"Bagaimana Nona Rena ? ini adalah kesempatan emas untuk anda, menikah dengan Tuan Arsen adalah impian setiap wanita, tapi Tuan Arsen malah memilih Anda untuk ia jadikan istri" Kembali Robert berbicara dengan nada santai.
Rena masih bingung, apa yang harus ia jawab. Sebenarnya menikah lagi bukanlah keinginan nya. Rasa cintanya pada sang suami masih sangat besar, apalagi ini harus menikah dengan pria yang belum pernah ia kenal.
Matanya melirik kearah Elvan yang saat ini sedang asyik bermain, anak semata wayangnya itu sering di ejek dan di remehkan oleh teman-teman nya membuat Rena merasa tak tega. Harus kah ia menerima Arsen supaya kehidupan anaknya bisa layak seperti yang lain.
Rena tentu saja ingin masa depan Elvan terjamin.
"Tuan apa saya bisa bertemu dengan Tuan Arsen" tanya Rena ragu
Kening Robert mengkerut, lalu kemudian mengangguk mantap "Baiklah akan saya panggilkan"
Robert berdiri dan berjalan kearah mobil yang tak terparkir tak jauh dari rumahnya. Tatapan mata Rena terus tertuju pada Robert yang sedang berbicara pada seseorang yang entah siapa itu.
Hingga tak berapa lama seorang pria berpakaian rapih keluar dari mobil membuat mata Rena membulat sempurna.
"Apa dia Tuan Arsen yang selalu di katakan oleh Tuan itu" batin Rena penuh tanda tanya.
"Nona Rena, ini adalah Tuan Arsen laki-laki yang akan meminang anda sebagai istri nya" ucap Robert memperkenalkan Arsen.
Arsen hanya diam, wajahnya tak ada ekspresi sama sekali membuat Rena menunduk tak berani menatap laki-laki itu.
"Si-lahkan duduk Tuan" titah Rena dengan gugup.
"Katakan apa yang ingin anda katakan ! bukankah anda mau bertemu dengan saya" balas Arsen.
Degup jantung Rena semakin kencang, padahal sebelum tadi ada banyak pertanyaan yang ingin ia sampaikan, tapi melihat tatapan Arsen dan cara bicara Arsen membuat Rena tak tau harus memulai dari mana.
"Robert" panggil Arsen pada asisten nya.
Robert menoleh, ia tau apa yang harus ia lakukan sekarang.
"Bagaimana Nona Rena apa anda setuju menikah dengan Tuan Arsen ? waktu kami tak banyak Nona"
"Boleh saya meminta waktu lagi ? ada banyak hal yang perlu saya pikirkan"
"Kasih dia waktu sampai besok, kalau dia belum ada jawaban itu berarti dia menolak saya" sahut Arsen begitu lantang.
"Baiklah Nona, besok anda datang ke kantor ini" ucap Robert sembari memberikan sebuah kertas yang berisi alamat kantor Arsen.
Tangan Rena terangkat ia mengambil kertas itu lalu buru-buru menyimpan nya pada saku roknya yang warnanya sudah sangat pudar.
"Kami tunggu jam 10 besok" lanjut Robert lagi.
"Baik Tuan, insya Allah saya akan datang kesana"
Robert mengangguk, tak berapa lama kedua laki-laki itu pergi meninggalkan Rena dan juga Elvan.
Setelah kepergian Arsen dan Robert barulah Rena bisa bernafas legah, entah kenapa melihat tatapan Arsen membuat pasokan oksigen terasa sangat berat.
"El, ayo kita ke rumah Papa" ajak Rena pada Elvan.
"Ayo Ma" jawab Elvan, walaupun belum pernah bertemu bahkan sampai kapanpun tak akan pernah bertemu tapi Elvan akan sangat antusian jika akan berkunjung ke makam Almarhum sang Papa.
Rena tersenyum, sebelum pergi ia kembali menggulung tikar dan meletakkan nya ketempat semula. Tak lupa Rena juga membawa sebotol A-qua dan mengambil uang untuk membeli bunga nantinya.
----------
Di perjalanan ke makam sang suami, Rena terus memperhatikan sekitar. Sesekali wanita cantik itu tersenyum kepada ibu-ibu yang tak sengaja berpapasan dengannya.
Tak berapa lama kini Rena dan Elvan sudah duduk di samping pusara seseorang yang bertuliskan Muhammad Rizal. Seperti biasa Rena akan menyiramkan air yang ia bawa dan menaburkan bunga di atasnya.
"Assalamualaikum Mas"
"Hari ini aku datang lagi, seperti biasa aku akan mengatakan kalau aku rindu sama Mas, entah bagaimana caranya supaya rindu ini akan pergi" air matanya mulai menetes, jari-jemarinya mengelus batu nisan yang bertuliskan nama lengkap sang suami.
"Mas, sudah lebih dari sebulan kamu gak pernah datang lagi ke mimpi ku ? kenapa Mas ? apa kamu gak kangen sama aku"
"Lihat Mas, sekarang Elvan sudah besar. Dia memang tak pernah bertemu denganmu tapi aku berjanji akan selalu menceritakan kalau dia punya Papa sehebat kamu"
Bibir Rena terus bergetar, menahan rasa sesak yang terus menggebu, kepergian sang suami memang sangat menyakitkan dalam hidupnya.
"Apa aku boleh menikah lagi Mas ? tadi ada dua laki-laki yang datang melamarku"
Rena menceritakan tentang Arsen yang melamarnya, seolah sang suami bisa mendengar apa yang sedang ia katakan. Sesekali tangannya mengelus rambut Elvan yang sedari tadi diam tanpa suara.
Setelah puas bercerita Rena mengeluarkan buku yasin lalu membacanya sampai usai, ia akan merasa tenang jika sudah mengirimi sang suami doa.
------
"Kau yakin dia akan menerima lamaran ku ?" tanya Arsen
"Saya yakin Tuan, wanita itu pasti akan menerima lamaran Tuan, memangnya siapa yang berani menolak Tuan Arsen"
Arsen menyunggingkan sedikit senyumnya, ia ingin semuanya cepat selesai supaya perusahaan itu resmi menjadi miliknya. Masalah menikah sebenarnya bukan itu keinginannya. Bagi Arsen cinta dan menikah adalah kata menjijikan dalam hidupnya.
Setiba di perusahaan, Seperti biasa Arsen berjalan dengan tegap dan tatapan tajamnya selalu berhasil membuat siapa saja tertunduk tak berani berbuat apa-apa.
Bukan hanya Arsen yang di takuti, karena Robert pun sama kejamnya dengan Arsen. Bahkan Asisten Arsen itu terkenal tak punya perasaan.
"Apa jadwalku ?" tanya Arsen pada Robert.
"Hari ini hanya ada satu jadwal Tuan, nanti jam 01 siang ada pertemuan dengan perusahaan dari jepang di cafe dekat hotel X"
"Siapkan semuanya ! jangan sampai ada yang tertinggal"
"Baik Tuan"
Arsen duduk di kursi kebesarannya, sementara Robert pamit untuk keruangnya, di luar ruangan Arsen, Robert menghampiri meja Jasmin yang bekerja sebagai sekretaris Arsen jika di kantor.
"Berkas yang di butuhkan Tuan Arsen nanti siang sudah siap kan ?" tanya Robert
"Sudah Tuan, semuanya sudah lengkap bahkan saya sudah mengeceknya berulang kali" balas Jasmin yakin.
"Kerja bagus ! nanti siang kau temani Tuan Arsen !"
Senyum Jasmin mengembang, menemani Arsen meeting adalah impiannya karena dengan cara itu ia bisa dekat dengan Arsen, apalagi di dalam mobil ia dan Arsen akan duduk bersampingan.
"Saya juga akan ikut" ucap Robert memudarkan senyum Jasmin.
"Baik Tuan" balas Jasmin malas, ia kesal dengan Robert karena kalau laki-laki itu ikut otomatis ia tak bisa mencuri perhatian Arsen.
"Ngapain sih Tuan Robert pakai ikut segala, kan aku tidak bisa bebas menatap Tuan Arsen ku" batin Jasmin.
---
...LIKE DAN KOMEN...
...ADD FAVORIT...
...RATE BINTANG LIMA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Hasian Marbun Ian ayurafanisa
buset tu mulut luwes bener
2023-03-10
1
Zifa Zifa
ngak usah mimpi jasmin😜😜😜😜😜😜🤭🤭🤭🤭🤮🤮🤮
2022-06-13
2
Ririe Handay
kau membunuh kesenangan Jasmine, Robert
2022-06-12
0