Bab 03

Arsen baru saja selesai makan malam bersama Kakek Raymond. Tak ada obrolan sama sekali hanya ada suara dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Setelah makan malam Arsen hendak meninggalkan meja makan namun Kakek mencegahnya.

"Ada apa Kek ?" tanya Arsen

"Kakek mau bicara padamu !"

"Iya" jawab Arsen singkat. Ia memang tipe pria yang dingin bahkan pada siapapun. Termasuk sang Kakek yang notabenya adalah keluarga satu-satunya Arsen.

Di ruang kerja milik Arsen, sang Kakek menatap cucunya dengan seksama.

"Mau bicara apa Kek ?"

"Apa kau sudah menemukan wanita yang akan kau jadikan istri ? ingat waktumu tinggal beberapa hari lagi"

"Kakek tenang saja ! aku sudah menemukan wanita itu dan secepatnya kami akan menikah !"

"Benarkah ?" Kakek Raymond tampak terkejut "Wanita seperti apa dia ?"..

"Itu menjadi urusan ku, jadi Kakek tak perlu tau"

"Ok baiklah, dan Kakek harap secepatnya kau bawa wanita itu kehadapan kakek"

Arsen menganggukan kepalanya.

"Aku harus minta bantuan Robert supaya wanita itu mau menikah dengan ku" batin Arsen kemudian.

Tak berselang lama Kakek Raymond meninggalkan Arsen sendiri, semenjak Ayah Kandung Arsen meninggal hubungan Arsen dan sang Kakek menjadi renggang. Entah apa yang terjadi yang jelas bagi Arsen Kakek Raymond berubah secara drastis.

Di ruangan ini Arsen hanya diam saja, kedua tangannya ia letakkan didada. Tatapan mata yang nyalang selalu nampak di wajahnya.

********

Robert yang baru saja akan beristirahat harus kembali ia urungkan saat membaca perintah dari Arsen untuk mencari tau siapa Rena sebenarnya.

Tak sulit bagi seorang Robert melakukan itu, apalagi Rena hanyalah perempuan biasa. Namun yang akan menyulitkan Robert adalah permintaan Arsen yang kedua, yaitu harus menjadikan Rena istri dari seorang Arsen.

"Dia Janda berarti" gumam Robert membaca apa yang ia temukan.

"Apa Tuan Arsen mau menikah dengan Janda, apalagi dia sudah punya anak?"

"Tapi coba saja aku kirimkan data wanita ini"

Tak menunggu waktu lama Robert sudah mengirim semua informasi tentang Rena pada Arsen.

******

Triiiiing..

Ponsel mewah milik Arsen berbunyi, ia langsung mengecek ponselnya, sudut bibirnya terangkat karena membaca data yang baru saja di kirimkan oleh Asisten pribadinya itu.

"What, dia sudah janda ?" ucap Arsen terkejut.

"Astaga, masa iya seorang Arsen menikahi seorang Janda ? sudah punya anak pula"

Arsen berpikir sebentar "Tapi kan pernikahan ini hanya untuk membuat Kakek menyerahkan semua perusahaan Ayah padaku, kelak saat semua itu sudah aku dapatkan aku bisa berpisah dengannya"

Sebuah ide licik muncul di benaknya, ia akan tetap menikahi Rena hanya untuk sebuah perusahaan yang di bangun oleh Ayahnya. Ia tak akan rela jika perusahaan itu jatuh ke tangan sang Paman yang licik.

"Besok kau urus semuanya ! aku ingin secepatnya pernikahan ini terjadi !" ucap Arsen di sambungan telepon.

"Baik Tuan, akan saya lakukan saya jamin wanita itu tidak akan menolak"

"Bagus, kau memang bisa di andalkan"

"Itu sudah menjadi tugas saya Tuan"

Tak berapa lama sambungan telepon terputus, barulah Arsen beranjak dan meninggalkan ruang kerjanya. Seperti biasa sebelum tidur ia akan meminta salah-satu pelayan rumah untuk kembali mengecek keadaan kamar. Arsen tidak ingin ada satu binatang pun yang mengganggu waktu istirahatnya.

"Semuanya sudah beres Tuan, silahkan masuk kedalam" ucap Tara kepala pelayan di rumah mewah itu.

"Hmmmmm" Arsen masuk kedalam kamarnya, ia langsung merebahkan diri di atas ranjang, hingga tak berapa lama Arsen terlelap dan berkelana dalam mimpi.

*******

Suara Adzan subuh berkumandang dengan merdu, membangunkan setiap umat muslim untuk melakukan ibada sholat subuh.

Begitupun dengan Rena yang kini sudah berdiri di atas Sajadahnya, ia memang tak pernah meninggalkan sholat kecuali sedang datang bulan tentunya.

Alllah hu Akbar

Kedua tangan Rena terangkat, dengan sangat khusuk Rena menjalankan ibadah sholat subuh.

Hingga beberapa saat kemudian Rena telah selesai menjalankan ibadah sholat subuh. Ia menoleh kearah Elvan yang masih terlelap dalam tidurnya. Biasanya Rena akan membangunkan Elvan untuk mengajarinya sholat namun kali ini Rena membiarkan karena merasa kasihan.

"Masak dulu lah, sebelum El bangun" gumam Rena yang melepas mukenanya lalu menggantinya dengan kerudung instan.

Rena meninggalkan kamar dengan sangat pelan, ia menuju dapur dan memeriksa masih tersedia apa untuk menu sarapannya bersama Elvan nantinya.

"Alhamdulillah masih ada tahu dan tempe" senyum kebahagiaan terbit di bibir tipisnya. Tanpa menunggu lama kedua tangan lincah milik Rena mulai memasak untuk dirinya dan sang buah hati.

*****

Pukul 08:30 Wib.

Sebuah ketokan pintu membuat Rena terperanjat kaget, ia bergegas membuka pintu dan bertanya-tanya siapa yang datang kerumah nya.

"Anda ?" ucap Rena kaget saat melihat Robert sudah berdiri di hadapannya.

"Selamat pagi Nona Rena, apa saya boleh masuk ?"

"Maaf Tuan, di rumah saya hanya ada saya dan El anak saya, tidak ada laki-laki lain. jadi saya tidak bisa membawa anda masuk" Rena menunduk ia sangat menjaga pandangannya pada seorang laki-laki.

"Baiklah, kalau begitu anda saja yang keluar karena ada yang ingin saya bicarakan" Robert memahami ucapan Rena.

Rena mengangguk, tapi sebelum itu ia mengajak Elvan untuk menemani, ia tak ingin berbicara hanya empat mata dengan seorang laki-laki yang bukan mahramnya.

Tidak ada kursi untuk tempat duduk, membuat Rena menggelar tikar untuk alas duduk. Semua aktivitas Rena tak luput dari pandangan Arsen yang saat ini sedang berada di dalam mobil.

"Silahkan Tuan ! maaf kami tidak punya tempat yang layak untuk duduk" ucap Rena dengan sopan.

"Terima kasih Nona".Robert duduk dengan tenang.

Begitupun dengan Rena yang ikut duduk agak jauh dari Robert.

"Bagaimana dengan tawaran saya kemaren Nona ? apa anda mau menjadi istri Tuan Arsen ?" tanya Robert to the point.

Kali ini Rena mengangkat kepalanya, tak berselang lama ia kembali menunduk.

"Jika anda mau menikah dengan Tuan Arsen, saya jamin kehidupan Anda akan berubah, Saya tau semua kehidupan anda" sambung Robert lagi sebelum Rena sempat menjawab.

"Kenapa anda memilih saya ? saya ini hanyalah seorang janda dan saya bukan wanita berpendidikan ?" tanya Rena.

"Bukan saya yang memilih anda tapi Tuan Arsen sendiri" jawab Robert dengan tegas.

Rena tampak berpikir sejenak, saat ini ia sedang di lamar oleh seorang laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui. Seperti biasa Rena akan selalu di ambang kebingungan.

"Tuan Arsen adalah pria yang kaya raya, bahkan kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan, ia laki-laki single dan belum pernah menikah. Jadi apa lagi yang ingin anda pikirkan bukankah lebih baik anda menerima Tuan Arsen dari pada menikah dengan Pak Rt yang sudah punya banyak istri"

Rena begitu terkejut mendengar ucapan Robert.

"Dari mana laki-laki ini tau kalau aku selalu di lamar Pak Rt ?" batin Rena bingung.

-----

...LIKE DAN KOMEN...

...ADD FAVORIT...

Terpopuler

Comments

Eva NurMalla

Eva NurMalla

robert adalah seorang cenayang 👍👍 good job

2022-10-24

2

Mbak Manda

Mbak Manda

bagus cerita nya

2022-10-09

0

Zifa Zifa

Zifa Zifa

Terima deh rendari pada sama pak tr yg punya istri banyak gitu

2022-06-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!