Pagi pun tiba.sinar matahari menyinari sedikit demi sedikit.
dikediaman Jackson.
"pagi semua," ucap Licia yang teriak teriak dari tangga bagian atas dengan kencangnya.
"Ella ,ini bukan hutan .jangan teriak teriak seperti Tarzan ya kamu.bentar lagi kau menikah.hilangkan sifatmu itu " ucap Marta dengan marah karena mendengar suara cempreng putri satunya itu.
"dad,lihat tu mommy.marahin Ella terus ." Rajuk Licia kepada sang Daddy.
"kau ,jagalah sikapmu sayang.kau akan menikah lima hari lagi.kelak pun kau punya putri ataupun putra kalau cucu Daddy kaget lalu jantungan bagaimana." ucap sang Daddy dengan membuat lelucon.
"dad,itu tak lucu.huhh"marah Licia dengan Daddy serta mommy .
sedangkan penghuni ruang makan hanya diam saja melihat dan mendengar serta meneruskan sarapan paginya.
"emmm,mbok.nanti aku kedatangan paket disitu ada hewan melata.jadi jangan dibuka ya.hanya terima dan suruh mereka menaruhnya di taman kaca aku." perintah Livia kepada pembantu disana.
"baik nona muda." jawab pelayan itu.
"lena.kau beli apalagi." tanya sang kakak kepada adiknya.
"kak Dan ,aku cuma beli peliharaan saja hewan reptil iguana spesies baru." jawab Livia tanpa dosa .
"SELENA FELIVIA.APA KAU MAU MEMBUAT KEDIAMAN INI SEBAGAI PENANGKARAN HEWAN ATAU KEBUN BINATANG." teriak Daniel dengan keras dan geram.
"kak,tolonglah jangan terlalu keras.telinga aku sakit tau."ucap Licia menjawab teriakan kakak laki lakinya.
"KAU JUGA STELLA FELICIA.APA LAU JUGA AKAN MEMBUAT KEDIAMAN INI MENJADI HUTAN.LIHAT LAPANGAN GOLF DADDY BANYAK BERBAGAI JENIS POHON TERTANAM DISANA."teriak Daniel kembali dengan geram karena ulah kedua adik kembarnya .
dan tanpa aba aba mereka menangis tersendu sendu secara bersamaan.
"hik hik hik Dad.kakak tak sayang Lena lagi.hik hik hik" adu Livia kepada Daddy.
"mommy ,kakak gak mau Ella disini ya " adu juga Licia kepada Marta.
"Daniel Will jackson.minta maaf kepada adik kalian.cepat." bentak sang papa kepada putra satu satunya.yang disana ada Zia ,sedangkan menatunya Aisyah sedang menyusui Adam adik Zia .
"mendengar sang Dady memarahi kakaknya membuat kedua gadis kembar itu tersenyum bahagia.
"Maafkan kakak Ella ,Lena." ucap Daniel menyesali perbuatanya karena membuat sedih kedua gadis kesayangannya.
"kami maafin kok kak." ucap mereka kompak dan memeluk bersamaan.dan mengecup pipi sang kakak mereka.
"kami sayang baget sama kakak."ucap mereka bersama dan memeluk kembali.
"ya sudah sekarang teruskan sarapan kalian .nanti cucu kesayangan Daddy terlambat sekolah." ucap patrick dengan tegas.
mereka kembali sarapan dan makan siang.
"dad,aku antar Zia dulu ya."ucap Licia sembari meminta izin sang Daddy .
"kak Ella tunggu,aku ikut.aku mau bertemu dengan seseorang." ucap Livia dengan antusias.
"bay bay Daddy." teriak Livia .
mereka memasuki mobil dan melaju membelah jalan .setelah itu sampai pun mereka kepintu gerbang dimana mereka dulu bersekolah disana.
"kak Mark ,aku merindukanmu.mungkin kau telah berumah tangga dan hidup bahagia." batin Livia sedih menatap gerbang itu dengan sedih .
"kau merindukan cinta pertamamu disini Lena."tanya Licia sedangkan Livia berusaha menghapus air matanya.
"kak,hik hik hik" tangis Livia pecah saat ia merasa rapuh disaat itu juga.
dengan terisak Licia ikut merasakan kesedihan adik kembarnya belahan jiwanya.
"ya sabar ya .hikkk" ucap Licia menenangkan adiknya sedangkan ia terisak karena menahan tangisnya.
"Lena sayang lihat kakak.lihat mata kakak." ucap Licia menangkup pipi saudara kembarnya supaya melihat dan menatap mata Licia.
"kau tidak sendiri sayang.ada aku.ada Daddy,ada mommy,ada kak Daniel,ada kak Aisyah,ada kak Bryan,ada Zia,ada Adam kecil.kau bisa melupakan cintamu itu sayang.kau bisa mencari laki laki yang jauh lebih baik darinya." ucap Licia sembari menangis tersedu sedu dengan hidung yang berwarna merah dan mata yang menitipkan air mata.
"setelah pernikahanku.aku akan mengajakmu menemui seseorang yang kau rindukan.aku janji kita juga akan berkunjung ke tempat tiara.bagaimana sekarang tersenyumlah."ucap Licia dengan tersenyum simpul agar adiknya yang diam saja ikut tersenyum.
dan usahanya tak sia sia Livia tersenyum dan memeluk kembarannya.
"benarkah kita akan berkunjung ke tempat Tiara.tapi Tiara lagi Hamil besar kak." ucap kembali lagi Livia.
"kita harus kasih semangat Tiara sayang.supaya anaknya cantik sepertimu." ucap Licia memuji adiknya.
" kakak lebih cantik." bantah Livia.
"kita sama.kan kita bagai pinang dibelah dua sayang " ucap Licia tersenyum dan memeluk adiknya.
"ayo kita makan direstoran nanti aku bantuin kamu cari katak dirawa rawa.bagaimana.hemmm" rayu Licia dengan gaya andalannya.
"okey.aku juga sudah lapar lagi kak." manja Livia pada kakaknya.
"uluh uluh Liviaku sayang.kakak traktir."jawab Licia sembari mereka memasuki mobil yang terlalu lama terparkir disana.
sedangkan digedung kosong sebrang sekolah.seseorang melihat kedua gadis cantik itu dari tropong mahalnya.
"kau begitu cantik setelah lama berpisah Livia." batin seseorang itu.dan berhenti begitu saja.
"kalian nanti culik Tante dan keponakannya itu bawah kemarkas." ucap pria berjas mahal itu.
"baik tuan."jawab anak buahnya bergegas menyiapkan obat bius dan perlengkapan menculiknya.
"kau akan menjadi milikku Livia." gumam pria itu dan membuka kaca mata hitamnya.
jam pulang sekolahpun berbunyi.
diperjalanan
didalam mobil.tak jauh dari sekolahan tiba tiba Livia minta turun untuk membeli kue dekat sekolahan itu yang ia sangat sukai.
"kak,aku turun disini ya.nanti aku jalan kaki kesekolahan .tungguin aku ya." ucap Livia.dan Licia menepikan mobilnya dekat toko kue kecil itu.
"ya nanti ku tungguin." jawab Licia dan melaju ke depan gerbang sekolahan keponakannya.
trinnghhh
bel pulang sekolah berbunyi semua murid berbondong bondong keluar dan Zia sudah terlihat dikejahuan.licia turun dan bersandar di mobil mewah itu.
"Tante Ella.bukannya Tante Lena ikut tadi." tanya Zia yang bertanya dimana Tante kecil nya.
"ohh.lagi beli kue disebrang jalan." ucap Licia sembari tersenyum.
"ohh iya itu tannte Lena sudah mau nyebrang."Tan..."ucapan Zia terputus karena sudah dibekap obat bius oleh suruhan seseorang.sedangkan Licia syok dan akan berteriak dan ikut terbius dan mereka bawa ke mobil hitam itu.
sedangkan gadis disebrang sana melihat kejadian itu sampai berlari menentang maut di kepadatan jalan .
tin
Tin
tin
tin
setiap langkahnya memperhatikan mobil yang berlalu lalang.
srreetttt
brakkk
"auuu"teriak Livia kesakitan dan berusaha berdiri melangkah dengan kaki terkilir dan sikut tangan berdarah dan lecet.kulit putihnya tergores diaspal panas itu.
dengan sekuat tenaga ia berlari mengejar mobil hitam tersebut.
tanpa mempedulikan kuenya yang ia beli terjatuh sembarangan dijalan dan terlindas ban ban mobil berlalu larang.
"kak Ella,Zia .tunggu." teriak Livia berlari dan tanpa pikiran yang jernih ia melihat hpnya tak mengabari siapapun ia malah melihat GPS yang terpasang dijam keponakannya.
"syukurlah GPS nya terlacak." gumam Livia dan dengan sekuat tenaga mengikuti kemana arah GPS itu berhenti.
ia mengikuti laju map yang dilewati dengan berjalan berkelok kelok melewati pinggiran kota dan berhenti di bangunan tua .
dengan menahan sakit Livia mengendap ngendap dan mencari dimana lokasi mereka disekap para penculik.setekah bosnya datang mereka sedikit lengah.
Livia menepi dipinggiran papan dan bersembunyi dibaliknya tepat seruangan dimana ia bisa melihat jelas sang kakak diikat dikursi dan keponakannya juga.
"bodohhhh,kalian salah menculik .aku butuh Livia bukan kakak kembarnya ini." teriak bos itu yang memakai topeng disebagian wajahnya.
"ambilkan air dingin." ucap bos itu dan menyiram wajah Licia sedangkan Zia bangun karena terciprat air dingin itu.
setelah bangun Licia berteriak.
"siapa kau.lepasin " teriak Licia.
"lepasin kamu.mimpi.bagaimana asal kau bisa mengembalikan senjata mainan ku Liana hidup kembali.saya akan meleoaskanmu bagaimana Felicia." ucap bos itu.
"ohhh,kau tuan muda itu bukan.liana tak akan pernah bertemu denganmu.karena dia sudah tiada." ucap Licia dan
PLAKKKK
"hik hik hik,jangan bunuh kami .kalian minta uang.ayah serta kakek akan memberikannya.hik hik hik."tangis histeris Zia yang membuat Andre geram karena dihina ia membutuhkan uang karena menculik.
"dasar wanita keluarga Jakson semua memandang materi" batin Andre geram dengan kasar ia menampar Zia sampai pingsan.
PLAKKKK
"Zia." teriak suara dua orang berbeda bergema diruangan itu.
"siapa disana." teriak Andre dengan geram karena ia sedikit mendengar seseorang berteriak dengan pelan.
"ayo kita keluar cari di seluruh gedung." perintah Andre dan keluar dari ruangan itu.
"maafkan aku,Lena membuatmu menitikan air mata dan melakukan kekerasan didepanmu.aku melihatmu disaat kau berteriak dan bergetar dibalik papan itu." batin Andreas dan keluar menuju atap gedung.
"tuan didalam ada seseorang." ucap anak buahnya.
"biarkan mereka pergi.suruh anak buahmu pura pura tak melihat mereka melarikan diri ."ucap Andreas dan menyalakan korek api dan membakar cerutunya.
Brakkkkk
papan jatuh dan keluarlah Livia dengan lutut berdarah,siku tangan berdarah berlari menghampiri kakaknya.
sedangkan sang kakak hanya diam melihat adiknya yang terluka dan menitikan air mata bersamaan.
"kak,aku akan mengeluarkan kalian." ucap Livia menahan air matanya agar tak menetes melihat pipi Zia dan kakaknya memar.
"lena.kau terluka sayang.maafkan aku " ucap Licia menitikan air matanya dengan menunggu tali yang mengikatnya terlepas.dan mereka berdua melepaskan ikatan keponakannya.
"bagaimana kau sampai kemari ." tanya Licia kembali.
"aku melihatnya kak.mereka membawah kalian dengan kasar ." ucap Livia dengan berderai air mata.
"kita bawa Zia keluar dari sini kak.aku takut." ucap Livia dengan badan gemetar ketakutan.
mereka berdua memapak keponakannya dengan mengendap endap sesampai dijalan raya dan disana ada mobil mereka.mereka memasuki mobil dan langsung melaju dengan kencang menuju rumah sakit dengan Licia yang membawah mobilnya.karena sebelum sampai mobil Livia pingsan karena kehabisan darah dan berwajah pucat .
"bertahanlah sayang." gumam Licia sembari menyetir.
"sedangkan Zia yang sudah sadar tambah ketakutan melihat Tante kecilnya pucat dan banyak luka.membuat ia trauma parah.
"bertahanlah Tante." ucap Zia memangku kepala Livia.
"Zia kau telfon telfon siapa saja.yang ada dirumah.cepat sayang." ucap Licia dengan sedikit ter Isak.
sesampai di loby rumah sakit .
"suster sus,tolong." teriak nya.
dan Livia dilarikan ke UGD dengan didorong sangat cepat.
sejam berlalu dokter tak kunjung keluar .
setelah keluar.
"keluarga pasien." dokter
"ya saya dok."ucap Livia sedangkan Zia sudah ditangani pihak dokter lainnya.
"ia habis ditabrak mobil .tulang iganya patah dan mengenai pembuluh arteri.dan harus dioperasi secepatnya memungkinkan banyak menghabiskan darah.mohin keluarga menyiapkan darah yang cocok secepatnya." ucap dokter.
"ambil darahku dok." ucap pria tampan yang akan menjadi suami Licia.
"saya juga dok." ucap Daniel dan Patrick .
"baiklah silahkan ikut suster melakukan test terlebih dahulu." ucap dokter tersebut.
"mari tuan," ucap suster disana.
setelah mendapat donor dan menunggu oprasi
Ting
"maaf...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Maheera Indra
jejak lagi
2022-01-12
0