" Menikah dengan saya " jawaban yang berhasil membuat Laras mematung. Apa dia harus senang karena yang melamarnya adalah bosnya CEO dari Anastasia Corp atau mungkin tidak. Bagaimana jika bosnya itu hanya menginginkan keperawanan nya. Seperti bos-bos nya di perusahaan terdahulunya
" Sa.. " belum sempat Laras menjawab nya
" Jangan buru-buru mengambil keputusan, kau bisa memikirkannya terlebih dahulu ". Jangan sampai kamu menyesel menikahi orang posesif seperti nya. " Tapi saya sarankan agar jangan terlalu lama ". Melihat kondisi ibumu sekarang.
Laras mendongak dan menatap netra Andra, dia harus memastikan sesuatu. Dan yang dilihatnya hanya suatu ketulusan, entah itu ketulusan membantu nya atau ketulusan yang lain. Setelah beberapa saat, Laras kembali menunduk dan diam beberapa saat, sampai akhirnya dia menjawab " baik pak, saya akan menjawab nya setelah sholat dulu ". Meminta petunjuk kepada yang maha kuasa memang keputusan paling tepat
" Hmmm baik, sholat lah dulu ".
Laras pun bergegas ke musholla rumah sakit itu.
Setelah Laras sudah tidak terlihat lagi, Andra kemudian duduk di kursi depan ruangan kamar bu Aminah. Alan yang tadinya hanya mengamati akhirnya mendekat dan meminta penjelasan.
" Wisss gila lo... " Duduk di samping Andra
" Gila apaan sih ". Datang-datang langsung cacian yang di lontarkan
" Baru pertama ketemu langsung di ajak nikah , baru sebentar gue tinggal suasananya udah gak ketolongan ". Waras kan?
" Gue udah kenal dia udah dari dulu, lo ajah udah liat latar belakang nya kan ". Jadi stop komen. Yah, Andra dan Alan sudah berhasil menelusuri latar belakang Laras, sangat mudah karena Laras memang hanya rakyat biasa.
" Lagian nih, jadi cowok tuh, perasaannya jangan ditahan-tahan. Pepet ajah ". Memberikan saran yang bisa dibilang berguna
" Yaelah... Kalo diterima sih Alhamdulillah, syukurkan.Tapi kalo ditolak syukurin ". Alih-alih memberi semangat, malah menciutkan semangat nya.
Andra terdiam beberapa saat " ah... Udah ah.. capek gue ngomong sama lo " ingin pergi dari tempatnya.
" Mau kemana? "
" Sholat. Berdoa, semoga gue di terima " dan termakanlah perkataan sahabatnya itu. Andra pun meninggalkan Alan yang sempat termangu. Tidak percaya seorang Andra akan termakan candaannya
" Woi.. tungguin ".
Selesai sholat.
Sekarang, tepatnya di depan ruangan Bu Aminah.
Terlihat tiga orang dewasa, suasana di sekitar nya sangat canggung.
Apalagi wanita disitu, terlihat seperti di interogasi. Apa kau pelaku pembunuhan nya, seharusnya di tanyakan seperti itu. Tapi sayang, ini bukan novel misteri, melainkan novel romantis. Jadi pertanyaan nya.
" Bagaimana? Apa kau bersedia menerima lamaran saya? ". Ucapnya memecah kecanggungan. Memangnya tadi lamaran yah.
" Pertama saya ingin mengajukan pertanyaan pak" gugup laras. Tinggal terima ajah gampang kan. Ah.. author kau terlalu buru-buru
" Hmm silahkan " menaikkan satu alisnya. Kumohon hentikan sikap sok kerenmu. Ya, walaupun memang keren sih.
" Ke.. kenapa pak Andra, ingin saya menikah dengan anda? Saya tidak terlalu cantik, bahkan keluarga saya dari kalangan bawah ". Dalam satu tarikan nafasnya dia mengatakannya. Hati-hati dia mengatakan nya. Oh.. ayolah, kau terlalu merendahkan dirimu
'Karena aku mencintaimu laras, dan juga kau sangat cantik' inginnya dia mengatakannya. Tapi, diurungkan nya. Gengsi masih menguasainya.
" Karena aku ingin, itu saja ". Singkatnya. Menandakan bahwa sudah tidak ada jawaban lain.
'kau terlalu merendah laras, cantik dibilang jelek. Dan juga nih sih bos katanya jangan ditahan, ini malah Ditahan. Ah udah deh' Alan memutar bola matanya, muak melihat tingkah bosnya plus sahabatnya.
'wa.... Sombong banget..., Astaghfirullah nyebut Laras, bersyukur-bersyukur. Untung pak Andra mau bantu. Oke! Aku udah dapat jawaban nya'
" Baik pak, saya terima bantuan.... Eh! Lamaran dari pak Andra ". mencoba menjawab dengan mantap, agar tidak terlihat gugup atau di paksakan.
" Oke. lan! " wajahnya yang datar diluar sungguh mampu menipu orang yang melihatnya. Tapi, bagaimana perasaan nya sekarang? Oh, jangan ditanya. Kalau di dunia ini tidak ada yang namanya gengsi, sudah jungkir balik Andra sambil guling-guling dia di koridor rumah sakit, meluapkan kebahagiaan nya saat ini. Oh, mungkin dia lebih memilih sujud syukur sampai jidatnya berdarah.
Alan yang dipanggil pun, mengerti apa yang diminta oleh bosnya. Dengan sigap Alan menyodorkan kearah Laras sebuah amplop coklat.
Laras menjadi bingung 'surat apa tuh? Bukan surat nikahkan'
" Ambil dan tanda tangani, kau bisa baca dulu " jangan langsung di tanda tangani.
Laras pun mengambil amplop coklat tersebut dan membuka nya. Laras membuka amplop itu dan mengambil satu kertas di dalamnya.
Dan dibaca nya baik-baik.
Setelah beberapa saat, kening Laras mengkerut.
" Ini?... Maksudnya apa pak? ". Ragu Laras bertanya. Apa-apaan ini
" Seperti yang tertulis disitu, kamu harus melakukan apa yang dikatakan di surat itu. Oh, tenang saja, saya juga pasti akan melakukan nya" jawabnya santai. Memangnya isinya apa sih.
Laras membeku 'apa-apaan ini, dia kira aku wanita apaan, dia kira aku wanita malam apa'
Bagaimana tidak, isi surat itu sungguh. Ah, kita baca sendiri saja.
_________________________________________________
PERJANJIAN NIKAH
Pihak yang terlibat
Pihak l (Muhammad Andra Ansari)
Pihak ll (Nur Larasati Hidayah)
Isi perjanjian:
Setelah menikah, pihak ll harus menjalani perannya sebagai tugasnya dengan sungguh-sungguh, dan begitupun dengan pihak l, harus menjalani perannya dengan sungguh-sungguh.
Pihak l berhak menagih hak nya, dan pihak ll harus menyetujui nya tanpa paksaan
Pihak ll dilarang mempunyai hubungan diluar pernikahannya. Dan pihak l juga dilarang mempunyai hubungan lain diluar pernikahannya.
Pihak ll harus mau melahirkan anak dari pihak l tanpa paksaan
Mereka akan menikah saat bu Aminah sadar.
Jakarta 20xx
TTD l TTD ll
_________________________________________________
Siapa yang tidak termangu membaca surat perjanjian itu.
Isi suratnya seperti mengajarkan Laras menjadi istri yang baik, bukan hanya Laras para pembaca juga sudah tau itu bukan.
Bahkan, tanpa ada surat perjanjian pun Laras tetap akan berperilaku yang baik menjadi seorang istri. Yah, walaupun mungkin perjanjian yang kedua cukup memaksa, tapi tetap Laras akan jalankan sebagaimana dalam syariat agamanya. Sedangkan yang kelima mungkin sedikit buru-buru, tapi bagaimanapun dia hanya bisa menurut saja.
Belum nikah saja sudah posesif, bagaimana kalau sudah menikah? Ah.. itu kita pikirkan saat mereka sudah menikah.
'bos, jujur nih yah, gw malu punya bos ama sahabat modelan kaya gini. Udah tau Laras sifatnya bagaimana, ini malah di kasi surat perjanjian yang isinya haahhhh udah deh, capek gue mikirnya'.
" Tapi saya tidak ingin pernikahan ini di ketahui oleh orang lain ". Ucap Laras gugup. Bagaimana jika nanti Laras jadi bulan-bulanan para wanita diluar sana.
" Hmmm ". Berfikir sejenak " jadi kita tidak bisa mengadakan resepsi pernikahan nya? ".
" I.. iya pak ". Gugup Laras, berdoalah semoga bosmu tidak marah.
" Haaah.. baiklah ". Terdengar sedikit helaan nafasnya. 'sabar ajah dulu, lambat laun juga bakal ada yang tau'.
" Bapak setuju? ". Laras tidak percaya dengan apa yang di katakan Andra, tapi di angguki oleh Andra. " Kalau begitu apa saya masih bisa bekerja di Perusahaan pak? ". Tanya nya lagi. Sudah mulai banyak maunya.
" Itu terserah kamu ". Jawabnya pasrah. 'asal gue gak ngekang ajah dulu'.
Laras tersenyum dan dengan cekatan Laras menandatangani nya, ragu? Tentu tidak. Tidak ada yang dirugikan dalam isi perjanjian itu.
" Apa kau tidak ragu? " Tanya Andra terkejut melihat bagaimana cekatannya Laras menandatangani nya tanpa beban terlihat
" Iya pak, saya tidak ragu " jawabnya mantap 'siapa yang ragu kalo isi nya cuman bergini' mencoba untuk tersenyum, walau sebenarnya Laras ingin tertawa, tapi ditahannya. Karena hal itu membuat wajah Laras seakan tersenyum terpaksa.
" O.. oh " hanya itu yang bisa di jawabkannya. Dia memperhatikan wajah Laras 'maaf Laras hanya dengan begini agar kau bisa terikat denganku'. Simpan rasa bersalahmu itu, karena itu tidak diperlukan.
" Hahahaha..... " Tawa keras keluar dari mulut Alan. " A... Aduh bos udah, ekspresi nya jangan dibuat gitu pfff hahhah ".
" Hahaha " laras pun ikut tertawa. Tawa yang tadinya di tahan akhirnya lepas saat melihat Alan tertawa. Siapa yang tidak tertawa melihat wajah Andra yang terlihat sangat bersalah. Padahal rasa bersalah nya itu sama sekali tidak dibutuhkan
Wajah Andra seketika menjadi bingung. Ada apa sih, mungkin itu yang terlihat dari mimik wajah nya.
" Ehem.. " Andra muak melihat dan mendengar tawa mereka berdua. Serasa dunia milik mereka berdua.
Saat mendengar deheman dari bosnya, mereka berdua pun terdiam
" Udah? " Terlihat jelas wajah kesal Andra " ada yang salah dengan wajah saya hmm? " Mana mungkin kan secara disitu dia yang paling tampan.
Mereka berdua geleng-geleng Dengan cepat. Kekompakannya datang tiba-tiba.
'bukan wajah bos yang salah tapi isi perjanjiannya' batin Laras dan juga Alan bersamaan. Hei, sudah kukatakan kekompakan mereka datang tiba-tiba.
'pak Andra ini pintar tapi bodoh yah' astaghfirullah berhentilah menghina bos mu.
" Haaaah.. mending ibu Aminah di operasi dulu, baru kita menikah. Walau bagaimanapun saya juga butuh restu " tapi kalo tidak selamat, yah tetap harus menikahkan.
" Ah.. benar juga "
Operasi bu Aminah pun berjalan dengan hikmad.. eh! ralat Maksudnya berjalan dengan tegang di luar kamar pasien dan jika bertanya bagaimana di dalam kamar pasien? Entahlah tidak ada yang tahu. Mungkin hanya dokter dan beberapa perawat yang melakukan operasi.
TBC
Tinggal kan jejak kalian. like, komen dan vote nya☺️.
serius loh ini, author capek nulis nih. yah, malah curhat *_*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
KELIHATAN SEPELE PERJANJIANNYA, TAPI PERHATIKAN YG NO 2, PIHAK KE 2 DILARANG MMPUNYAI HUBUNGAN DILUAR PERNIKAHAN, TRMASUK ANDRA JUGA, APALAGI PERNIKAHAN DIRAHASIAKN, APA KAH ADA JAMINAN YG KLO TK ADA YG GODA LARAS YG CANTIK, APALAGI ADA KARYAWAN PLAYBOY SI KEVIN MAHENDRA, DN APA TDK ADA JUGA WANITA YG AKAN GODA ANDRA YG TAMPAN..
2022-07-22
0
Opick Cynkcibehsllu
lanjuut thor Lucu critanya
2022-02-10
1