"Ngapain kita kerumah sakit" tanya Wienda begitu sampai parkiran rumah sakit.
"Gue ada operasi sebentar" tutur Tyo
"Lo sakit" tanya Wienda
"Gak, gue dokter" jawab Tyo
"Ha dokter?" Wienda melongo tak percaya.
"Iya lo tunggu diruanga gue" Tyo masih setia menggenggam tangan Wienda membawa masuk keruangannya.
"Tunggu disini jangan kemana-mana" interupsi Tyo
"Lama gak" tanya Wienda
"Gak palingan 2 jam" jawab Tyo
"Ha 2 jam gila aja lo nyuruh gue nunggu 2 jam, ogah gue pulang" Wienda berdiri dari duduknya
"Gak bisa. Lo tunggu disini tar gue yang antar lo pulang" Tyo pergi tak lupa mengunci pintu ruangannya.
"Hey, kenapa dikunci" teriak Wienda tapi diabaikan Tyo.
"Dasar dokter gila baru juga ketemu dah main kurung aja. nyebelin" teriak Wienda.
Teriakan serta gedoran pintu yang Wienda lakukan tidak membuahkan hasil akhirnya Wienda nyerah dan memainkan henponnya. Menelpon seseorang pun percuma. Dengan kekesalan yang menumpuk lama-lama matanya terpejam karena lelah. Wienda tertidur disofa.
2 jam lebih Tyo melakukan operasi dengan tim medis lain. Tyo segera pergi keruangannya.
Ceklek.
Tyo tersenyum melihat Wienda tertidur disofa. Cantik satu kata yang ada dipikirannya. Tyo mendudukkan bokongnya disofa single sebelah Wienda. Tyo yang juga merasa lelah ikut terlelap. Tidak tau berapa lama mereka terlelap sampai akhirnya seorang perempuan paruh baya masuk ruangan itu dan bikin heboh.
"Hay apa yang kalian lakukan tidur disini" suara wanita paru baya tersebut yang belakangan diketahui mamanya Tyo nyonya Dewi.
Tyo mengerjapkan matanya mengumpulkan penglihatannya. Begitu jelas penglihatannya matanya melotot melihat Mamanya ada disini.
"Mama" kaget Tyo
"Apa yang kamu lakukan disini, siapa ini" tanya Mama Dewi
"Dia Wienda dia pacarku" jawab Tyo
Wienda yang mendengar melotot mau memberi bantahan tapi urung dilakukan melihat Tyo memelas lewat sorot matanya "Drama apalagi ini" batin Wienda
"Pacar, sejak kapan, kok Mama gak tau" tanya Mama Dewi
"Sejak hari ini karena kita baru jadian tadi pagi" jawab Tyo asal
"Baru jadian tadi pagi udah tidur berdua diruangan gini" sinis Mama Dewi
"Ini gak seperti yang mama bayangin" bantah Tyo sementara Wienda hanya menyimak.
"Jelaskan" perintah Mama
Tyo menjelaskan kenapa Wienda bisa tertidur diruangannya tanpa ditambahi atau dikurangi dan Wienda juga membenarkan cerita Tyo.
"Oke Mama terima alasan kalian, tapi tuk menghindari fitnah kalian harus menikah secepatnya" kata Mama Dewi
Bagai disambar petir disiang bolong Wienda kaget sampai-sampai terjatuh dari sofa yang diduduki. Mama Dewi yang melihat reaksi Wienda seperti itu bertanya.
"Kamu tidak mau menikah dengan anak saya" tanya Mama Dewi
"Ma...maaf tante saya terkejut" jawab wienda terbata
"Ta... tapi saya masih kuliah tante dan belum kepikiran tuk menikah" jawab Wienda jujur
" Kamu menolak menikah dengan anak tante" tanya Mama Dewi mengintimidasi
Wienda tidak bisa menjawab lagi.
"Ma kenapa harus buru-buru nikah kita jalani aja dulu, lagian kita baru jadian tadi pagi kita masih perlu waktu tuk mengenal lebih dekat lagi" sambung Tyo
"Mama gak mau tau, pokoknya kalian nikah 2 minggu lagi" putus Mama
"Ya ampun Mama. Yang mau nikah tu aku lo Ma, yang njalanin juga aku kenapa jadi Mama yang antusias" tanya Tyo
"Karena Mama pengen cepat punya cucu" jawab Mama
"Wienda juga masih kuliah" tambah Tyo
"Kuliah tidak menghalangi pernikahan kalian" eyel Mama
Tyo dan Wienda saling pandang dengan menggeleng tanda menolak.
"Besuk Mama akan ketemu orang tuamu" tambah Mama
"Sekarang temani Mama makan" ajak Mama
Wienda hanya menghela nafas panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments