Bab 05

Keesokan harinya, tepat jam 10 pagi Rena sudah berada di depan gedung menjulang tinggi. Mata Rena tak berhenti menatap keindahan akan gedung pencakar langit itu. Sesekali mulutnya bergumam memuji keindahan di depannya.

Perlahan namun pasti kaki Rena berjalan memasuki gedung tersebut, perasaan gugup sudah pasti ia rasakan. Karena ini adalah pertama kali bagi Rena memasuki gedung semegah ini.

"Hemmm, permisi mbak" ucap Rena pada seorang wanita dengan setelan rapih dan juga sangat wangi.

Wanita yang bekerja sebagai resepsionis itu mendongak, ia menatap Rena dengan tatapan hina "Maaf ada keperluan apa ?"

"Saya mau bertemu dengan Tuan Arsen, dimanakah saya dapat menemuinya" tanya Rena dengan sopan.

Sang Resepsionis malah tertawa mengejek "Untuk apa ibu mau bertemu dengan Tuan Arsen, mau minta sumbangan ?" ucapnya dengan nada semakin mengejek "Ingat ya bu, Tuan Arsen tidak akan memberikan sumbangan apa-apa sama Ibu" wanita itu menggelengkan kepalanya masih dengan tawa menggelegar.

Hati Rena teriris, mungkin karena penampilannya yang sangat sederhana sampai ia di katakan pengemis. Tapi percayalah bagi Rena pakaian yang ia kenakan sekarang adalah yang paling bagus menurutnya. Sedari tadi Rena sudah membongkar isi lemari untuk menemukan pakaian yang masih layak pakai untuk ia kenakan.

"Sana pergi !! Tuan Arsen sedang sibuk"

"Tapi saya sudah ada janji mbak, bahkan saya membawa kartu nama Tuan Robert" Rena mengeluarkan sebuah kartu nama di dalam dompet lusuhnya, lalu memberikan kepada resepsionis itu.

Dengan kening mengkerut sang Resepsionis tampak kebingungan "Inikan kartu nama Tuan Robert, ada hubungan apa wanita kumuh ini "

"Bagaimana Mbak ? apa saya bisa bertemu dengannya ?"

"Anda pasti berbohong kan ? pasti kartu nama ini anda temukan di jalan ? sudah sana pergi saya tidak akan mengizinkan anda masuk"

Rena tak bisa membantah, ia mungkin tak akan bisa masuk lagi. Lagian siapa yang akan percaya padanya. Melihat penampilannya saja sudah membuat semua orang menduga kalau dirinya mau meminta sumbangan.

"Aku pasti tidak akan pernah bisa masuk kedalam, sebaiknya aku menunggu di luar saja, mungkin saat jam makan siang nanti Tuan Arsen akan keluar" batin Rena yang akhirnya memilih pergi.

Namun saat ia akan melangkah kearah pintu keluar ada suara seseorang yang memanggil membuat langkah kaki Rena terhenti.

"Nona Rena tunggu !" ucap Robert.

Sang Resepsionis langsung menunduk ketakutan, mana kala mendapat tatapan tajam dari Robert.

"Tuan Robert"

"Anda mau kemana ? Tuan Arsen sudah menunggu anda sejak tadi"

Rena melirik kearah Resepsionis tadi sekilas "Maaf Tuan, saya merasa tak layak masuk kegedung ini, jadi saya akan menunggu di luar saja"

"Kata siapa ? ayo masuk karena Tuan Arsen sudah menunggu"

Rena mengangguk, dalam hati ia bersyukur karena akhirnya bisa masuk dan bertemu dengan Arsen dan Robert. Karena kalau tidak ia akan sangat lama meninggalkan Elvan yang ia titipkan pada tetangga.

Sebelum masuk kedalam lift Robert mendekati Resepsionis tadi.

"Bereskan barangmu ! karena mulai hari ini anda bukan lagi karyawan di perusahaan ini" ucap Robert yang langsung membuat Resepsionis itu menangis.

"Ampuni saya Tuan ! tolong jangan pecat saya ! saya tidak tau kalau wanita itu adalah tamu Tuan"

"Bukankah dia sudah mengatakan kalau mau bertemu dengan Tuan Arsen ? kenapa anda tidak paham"

"Saya hanya takut kalau wanita itu berbohong Tuan, tolong ampuni saya !"

Rena hanya memperhatikan, ia tak tau harus berbuat apa. Ingin sekali ia menolong wanita itu tapi saat ini dirinya bukan siapa-siapa.

Tak peduli walau sang Resepsionis itu sudah berlutut Robert langsung pergi dan membawa Rena menuju ruangan Arsen.

-----------

Di dalam ruangan itu Rena duduk dengan diam di atas Sofa yang telah di sediakan. Telapak tangannya berkeringat apalagi saat tak sengaja bersitatap dengan Arsen yang sama sekali tak menampakan senyum sedikitpun.

"Jadi bagaimana Nona Rena ? apa anda setuju menikah dengan Tuan Arsen ?" tanya Robert langsung.

"Sa--ya.... Saya.."

"Jangan gugup Nona, santai aja ! kita berdua ini manusia biasa" canda Robert yang mengerti kegugupan Rena.

"Bismillah.. Insya Allah saya bersedia menikah dengan Tuan Arsen" jawab Rena mantap.

Mendengar hal itu Robert langsung tersenyum senang, tapi berbeda dengan Arsen yang sama sekali tak ada reaksi apapun.

"Baguslah kalau anda setuju menikah dengan saya, dan ini berkas yang harus anda tanda tangani" Arsen meletakkan dua berkas ke atas meja tepat di hadapan Rena.

"Berkas apa ini Tuan ?"

"Silahkan di baca Nona ! anda punya banyak waktu untuk membaca dan memahaminya" sahut Robert.

Dengan penuh kebingungan Rena mengambil kertas bagian atas, ia membaca satu persatu tulisan yang ada disana. Dimana isinya adalah sebuah perjanjian kontrak pernikahan antara dirinya dan Arsen.

Setelah selesai Rena kembali mengambil kertas yang kedua, isinta hampir sama.

"Maksudnya apa Tuan ? kenapa pernikahan ini hanya setahun ?"

"Kau jelaskan saja ! sepertinya dia bukan wanita berpendidikan sehingga tak paham dengan maksud semua itu" titah Arsen dengan kata yang amat pedas.

"Begini Nona Rena. Anda akan menjadi istri Tuan Arsen hanya sampai 1 tahun saja. Sebenarnya Tuan Arsen tidak menginginkan pernikahan dalam bentuk apapun namun karena ia ingin mempertahankan perusahaan almarhum Papanya akhirnya Tuan Arsen terpaksa memilih menikah"

"Pernikahan ini adalah permintaan kakek Raymond yaitu kakeknya Tuan Arsen sendiri, tapi anda tenang saja selama menikah dengan Tuan Arsen kehidupan anda akan terjamin, anda akan menemui kehidupan dengan penuh kemewahan"

"Dan setelah kalian bercerai nanti, Tuan Arsen akan memberikan bonus pada anda, jadi walaupun anda bukan lagi istri Tuan Arsen tapi kehidupan anda masih akan terjamin"

Penjelasan Robert sudah sangat puas bagi Rena, wanita cantik itu hanya bisa menunduk, kedua tangannya mere mas rok yang ia kenakan. Sebisa mungkin ia menahan air matanya supaya tak menetes.

Semalam ia kira bukan seperti ini pernikahan yang akan ia jalani, namun nyatanya semuanya tak seperti yang ia pikirkan.

"Anda tidak bisa menolak lagi Nona, tadi anda sudah memutuskan untuk bersedia menikah dengan Tuan Arsen" sambung Robert lagi.

"Tuan bisakah saya kembali berpikir ? ini terlalu sulit untuk saya Tuan. Bagi saya menikah itu bukan lah permainan, kalau saya dan Tuan Arsen menikah hanya karena sebuah tujuan itu sama saja saya mempermainkan pernikahan" mohon Rena

"Tidak bisa Nona, anda sudah bersedia menikah dengan Tuan Arsen. Jadi anda harus menerima semua konsekuinsinya"

Arsen hanya diam saja, tapi sesekali ia memperhatikan wajah Rena yang begitu alami, Arsen tau kalau Rena menahan air matanya.

"Silahkan anda tanda tangani perjanjian ini" Robert menyerahkan sebuah pena kepada Rena.

Sekarang tak bisa berbuat apa-apa lagi, dengan tangan bergetar Rena membubuhkan tanda tangannya.

"Beri jalan terbaik untuk hamba Ya Allah"

Terpopuler

Comments

Zifa Zifa

Zifa Zifa

tenaga rena ntar juga arsen nya bucin

2022-06-13

3

Ririe Handay

Ririe Handay

gapapa Rena....moga setahun arsen bisa jatuh cinta ma kamu dan Elvan

2022-06-12

1

Hergozin Cristina

Hergozin Cristina

bismillah Rena demi sang elvan

2022-04-08

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!