Hari Peringatan kematian Santrian pun tiba...
" Kakak tidak ikut??" tanya Sasha.
" Nanti aku akan berkunjung saat sudah bersih!"
" Baik kakak,...!"
"hmmm sebenarnya juga ingin ikut tapi tiba - tiba datang bulan, aneh sih biasanya akhir bulan ini awal bulan sudah datang lagi!"
" Okey lah...kak Savina juga tidak ikut ,karna harus menjemput Kak Nathan!"
" Oh kak Nathan sudah pulang ya?"
" I ya Katanya...nanti menyusul Saja bilangnya!"
" okelah, kalian hati - hatilah dijalan!"
" Hmm, aku titip Sansan ya kak!, maaf jika dia membuat kakak pening nanti!"
" Dia. slalu manis untukku!"
...----------------...
" Sansan, kita tidak boleh ikut ke pemakaman!"
" tapi aku mau ikut!"
" ya sudah ikut saja sana jangan mengajak kami!" Sahut Fahad.
" Hemmm...ya sudah tapi kalian diam saja ya nanti aku akan sembunyi di bagian belakang!"
" Sansan bisakah kau tidak ikut?, aku takut!" Ujar Aina.
" Sudah,kalian boleh pelgi aku akan tetap ikut!"
" Lalu bagaimana jika mama Vevey menanyakanmu?"
" Bilang saja aku sedang tidul!"
" tapi...!"
" Kakak, kita pulang...kita tidak usah ikut campur terserah dia saja!" Fahad menarik tangan Aina pergi
" Eh, Fahad , Aina...kalian tolong jaga Sansan untukku ya nanti Tante belikan kembang gula untuk kalian!" ujar Sasha tersenyum
" Oh, ah...ya ya!" Fahad menjawab tergagap
sedangkan Aina, terlihat sedang menahan air matanya.
" Oh Aina, apa Sansan menindasmu lagi?"
" Hukhuk...tidak tante!"
" Lalu kenapa?"
" Maafkan Aina Tante hukhuk!"
" Kenapa?"
" Tante, kakaku baru saja tersandung, Kami pulang dulu!" Fahad menarik Aina berlari pulang.
" Aihhh, Aina sangat Lembut hatinya!" gumam Sasha..
" Sayang ayo berangkat!" Bram yang sudah siap
" Yah, mbok yem dirumah aja ya Jagain Sansan!"
" Baik nyonya!"
" kita berangkat bertiga saja kan?"tanya Sasha.
" Ya dengan kak Jovan saja!, nanti kak nathan menyusul nanti dengan kak Na!"
" Baiklah!"
Mereka bertiga berangkat menuju pemakaman,
Bram yang mengemudi, Jovan duduk disampingnya dan Sasha duduk dibelakang sendiri dengan beberapa bucket bunga.
...----------------...
" Kakak, kita sebaiknya tidak main dengan Sansan lagi!"
" Kenapa?"
" Dia sangat nakal kita slalu kena hukuman karna dia!, Julius dan Julia saja juga jaga jarak!"
" Jangan kasihan Sansan tidak punya teman!"
" Pokoknya kita harus jaga jarak!"
" Aina, Fahad...dimana Sansan?" Tanya Cindy yang baru pulang sekolah.
mereka berdua terdiam menunduk.
" Katakan!!" tegas Cindy.
" Hik hiks...kakak, Sansan ikut ke pemakaman, dia bersembunyi dia belakang !"
" apa??? itu berbahaya!, aku akan memberitahu mama sekarang!, kalian kalian kenapa tidak memberitahu mama?" Berlari keluar mencari Vevey.
" Mama...mama..mama Vevey!"
teriak Cindy .
" Kakak, kenapa teriak - teriak?, apa adik - adik berantem?"
" Mama dari mana?"
" Mama dari rumah bibi Na, melihat Suhail , dan si kembar bibimu sedang menjeput Pamanmu lalu menyusul kepemakaman!"
" kenapa mereka tidak ke rumah kita?"
" Mereka tidak mau karna ada Sansan!, tak apalah ada Putra yang menjaga mereka, oh ya kakak kenapa?"
" Oh, mama...cepat telpon tante Sasha, Sansan bersembunyi dibagian belakang!" ujar Cindy.
" Oh Ya Tuhan ,anak iniiiiiiiiiiii!" Teriak Vevey dan segera masuk mengambil ponselnya.
" oh astaga, mereka pasti sudah jauh!, Kenapa cindy baru memberitahu mama!" panik sambil menelphone Sasha.
" Mama kakak Baru pulang, melihat gelagat Aina yang ketakutan, membuat Cindy curiga!"
" Oh astaga, ....Hallo Sasha...!"
" Iya kak, sebentar lagi kami akan sampai, kata kak Jovan kita melewati tempat rahasia kakak dengan kak Jovan, nanti aku juga mau ke sana ah!" ujar Sasha.
" Sasha, Sansan ikut dimobilmu,dia sembunyi di belakang!" ujar Vevey tidak basa - basi.
" Apa???????"
Sasha segera melihat bagian belakang jok mobilnya.
" Sannnnsaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnn!" Teriak Sasha kesal dan membuat Bram dan Jovan terkejut.
" Apa???, Sansan ikut?" Bram segera menepikan mobilnya dan turun dari mobil membuka pintu belakang mobil.
"Heheheh Ayah....!" Sansan merenges .
Bram segera menggendong Sansan dan memberikan Sansan pada Sasha.
" Sansan, Paman nanti akan menghukummu!" Ujar Jovan dengan tersenyum.
Sasha mencubit kedua pipi Sansan dengan gemas...
"Aaaagggggg bunda sakit!"
" Kau ini nakal sekali!, slalu membuat masalah!"
" Maaf....!"
"hmmmm....! lain kali jangan di ulangi, oh ya bunda lupa mematikan panggilan dari bibimu, kakak Sansan sudah aman terimakasih!"
" Iya, syukurlah, kalian hati - hati!"
" Baik!"
panggilan pun berakhir,...
mereka pun sampai di pemakaman,
" Sansan, kau tetap di sini ya...!, jangan kemana - mana!" Ujar Sasha.
" Iya Bunda!" jawab Sansan.
" Boleh keluar tapi jangan jauh - jauh ya!" Ujar Bram pada putrinya.
" Oke... ayah!"
" Sansan, jangan berulah!" Jovan mengusap kepala keponakannya itu.
Sansan pun turun dari mobil, dan berjalan menghampiri remaja yang duduk di samping pintu makam.
" Kakak, apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Sansan.
" membantu ayahku berjaga!, kau kenapa sendirian di mana keluargamu?"
" Masuk ke dalam, ....!"
" Ya anak kecil tidak boleh masuk!, duduklah di sini!"
" Baik!" mereka pun mengobrol bersama dengan akrab.
" Eh, kau tadi baru turun dari mobil itu kan?" Tanya remaja itu.
" Ya, ..."
"katamu keluargamu masuk semua, kenapa ada orang yang turun dari mobilmu?"
" Mana?" Sansan mencari cari.
" Hmmm...sudah ke sana!"
" Oh mungkin kakak salah lihat, kakak siapa namamu?"
" Rio...!"
" Aku Sansan!, kita teman ya!"
" Okey...oh ya siapa yang dimakamkan di sini?"
" Kakek nenekku!"
" keluargamu abdi negara ya?"
" Ya, kakekku itu tentala, nenek polisi!"
" Oh, bagus...ayahmu juga abdi pasti!"
" Bukan, dia itu...ahhh...aku juga tidak tahu ayahku bekelja sebagai APA!"
"hahahaha dasar!"
" Tapi pamanku juga tentala...!"
" Keren sih, tapi mereka sepenuhnya milik negera jadi pasti tidak bebas ya!"
" Tidak tahu!"
"seperti nya kau memang tidak tahu apa - apa!"
" Hehehehe, kakak memang mau jadi apa?"
" Detektif...heheh..!"
" ah itu, ayahku bekelja sebagai itu apa tadi?"
" Detektif!"
" Gedektif ya itu susah sekali!"
" kikikiki!" Rio menahan tawanya .
" oh Sansan...kau di sini!"
" Ayah...!" Sansan berlari menghampiri Bram.
Bram menggendong putrinya ,
" Ayah, kakak itu ingin menjadi gedektif sepelti ayah !" Bisik Sansan
" Hehehe, kau salah mengucapkan nak,...!"
" Ya itulah! sulit!" ujar Sansan.
" Haloo, terimakasih ya sudah menemani putriku di sini!" Sapa Bram ramah.
" Kebetulan saja saya jaga om!" Jawab Rio.
" apa kau Ingin menjadi detektif?" tanya Bram lirih.
" oh iya om!"
" Ini alamat tempat pelatihan tempatku, jika kau sudah lulus SMA, datanglah ke sana!, oh ya ini untukmu, bawa ini jika kau yakin ingin bergabung!"
" Oh?, terimakasih om!" Rio sangat kegirangan.
" Sampai jumpa kembali jika kita berjodo!"
" Bye bye kakak!" Sansan melambaikan tangannya.
mereka pun kembali menempuh perjalanan pulang,
" Kak Jo, antar Kami ke Bandara ya!" Ujar Bram.
" Oke, aku titip salam ya untuk Kenzo!"
" Siap kak!"
"Bunda, pinjam ponsel!, sansan bosan!"
" Tidak bunda sedang, membalas pelanggan bunda!"
" Ini pakai punya ayah!" Bram memberikan ponselnya.
" Ayah telbaik!"
" Ooooh GoD,...!" Bram terkejut dengan tatapan panik.
"Ada apa?" tanya Jovan.
Bram memberi kode pada Jovan, Jovan pun mengerti.
" Sasha, kau pakai sabuk pengaman, sansan juga!" ujar Jovan mencoba santai.
" Oh baiklah, ...!" Sasha memakaikan sabuk pengaman Sansan kemudian memakaikan dirinya dan kembali sibuk dengan ponselnya.
Sansan sibuk mengambil gambar pemandangan di sekitarnya.
Bram dan Jovan sudah keringat dingin...
Siapa yang melakukannya? dalam hati Jovan sambil melihat ke arah Bram yang sedang fokus mengemudi.
Dan tiba - tiba dari Sisi kiri....
"Bunda, mobil itu ke sini!" ujar Sansan menunjuk sisi kiri bundanya.
"Aghhhhhhhhhh" Sasha berteriak, dan segera memeluk putrinya.
Dyeaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr
kecelakaan itu tidak terhindarkan...
Bersambung...
Author...
kira - kira apa yang terjadi dengan mereka?
jadwal Update setiap hari Selasa & Jumat
pukul 20.00 WIB.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Zaskia cayang ZayZaenal
berarti bener kata rio ada orang yang keluar dari mobil keluarga Pratama, pasti musuh bebuyutan 🔫🔫
2022-02-21
1