" Aini kau membuat masalah besaL!" ujar Sansan
" ini idemu, kenapa kau menyalahkan kakakku?" Fahad tidak terima.
" Huhhhh, siapa suluh kakakmu bodoh!"
" Kau yang bodoh!"
" Huhuhuhu maafkan Aini, lalu bagaimana dengan abang Suhail???, dan Julius? huhuhu!, Julia juga!" menangis ketakutan.
" Kalian Di sini, aku akan mengalihkan Lebah itu!"
" Jajangan!" Aini memegangi tangan Sansan.
" Ya jangan, itu berbahaya!" Fahad juga Tidak tega meski Sansan mengesalkan.
" Sudahlah, kalian tetap di sini!"
Sansan tak tahan melihat Suhail dan Julius yang tenggelam muncul tenggelam muncul.
Sansan segera berlari sambil berteriak -teriak
" Woiii lebah aku di sini weeeek!" Lebah itu segera berlari ke arah Sansan.
" Sansan!" Putra semakin panik.
" Kak putla cepat tolong Abang Suhail dan Julius !, Julia jangan belgelak!" teriak Sansan sambil berlari ke arah yang jauh dari mereka.
"astaga anak itu, tidak bisa tidak membuat masalah!" Putra segera menyelamatkan Julius dan Suhail.
Aini dan Fahad segera memberitahu Savina karna rumah Savina lebih dekat.
" Bibi bibi tolong...!"
" eh kalian kenapa?"
" Bibi cepat kehalaman depan!" menarik dengan terburu.
Savina pun mengikuti Aini dan Fahad keluar,
"oh, tidak Suhail, ...Julius...putriku!" Savina sudah ketakutan melihat kedua putranya lemas basah kuyub, dan putrinya menangis ketakutan.
" Ayo panggilkan paman di rumah Om Bram!" ujar Savina panik, karna suaminya sedang berbicara hal penting di sana.
...----------------...
" Aihhh...Sansan kau slalu membuat masalah!" Sasha sangat kesal.
" huhuhu Ayah sakit...ayah halus menangkap lebah - lebah sialan itu belaninya main keloyokan huhuhuhu!" mengabaikan Sasha dan mengadu pada Ayahnya.
" hei, bunda sedang bicara denganmu!"
" Huaaaaaa ,ayah lasanya pantatku panas..huhuhu!"
" Kau ini....!"
" Sayang, masuk dan istirahatlah...tenangkanlah dirimu!, aku akan mengurus Sansan!"
" Kau itu slalu membelanya, makanya dia tidak bisa belajar dari kesalahannya!"
" lihatlah, kau seperti membicarakan dirimu sendiri!"
" Sayangggg....!!!!" tidak terima.
"nyonya, tenanglah... tuan pasti memiliki Cara sendiri untuk menangani nona kecil, mari masuk nona!" mbok Yem...menggandeng Sasha masuk ke dalam kamarnya.
" Sansan, di mana lagi yang sakit ?"
"hanya di kening saja ayah!"
" Hemmm...tahanlah biar ayah mengeluarkan racunnya!"
Sansan diam, yang berarti mengerti,...
" Aaaaaaagggggg!"
" Sudah selesai, jaga lukanya jangan terkena air, ayah akan oleskan pasta gigi untuk meredakan rasa sakitnya, ayo tidurlah!"
" Ayah, beljanjilah untuk menangkap lebah - lebah itu dan menumisnya !"
" Ayah berjanji!"
" Ayah, Sansan mencintai Ayah dan bunda!"
" Ayah tahu, cepatlah tidur!"
" ayah maafkan Sansan!"
" Ayah sudah bosan menampung kata maafmu dan bundamu, jika kata maaf itu laku dijual maka Ayah akan sangat kaya!"
" Lalu Sansan halus bagaimana ayah?"
" Tidak harus bagaimana - bagaimana, lakukan apapun yang kau mau!"
" Ayah telbaik!"
" heheh apa pantatmu benar terluka?"
" Sansan belbohong ayah!"
" Jangan suka berbohong lagi, belajarlah berkata jujur meski itu mengancam nyawamu!"
" Ya ayah...!"
" kita bicarakan masalahmu besok di ruang keluarga istirahatlah!"
Bram menyelimuti putrinya dan mencium pipi putrinya.
" Ayah bunda pasti sedang kesal!"
" Hahahahha, sudah pasti ayah akan merayu bundamu dulu, kalian itu adalah harta paling berharga untuk ayah, selamat malam!"
" Kalau begitu cepatlah ayah!"
" Okey, ...!"
Bram segera kembali ke kamarnya, ya seperti biasa Sasha sangat tidak ingin tersaingi soal kasih sayang Bram, meskipun itu putrinya sendiri...
ya mau bagaimana lagi, dia melahirkan Sansan diusia belia, ...belum puas menikmati masa remaja dia harus menjadi seorang istri, belum puas menjadi seorang istri dia harus sudah menjadi IBU muda, dan harus membagi kasih sayang orang yang dicintainya kepada putrinya
menjadi Bram itu tidak mudah bukan?
istri dan anaknya selalu membuat masalah kapan saja, dia harus menyiapkan mental baja untuk kelakuan istri dan anaknya.
itu juga kesalahan yang harus ditanggung dan dinikmati oleh Bram.
Semoga tetap gemuk ya Bram....
...----------------...
Ruang keluarga Pratama.
" Aigo...setiap hari ada ada saja...!" Jovan mengelus dada.
" Bagaimana keadaan Suhail dan Julius kak?" tanya Vevey khawatir.
" Mereka baik - baik saja hanya saja Julius sangat marah pada Suhail karna mendorongnya ke kolam!"
" Aduh, kenapa Julius tidak mau mengerti niat kakaknya itu untuk menolongnya!, bukan mencelakainya!, aku sudah menjelaskan, tapi malah dia mengira aku hanya sayang Suhail!" Nathan memegangi kepalanya.
" A duh....keras kepalanya sama dengan kakak!" ujar Jovan.
" ya sudah ini kemana Sasha dan Bram?" Tanya Vevey.
" menjeput putrinya sekolah jam segini!"
" Ya udah kamu Kumpulkan anak kita yang sudah ada dulu!, Sansan itu sudah pasti garda terdepan dalam kasus ini!" ujar Jovan menebak.
" aku akan sangat kesulitan menjadi Bram!" Ujar Nathan.
" haha a hahahaha, kakak kau ini!" Jovan tertawa.
" Yoooooo sepertinya ada yang menertawaiku?" Bram yang sudah datang bersama anak istrinya.
" Okey semua sudah berkumpul!, kita langsung saja!, okey anak - anak adakah dari kalian yang mau menceritakan detailnya?" Jovan segera ke titiknya
" Aku papah!"
Fahad mengacungkan jari.
" Okey, jagoan Papah boleh berbicara!"
" Jadi, saat itu Sansan mengajak Kami ke halaman sebelah, untuk memetik mangga!"
" Hei papa sudah bilang jangan ke Sana!"
" Tunggu Jovan, biarkan dia menyelesaikan ceritanya!" Nathan menahan Jovan yang mau mengomel.
" lanjutkan, katakan semuanya dengan jujur!" tegas Nathan.
" lalu kami melempari mangga itu dengan Batu, dan , dan ..." Fahad tidak melanjutkan bicaranya dan melihat ke arah Aini yang ketakutan.
" lalu aku melempal salang lebah kalna tidak bisa membedakan itu mangga atau bukan paman!" Sahut Sansan.
Bram dan Sasha saling menatap bingung...
" baiklah, jadi begitu ceritanya ?" Nathan menghela nafas.
" Aini , apa kau tidak Ingin bicara?" tanya Jovan.
"Huhuhuhuhu....maafkan Aini papa hiks hiks hiks!" keringat dingin bercucuran
" karena kalian bertiga menginjak halaman sebelah, maka kalian bertiga akan dihukum!"
ujar Nathan.
" Baik paman!" mereka bertiga serempak menjawab.
" sebelum itu, kalian harus tahu dihalaman sebelah itu banyak ularnya, bagaimana jika kalian di gigit, masih untung berurusan dengan lebah, pokoknya jangan mengulanginya lagi!, kakak berikan mereka hukuman!" pinta Jovan.
" kalian tidak boleh keluar dari kamar selama 10 hari!, renungkan kesalahan kalian!"
" Tapi paman kita kan sekolah?" ujar Sansan.
"kecuali sekolah!"
" Ah, baik paman!"
" Ya sudah masalah selesai, kalian boleh kembali!"
mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
Di kamar Jovan dan Vevey.
" Haduh, Sansan ini kenapa menutupi kesalahan Aini?" Ujar Jovan.
" Bagaimana pun Sansan yang memulainya!, dia memiliki rasa tanggung jawab yang besar!, meskipun upayanya tidak merubah hasil!"
" Haikk...Sansan ini terlalu berani!"
" Bagus itu, ...!"
" Bagus ???, itu membuat masalah setiap hari!"
" Suamiku, dia hanya anak yang terlalu pin tar!"
" Kau ini bukan ibunya, kenapa slalu membelanya!"
" Aku tidak membelanya, namanya juga anak - anak sayang!, kita harus slalu sabar memberi arahan!"
" Haiiih, coba kau lihat Aini dulu, dia pasti ketakutan!, anak itu kenapa sangat lemah!" memegangi kepalanya.
" Baiklah...aku akan melihatnya!" Vevey pun segera ke kamar putrinya .
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Sri. Rejeki
baru tadi di bab 1 aku komen soal pohon mangga. eh di bab 2 udh muncul... wah hebat ya.. semangat terus Vie😘😘😘
2023-05-15
0
Kim Reyaa
haha...sabar ya bram
2022-11-11
0
Kaisar Tampan
aku udah mampir kak. semangat..
bantu dukung juga karyaku ia
simpanan brondong tampan
terimakasih
2022-07-08
0