"Bagaimana mbak, jadi apa enggak beli mobilan nya ?" Penjual kembali bertanya seperti tak sabaran.
"Maaf Mas uang saya gak cukup, lain kali saya akan kembali" Rena menunduk lalu berbalik badan, tak ada niatnya untuk menawar karena baginya uangnya tidak akan cukup untuk membayar mobilan itu
"Berikan apa saja yang wanita ini butuhkan" teriak Robert menggema membuat Rena maupun penjual mainan menatap kearah Robert dengan heran.
Siapa laki-laki ini batin Rena.
"Hei apa kau tuli ? cepatkan lakukan perintahku !" ucap Robert lagi.
"Baik Tuan akan saya lakukan" Penjual mainan langsung mengambil beberapa mainan yang tadi di tanyakan oleh Rena.
Tidak berapa lama penjual mainan membawa 7 buah mobilan dengan warna yang berbeda namun bentuknya sama. Ia meletakkan semua mobilan itu di hadapan Rena dan juga Robert.
Rena masih saja tak percaya akan semua ini, ia masih bertanya-tanya tentang laki-laki yang berdiri di hadapannya.
"Berapa totalnya ?" tanya Robert.
"Satunya 60 ribu Mas, kalau 7 jadinya 420"
Robert mengeluarkan dompetnya, lalu mengeluarkan lembaran berwarna merah yang begitu banyak, tanpa menghitung dahulu Robert langsung memberikan uang itu kepada penjual mainan.
"Ambil semuanya, tidak udah di hitung karena jumlahnya pasti lebih" ujar Robert.
"Terima kasih Tuan"
"Nona silahkan ambil semua mainan ini dan berikan kepada anakmu" pinta Robert pada Rena.
"Maaf Tuan, tapi saya tidak bisa menerima bantuan dari orang yang tidak di kenal" Rena menjawab dengan kepala menunduk, sesekali wanita itu membenari posisi anaknya agar enak dalam menggendong.
"Anda tidak perlu mengenal saya karena yang terpenting niat saya baik untuk menolong anda"
"Tapi-----"
"Ambil aja mbak, kan mbak tadi nanyain mobilan ini" sahut sang penjual mainan.
Rena tau menolak rezeki itu tidaklah baik, tapi ini sudah berlebihan ia hanya membutuhkan satu mainan untuk mengganti mainan anaknya Bu Tanti, jikalau ia punya rezeki mungkin ia membutuhkan dua karena satunya untuk Elvan agar anaknya tak merebut mainan teman nya lagi.
"Terima kasih Tuan tapi saya hanya membutuhkan satu buah mainan saja" ucap Rena.
"Ambil semuanya,karena saya tidak suka apa yang saya beri di tolak"
"Tapi saya hanya membutuhkan satu Tuan"
"Anda terlalu banyak bicara Nona, mari saya antar dimana rumah anda"
"Tidak perlu, saya bisa membawanya sendiri" Rena akhirnya menerima semua pemberian Robert, ia langsung membawa mainan itu yang sudah di masukan kedalam plastik besar. Agar susah memang membawanya karena Rena sembari menggendong Elvan.
"Terima kasih Tuan, semoga Allah membalas semua kebaikan Tuan" ucap Rena sebelum berlalu pergi.
Namun sebelum Rena melangkah lebih jauh Robert memanggilnya, membuat langkah kaki Rena terhenti.
"Ada apa lagi Tuan ?" tanya Rena tanpa membalikan badannya.
"Apa kau sudah bersuami ?" pertanyaan Robert tentu saja membuat Rena bingung.
"Iya Tuan, tapi suami saya telah meninggal dunia"
"Kesempatan yang bagus, sepertinya dia cocok menjadi istri tuan Arsen. Tapi bagaimana cara menyampaikan nya ?" batin Robert.
Karena tak ada yang ingin di tanyakan Robert lagi, Rena memutuskan untuk pergi. Akan tetapi Robert kembali memanggil membuat Rena sedikit kesal.
"Ada apa lagi Tuan ?" tanya Rena berusaha untuk tidak marah.
"Saya sedang mencari istri untuk tuan Ku, dan ku rasa kau wanita yang tepat, jadi apa kau mau menjadi istri tuan Arsen ?"
Rena tercengan mendengarnya, bisa-bisa nya laki-laki itu mengatakan hal yang menurutnya tidak wajar.
"Kau tak perlu menjawabnya sekarang, saya akan memberikan kamu waktu untuk berpikir. Ini kartu nama saya jika kau berubah pikiran maka hubungi saya langsung" sambung Robert lagi.
"Maaf Tuan saya tak membutuhkan itu" Tolak Rena.
"Simpan saja dulu ! saya yakin kau membutuhkan ini !"
Akhirnya Rena menerima kartu nama itu, walau di hatinya tak akan mau menerima semuanya.
********
"Kemana Robert kenapa dia lama sekali ? wanita apa yang akan ia berikan padaku" gumam Arsen
Arsen sudah bersiap untuk pulang, hari juga sudah semakin sore bahkan beberapa karyawan kantor sudah pulang lebih dulu, tinggal Arsen yang masih berada di kantor.
Sebenarnya ia malas untuk pulang, selain malas di tanya oleh Kakek, Arsen juga malas bertemu dengan sang paman yang pintar sekali mencari muka.
Tok-Tok-Tok
Suara pintu di ketok dari luar.
"Masuk !!" pinta Arsen
Perlahan pintu di dorong dari luar menampakan Robert yang baru saja datang.
"Kau darimana saja ? hampir seharian kau meninggalkan kantor" tanya Arsen langsung.
"Saya baru pulang dari mencari calon istri untuk Tuan"
"Lalu bagaimana ? apa kau sudah mendapatkan nya ?"
"Sudah Tuan, tapi saya belum yakin dia mau menerima pernikahan ini ?"
"Kenapa ?" tanya Arsen dengan geram, pasalnya ia tak menerima di tolak, Arsen bisa saja memilih sala satu dari wanita yang mendekatinya selama ini, tapi Arsen tidak tertarik sedikitpun.
"Tidak Tau Tuan !"
"Wanita seperti apa dia ?" tanya Arsen.
Robert mengeluarkan ponselnya, ia membuka galeri untuk memperlihatkan foto Rena yang tak sengaja ia ambil tadi.
Arsen menatap foto itu dengan seksama, wajahnya tak ada ekspresi sama sekali.
"Itu anaknya ?".
"Seperti nya begitu Tuan, tadi dia masuk ke toko mainan"
"Dia cocok untukku dan kau harus melakukan seribu cara supaya dia mau menerima pernikahan ini"
"Baik Tuan akan saya lakukan"
"Dan jangan lupa kau harus menjelaskan kalau pernikahan yang saya inginkan hanya setahun"
Robert mengangguk patuh, tanpa di jelaskan oleh Arsen ia sudah paham akan hal itu.
*********
Rena baru saja selesai melaksanakan sholat maghrib, seperti biasa selesai sholat ia akan mengadukan nasibnya pada sang pencipta, mendoakan sang suami agar di beri tempat yang layak di sisinya.
Selesai berdoa Rena mengusap kedua telapak tangannya ke wajah ! sembari menghapus buliran air mata yang sudah menetes membasahi pipinya. Di sampingnya ada Elvan yang sedang bermain dengan mobilan baru, terlihat sekali wajah bahagia Elvan membuat Rena juga ikut tersenyum.
Kemudian tatapan matanya teralih pada sebuah kartu nama yang ia letakkkan di atas meja di samping tempat tidurnya..
"Dia mencari istri untuk Tuan nya ? lalu kenapa dia memilih aku ?"
"Ya Allah, hamba memang tak akan menolak jika engkau memberikan hamba jodoh lagi, tapi hamba mohon ya Allah tolong berikan hamba sosok suami yang baik dan penyayang pada anak hamba Elvan"
Dadanya terasa sesak setiap mengingat perjalanan hidupnya, apalagi kepergian sang suami yang entah kenapa baru kemaren ia jalani. Ia masih sangat membutuhkan sosok suami apalagi Elvan yang masih kecil dan masih sangat membutuhkan peran ayahnya.
Dalam hal ini Rena harus berperan sebagai Ayah dan Ibu untuk Elvan, terkadang ia lelah dengan hal ini namun inilah tadir hidupnya.
---
...LIKE DAN KOMEN...
...ADD FAVORIT...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Hasian Marbun Ian ayurafanisa
siapapun bakalan bingung robert, jika di todong tanpa aling2
2023-03-10
3
Eva NurMalla
lanjut baca
2022-10-24
1
Zifa Zifa
mewek😭😭😭😭😭😭thoooooorr
2022-06-13
1