Sansan pun dibawa Vevey ke kamar Savina untuk meminta maaf, setelah itu Vevey menggendong Sansan, ke halaman belakang, Vevey sangat mengerti keponakannya ini adalah anak pintar di atas rata -rata, sangking pintarnya jadi sangat bandel.
" Bibi, ... kenapa bundaku tidak seperti bibi ya?"
" maksudnya?"
" Bibi tidak galak, bunda sangat galak!"
" Hahahaha, Sansan bundamu melewati masa yang tidak mudah sayang, diumur yang masih belia bundamu kehilangan orangtuanya, hidupnya terkatung - katung, sampai akhirnya dia bertemu dengan kami dan ayahmu!"
" lalu kapan bertemu dengan Sansan?"
" Ahahahahah, ya itu pasti setelah bundamu dan ayahmu menikah mereka bahagia karna ada dirimu!, ayahmu juga mengalami masa sulit sejak kecil, ya pokoknya ayah ibumu itu 11 12 lah, sampai akhirnya mereka saling bertemu dan saling mencintai sampai memiliki dirimu!"
" Jadi Bunda dan ayah sangat bahagia ada Sansan?, tapi kenapa bunda sering marah -marah?"
" Hehehehe, bukan marah...Bibi juga sulit menjelaskannya, nanti jika Sansan sudah besar sansan akan mengerti, dia kan kekurangan kasih sayang sejak kecil, masa mudanya juga tidak dilaluinya seperti seharusnya, dan hanya ayahmu saja yang memberikan kasih sayang yang luar biasa pada bundamu!"
" Jadi bunda merasa tersaingi dengan Sansan???"
" Hahahahahhaha, mungkin tapi dia tetap bunda yang terbaik meski kadang suka tidak mau mengalah, iyakan?"
" Ya meskipun Sansan malas mengakuinya, dia adalah bunda tercantik dan terbaik dihati Sansan!"
" Bagus itu, anak pintar!"
" Oh ya,...Sansan kan anak pintar memang kalau dewasa ingin jadi apa?"
" Ingin seperti ayah Bram!"
" What????"
" Kenapa bibi?"
" Apa alasanya?"
" kata ayah, pekerjaan ayah itu berbahaya namun banyak membantu orang lain!"
" heheh bram memang ayah yang luar biasa!"
" tentu, dia ayah Sansan tapi paman Nathan dan paman Jovan juga tidak kalah hebat karna mereka adalah paman Sansan!"
Vevey memeluk dan mencium Sansan dengan gemas...
" Bibi sangat sayang Sansan!"
" Sansan juga, Bibi Vevey yang paling mengerti Sansan!, muaaacch!" memberi kecupan imutnya.
" Lalu bagaimana dengan Bibi Savina?" sahut Savina yang datang.
" Oh Bibi, bibi Savina adalah bibi yang ...yang...yang apa ya?" berpikir
" Uh, hanya bibi Vevey rupanya yang terbaik di hati Sansan!"
" Bibi Savina itu seperti dewa dapur!"
" Apa???" Vevey dan Savina Kebingungan
" Ya , Bibi paling mengerti saat kami lapar!"
" Ahahahahhahah" Savina tertawa.
" sayang sekali sampai detik ini bibi tak bisa memasak!" ujar Vevey merasa sedih.
" Sudah bibi tidak usah memasak, paman Jovan untuk apa?"
" hilih, anak bayi berlagak!" mencubit pipi Sansan gemas.
" Sansan, papa ku Jovan datang membawa banyak makanan!" Aini yang datang memberitahu Sansan.
" Wah, aku mau!" turun dari gendongan Savina dan berlari masuk.
" Sasha kecil sasha kecil!" gumam savina.
" Hehehe, rasanya hari hari terlalui begitu cepat ya kak!" Ujar Vevey.
"Yah....benar...Vevey, oh ya Vey bagaimana caramu mendidik anak - anakmu akur satu sama lain?"
" Hahahahah, entahlah Cindy lah yang sangat pintar merangkul adik - adiknya!, kenapa kak?"
" Julius, ini sangat tidak cocok dengan Suhail!"
" julius masih sangat kecil, itu jika agak ribut wajarlah kak!"
" Hmm mm....entahlah Julius sangat sensitif jika dekat dengan Suhail!"
" Bisa kita beri pengertian pelan - pelan kak!"
" Ya, nanti biar ku Coba, dia juga tidak pernah patuh pada Daddy nya!"
" hihihi, itu tantangan kak Nathan untuk menakhlukan putranya sendiri!"
" Benar juga sih, aihhhh...aku tidak sabar untuk pindah ke sini nanti,kita berkumpul lagi !"
" Sama kak, kita beberapa tahun ini terpisah aku dimana, Sasha di mana, dan kakak juga di mana!"
" Ya masih butuh waktu 1 tahunan sampai rumah kita jadi nanti ya!"
...----------------...
Satu Tahun kemudian,
tiga keluarga itu menempati kediaman Pratama yang sudah terbangun sama, serupa berjajar.
" Ainul, Ainul mau ikut aku?"
" Kemana??"
" Aku lihat di halaman samping mangganya besar - besar!" ujar Sansan
" Benarkah?"
" Ya ayo kita berburu!" menarik tangan Aini berlari
" heh, kau Sansan, mau mengajak kak Aini kemana?" Fahad menghadang
" Ayo ikut!" Sansan juga menarik tangan Fahad berlari ke halaman sebelah.
" Sansan, kata papa kita tidak boleh ada di sini!" ujar Fahad.
" sebental saja kita ambil mangga lalu kembali!" tetap dengan. niatnya.
mereka bertiga pun sampai di lokasi.
" Sansan, apa kau yakin bisa mengambilnya?" tanya Fahad mendongak melihat ke atas pohon yang tinggi.
Aini menelan ludahnya,
Jangan sampai Sansan memintaku untuk memanjat pohon setinggi ini.
dalam hati Aini.
Fahad menggandeng tangan Aini,
" Kakak Fahad akan melindungi kakak!"
" Terimakasih Fahad!" Aini sangat terharu sampai meneteskan air mata.
Sansan yang melihat merinding sendiri,
" Sudah cukup, kita tidak sedang belpelang!"
(oh iya lupa, ini di sini Sansan tidak bisa ngomong R ya,dia cadel sampek besar, untuk yang sebelumnya, kelupaan, mau ngedit kelamaan)
" Tapi Sansan kita tidak bisa naik kan?"
tanya Aini.
" memang, kalau begitu aku akan memikilkan Calanya!" berlagak berpikir dengan keras.
beberapa saat berpikir,
" Ainiiii, aku ketemu calanya!" memegang pundak Aini, dengan erat.
Perasaanku tidak enak,
dalam hati Aini.
" Sansan, jangan memperalat kakakku, dia sangat ketakutan!" menyingkirkan tangan Sansan dari pundak Aini.
" Hiss,,,...aku hanya akan membelitahunya, jika kita cuma butuh melempali buah itu dengan Batu , pasti akan jatuh!"
" Ohhhhhhhhh....!"
Aini dan Fahad merasa lega.
"ya sudah kita cali batu dan lempali cepat!" Sansan , Fahad dan Aini segera mencari Batu dan melempari buah mangga.
" Sansan, itu mangganya besar dan warnanya berbeda, itu pasti manis! Aini Memberitahu.
" Jangan banyak bicala cepat lempal saja!" sambil sibuk mencari Batu.
" hmmm...!"Aini segera melempar sangat tepat Sasaran, dan
" Booookkkkk"
" Yeaaa lihat Sansan aku berhasil!"
"Kelja bagus, kita akan lujakan mangga hali ini!, ayo ambil!" terburu- buru .
" Tuttunggu, itu itu bukan mangga!" Ujar Sansan
" Laliiiiiiiiiiiiiiii...!" Sansan menarik kedua saudaranya berlari kencang.
" tunggu mangganya!" Ujar Aini.
" Mangga kepalamu, lihat dibelakang!, kita dikejal lebah, kau kenapa bodoh sekali???, tidak bisa membedakan mangga dan Salang lebah!!"
" Uwaaaaa lebahnya, sudah dekat!" teriak Aini
" Jangan lihat ke belakang fokus ke depan Lali lebih kencang!"
" itu, abang Suhail dan kak putla, ...ayo minta bantuan!"
Mereka berlari menghampiri Suhail dan Putra yang sedang berbincang.
namun di sisi lain Julius sedang bermain kejar - kejaran dengan Julia.
" Kakak, kembalikan, kembalikan!" teriak Julia yang berlari mengejar Julius.
" Abang Suhail, kak putla tolong kami!" Teriak Sansan yang masih memegangi tangan Aini dan Fahad juga dengan pasukan lebah yang di bawanya.
" Lelebah?" Suhail tergagap
" Cepat masuk rumah tutup pintu!" teriak Putra.
tiga anak brekele itu malah berlari mengelilingi kolam .
" Oh GOD Julia Julius!" teriak Putra berlari dengan sigap menghampiri Julia dan Julius, dan segera meraih tangan mereka namun hanya tangan Julia yang teraih.
Julius terkejut, melihat ribuan lebah dihadapanya.
tanpa berpikir panjang Suhail mendorong Julius bersama dirinya ke dalam kolam.
Byuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrr....
ngggggggg nguuuuuungggg...
Ribuan lebah itu masih bergerombol, di atas kolam.
" Tuhan, Mereka tidak bisa berenang!" Putra kebingungan. sementara dia harus menolong Julius dan Suhail, namun sekarang Julia juga harus dijaganya.
" Julia dengarkan abang ya,tiarap jangan bergerak!"
" Hiks hiks hiks Julia takut!"
" Percaya pada abang!"
" iya hiks hiks!"
Sementara 3 anak itu bersembunyi dibalik pot besar.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 501 Episodes
Comments
Sri. Rejeki
ada ada aja tingkah anak sasha.. aduuhhh.. seru Vie..
2023-05-15
0
Kim Reyaa
haha Sansan kocak abist
2022-11-11
0
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜
jangan salah paham dengan marahnya bunda, Sansan, itu karena bunda sayang kamu
2022-09-05
0