nara. Sebuah botol kecil yang Nara sangat tau fungsinya untuk apa.

“Kau__”

“Apa? Tidak senang? Hahahaha . . . .” menyela. Randy tertawa. “Kau itu wanita sok suci, Nara. Dan aku sudah sangat muak!” Randy membelalakkan mata. “Sudah hampir dua tahun kita menjalin hubungan. Tapi apa yang ku dapat? Kau sama sekali tidak pernah memberikanku ‘hak’ sebagai seorang kekasih.”

“I only want to have sex’ after marriage, Ran, dan kau tau itu.” Nara berujar sambil menyilangkan kedua tangannya. Membekap dada. Guna menentralisir rasa tidak nyamannya. “Sebelumnya, kita bahkan sudah berulang kali membicarakan hal ini. Dan kau setuju,” sambung Nara.

“Ck.” berdecak. Randy tertawa. “Kau terlalu naif, Nara.” Menjeda. Menggeleng pelan. Randy kemudian menyugar rambut depannya ke belakang. “Aku ini lelaki dewasa, dan kau tau itu.”

“Lantas?”

“I need ***’, aku ingin melakukannya.”

“You’re crazy,” desis Nara. Memalingkan muka.

“Aku pria normal!” tekan Randy.

“Kalau begitu cari saja pe la cur  untuk memuaskan hasratmu!”

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

pilihan yg bagus Nara👍🤗

2022-06-17

0

Dzuriyah1696

Dzuriyah1696

podo murah ane

2022-02-06

0

Wasni

Wasni

Nara 👍👍👍👍

2022-01-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!