maling kolom tempat tidur

Raysha berdiri di pinggir kolam menyeruput gelas jus jeruk ditangan kanannya, dengan bibir tersenyum sinis menatap layar handphone miliknya.

seperti yang telah di rencanakan oleh panitia, reuni di adakan di dua tempat yang berbeda. pukul setengah sepuluh pagi hingga lima sore, acara di adakan di halaman sekolah.

tujuannya untuk mengenang tempat dan masa masa saat alumni masih mengenakan seragam putih abu-abu.

kemudian dilanjutkan dengan bermalam di villa puncak yang letaknya satu jam perjalanan dari sekolah.

'sejak tadi aku tidak melihatmu,'

ia kembali menyeruput jus jeruk sambil membaca chat yang di kirimkan Jonathan padanya.

mulai dari acara pembukaan hingga berpindah ke villa, ia sama sekali belum bertemu dengan Jonathan. sebab Jonathan menjadi bintang utama reuni saat itu. ketampanan dan kepopuleran masih melekat pada diri seorang Jonathan Aditya. membuat sebagian besar pada gadis berteriak histeris memanggil nama Jonathan.

bahkan ia sendiri pun, sempat terpana pada pesona seorang Jonathan untuk yang kedua kali.

saat itu Jonathan berdiri di atas panggung dengan menyanyikan lagu, yang membuat ingatannya kembali pada masa masa indah bersama Jonathan.

namun, ia segera menepis jauh jauh ingatan itu dan kembali pada tujuan utamanya berada di sana.

''sesulit itukah menemukanku?''

ia membalas chat dari Jonathan kemudian kembali menyeruput jus jeruk di tangan kanannya.

'tidak, lihatlah aku menemukanmu.'

kemudian ia tersenyum, bersama berdirinya seorang pria yang menjadi alasannya meninggalkan pernikahannya sendiri.

lalu meletakkan gelas jus jeruk yang tersisa separuh di atas nampan seorang pelayanan yang kebetulan lewat di sebelahnya.

"why not?"

kali ini Raysha justru terbahak melihat Jonathan merentangkan kedua tangan padanya.

"tidak semudah itu,"

Jonathan menurunkan tangannya lalu menghela nafas panjang. sebab Raysha tidak menerima pelukan darinya.

"well, apa yang harus aku lakukan agar kau berlari padaku,"

namun Raysha justru berbalik dan duduk di sebuah bangku panjang yang berbeda tak jauh dari pinggir kolam renang.

"akhirnya, setelah lima tahun aku bisa melihatmu kembali," Jonathan masih berusaha untuk berbicara pada Raysha, sambil duduk di sebelahnya dengan kedua tangan terlipat di belakang kepala.

"walau tanpa senyum." Jonathan menekankan Kalimatnya lalu menoleh pada Raysha yang tertunduk dengan senyum simpul.

"apa sekarang senyummu sangat mahal?"

namun Raysha tetap diam membisu. mengalihkan pandangan ke arah lain.

beberapa saat mereka saling diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. hingga terdengar suara alunan musik yang mendamaikan hati siapa saja yang mendengarnya.

beberapa dari teman temannya berdiri di sekeliling kolam renang, bergerak mengikuti alunan musik tersebut dengan memeluk pasangan masing-masing.

"kita harus coba,"

tangan Jonathan terulur di depan Raysha

namun Raysha hanya menatapnya dengan dahi berkerut.

"come on,"

Jonathan langsung berdiri dan menarik tangan Raysha hingga limbung dan jatuh dalam pelukannya.

Jonathan tersenyum lalu mendekap tubuh kekasih yang sangat ia rindukan.

ia tak peduli dengan tangan Raysha yang memukul mukul punggungnya dan berteriak agar ia melepaskannya.

"aku sangat merindukan aroma tubuh ini,"

Raysha menghentikan tangannya yang siap melayangkan pukulan ke punggung Jonathan. kerana suara Jonathan tiba-tiba menjadi simponi indah yang terdengar di telinganya.

kehangatan pelukan dari Jonathan, memusnahkan semua rasa sakit hati dan kecewanya untuk beberapa saat.

namun setelah itu, tangannya justru terangkat dan melayangkan satu tamparan di pipi kiri Jonathan hingga kepalanya menoleh kesamping.

sapuan lembut dari bibir Jonathan justru membuat amarahnya semakin memuncak.

ia masih menatap Jonathan hingga beberapa saat dengan tatapan penuh amarah dan napas memburu.

kemudian berbalik mengambil tas miliknya yang berada di kursi panjang. lalu pergi mengabaikan Jonathan yang berlari mengejar dan berteriak memanggil namanya.

ia membanting pintu mobilnya dengan kasar. kemudian duduk di balik kemudi, melemparkan tas kesamping sebagai bentuk kekesalan pada ketidak berdayaan dirinya di hadapan Jonatan.

ia memijat dahi dengan sebelah tangan. kemudian menyandarkan punggung dengan kepala mendongak ke atas dan mata terpejam.

ia membuka matanya sebentar, lalu menutup kembali saat mendengar suara dering dari handphone miliknya.

"ada apa Sya?" jawabnya dengan suara malas.

"Ray, kamu dimana? cepatlah pulang,"

ia menghela nafas, kemudian tangan kanannya memijat dahi. mendengar suara kepanikan Rasya di telepon.

"iya, aku pulang,"

pukul tiga dini hari mobil yang di kendarai oleh Raysha sudah terparkir di seberang jalan raya menuju hotel.

ia sengaja meninggalkan mobil itu di sana, agar memudahkan Rasya untuk pulang kerumah.

menurut rencana awal, keluarganya akan langsung pulang kerumah setelah resepsi berakhir.

ia menatap pantulan wajahnya dari kaca spion mobil. kerena kembali mengenakan masker untuk menutupi sebagian mukanya. kemudian berjalan cepat masuk kedalam lobby hotel, dan masuk kedalam lift lalu menekan angka tujuh belas.

kepala menoleh kesamping kanan dan kiri sebelum keluar dari lift. kemudian berjalan menunduk hingga kakinya berhenti di depan pintu kamarnya.

namun, ia justru di kejutkan dengan suara Alfin berbicara, dan terdengar semakin mendekat kearahnya.

ia mengetuk pintu kamar berkali kali agar Rasya segera membukakan pintu.

"kanapa lama sekali Sya,"

"harusnya aku yang nanya gitu!" sungut Rasya kesal dengan berjalan mengikut di belakang Raysha.

"untung saja Alfin ada urusan di luar. kalau enggak, bisa jebol aku Malam ini," imbuhnya dengan bibir mengerucut.

"maaf, tapi kamu belum di apa apinkan?"

Rasya mengangguk sebagai jawabannya.

"bagus! sekarang kamu cepat pergi Alfin sudah disini,"

ucap Raysha dengan mengacak acak isi koper yang berada di samping meja rias untuk mencari baju tidur.

klik

mereka (Rasya dan Raysha) menoleh kearah pintu dengan mata melotot.

Raysha menarik tangan Rasya agar mengikutinya, dan memintanya bersembunyi di kolong tempat tidur.

"sembunyi disini dulu Sya, sebelum Alfin masuk. aku akan berusaha mengalihkan perhatian Alfin agar kamu bisa keluar,"

ucap Raysha dan di angguki oleh Rasya.

setelah Rasya masuk kedalam kolom tempat tidur, Raysha segera berlari masuk ke kamar mandi untuk mengganti bajunya.

ia bisa mendengar suara Alfin masih berbicara di telepon dari dalam kamar mandi. kemudian membasuh muka dan mengatur nafas sebelum keluar.

"Ray, kamu belum tidur,"

ia tersenyum pada Alfin kemudian mengalungkan kedua tangannya di leher Alfin.

"gak bisa tidur,"

dahi Alfin berkerut dan mengecup bibir Raysha lalu tertawa.

Raysha memeluk Alfin, lalu mengacungkan jempol di belakang punggung Alfin memberi tahu agar Rasya segera keluar dari sana.

Rasya mengangguk dan membalas acungan jempol Raysha dari dalam kolom tempat tidur.

kemudian merayap keluar dan berjalan mengendap-endap hingga keluar dari kamar.

sebelah tangannya memegang dada setelah berhasil keluar dari kamar. namun, ia justru semakin ketakutan saat berbalik.

"mama,!"

mama melipat tangannya di depan dada dengan menatap tajam kearahnya.

Terpopuler

Comments

🌸Santi Suki🌸

🌸Santi Suki🌸

seru kak ceritanya. sampai lupa komentar 🥰🥰🥰. karena penasaran. aku baca yang versi orang tua Alfin 😆😆😆

2022-04-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!