kisah masa lalu

"Jonathan?!" dahi Raysha berkerut dengan mata menyipit, lalu mengulir gambar tombol berwarna merah. kemudian meletakkan kembali handpone di dalam tasnya dan kembali mencoba gaun kedua yang berikan mama padanya.

ia menghela nafas kesal karena handphonenya kembali berbunyi hingga beberapa kali dan beberapa notifikasi pesan masuk. namun ia tetap mengabaikan hingga pulang kerumah.

"CK,"

ia berdecak saat handphonenya kembali berbunyi. namun kali ini bukan panggilan telepon atau chat melainkan panggilan video.

kemudian ia berbaring terlentang di atas kasur sambil menatap layar handphone yang kembali menyala. lalu melemparnya kesembarang arah dan mengabaikan dering ponsel yang masih berbunyi hingga berhenti sendiri.

"aaarrggghhh," ia menenggelamkan kepala di bawah bantal lalu berteriak sekencang kencangnya.

bisa kalian bayangkan, kekasih yang sangat kalian cintai dan sangat mencintai kalian. tiba tiba saja berkencan dengan wanita lain di depan mata kepala kalian, sakit bukan?

dan parahnya lagi, itu tidak hanya terjadi sekali, bahkan sudah berulang kali. dasar brengsek.

"kamu mau aku gimana," seru Jonathan kala itu.

"kalau status kamu bukan pacar aku, it's ok aku gak akan ngelarang kamu jalan sama cewek lain. tapi kamu pacar aku, wajar dong kalau aku marah," sergah Raysha dengan aura kemarahan di wajahnya.

"jadi mau kamu gimana?"

"harusnya aku yang nanya, mau kamu gimana," ujar Raysha sambil mendorong dada Jonathan dengan telunjuknya kemudian pergi.

Namun setelahnya, Jonathan masih tidak memutuskan hubungan mereka. justru malah bersikap seolah olah tidak pernah ada pertengkaran di antara mereka.

pesan romantis, coklat dan setangkai bunga mawar merah masih sering Raysha dapatkan.

aneh bukan?

jika Jonathan masih memiliki rasa padanya kenapa dia berkencan dengan wanita lain?

"aaarrggghhh," Raysha kembali berteriak di bawah bantal dengan kaki menendang nendang di atas kasur.

lalu menggigit ujung selimut, sebagai respon kekesalan. sebab Jonathan meninggalkannya tanpa memutus hubungan diantara mereka dan tanpa penjelasan sedikit pun.

ia masih ingat betul betapa kecewanya ia saat itu. bagai kertas yang robek robek kemudian di terbangkan dari ketinggian. terbang melayang tanpa arah hingga membuat ia yang pernah menjadi budak cinta tak percaya lagi dengan nama cinta.

namun takdir berkata lain, saat ia sudah kembali percaya pada cinta, tiba tiba Jonathan kembali menghubunginya.

lima tahun menghilang tanpa kabar, tiba tiba kembali menghubunginya dan berhasil mengusik hatinya.

apa Jonathan kembali hanya untuk menghancurkan hatinya yang kedua kali?

"Ray, bangun tolongin mama," Raysha hanya bergumam saat mama menggoyang goyangkan badannya.

"minta tolong apa sih ma, malam malam begini,"

"sembarangan, coba melek matanya. matahari sudah tinggi begitu di bilang malam,"

kali ini mama membalikkan tubuhnya ke posisi terlentang. hingga membuat matanya yang terpejam semakin merapat karena sinar matahari.

"aku lagi di pingit kan, gak boleh keluar rumah,"

ucap Raysha dengan menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"darurat ini, semua pada sibuk. ayolah tolongin mama, kasihan Rasya sudah nunggu dari tadi," ucap mama sambil menarik selimut Raysha.

"Rasya?!"

ia langsung terbangun dan duduk sambil menatap mama yang mengangguk padanya.

sepuluh tahun terpisah dengan saudara kembarnya membuatnya merasakan rindu yang teramat sangat.

sebab Rasya memilih tinggal bersama neneknya sejak masuk kelas satu SMP.

hingga mereka sama-sama sudah dewasa hanya beberapa kali saja bertemu, itupun harus di pertemukan di sebuah acara di kota asli mamanya.

Raysha langsung melompat dari kasur menuju kamar mandi dan bersiap untuk menjemput saudara kembarnya di bandara.

begitu sampai di parkiran, ia segera berlari menuju terminal kedatangan untuk menunggu Rasya.

ia tersenyum sambil melambaikan tangan tinggi tinggi saat melihat seseorang yang sangat mirip dengannya.

"kangeenn," ucap keduanya dengan pelukan rindu, kemudian tertawa bersama.

***

kini mereka telah sampai di rumah, setelah menuntaskan rindu dengan kedua orang tua, mereka masuk kedalam kamar.

"aku gak nyangka, kamu bakalan duluin aku,"

Raysha tersenyum bangga dengan mata terpejam sebab sapuan kuas masker Rasya diwajahnya.

ini yang paling ia rindukan dari saudara kembarnya, bergantian memasang masker wajah atau berebut sesuatu yang berakhir membuat mama ngomel ngomel.

"emang baik banget ya Alfin, sampai kamu bisa langsung jatuh cinta. padahal kamu dulu pernah bilang, gak bakal mau kenal lagi sama yang namanya cinta,"

Raysha mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Rasya.

"eh, handphone kamu bunyi tuh,"

ucap Rasya sambil menaruh mangkuk masker kemudian meraih handphone Raysha yang berbeda di sebelahnya.

"Alfin video call,"

tangan Raysha berisyarat agar Rasya mengangkat panggilan telepon dari Alfin.

"kamu gak malu, muka kamu kaya ondel-ondel begitu," Rasya menunjuk muka Raysha dengan dahi berkerut.

"kamu yang jawab," ucap Raysha dengan suara semakin tertahan karena masker benar benar mengering.

"mana bisa begitu,"

"dia gak bakalan tahu kalau itu bukan aku, Kitakan mirip," lanjut Raysha dengan suara yang masih tertahan.

"iya ya," Rasya sambil mengangguk. "bener nih, aku jawab yah,"

Raysha mengacungkan kedua jempol sebagai Jawaban.

namun ketika layar handphone menampilkan dengan penuh wajah tampan Alfin, jantungnya berdebar tidak karuan. sial.

bukankah ia sudah sering berhadapan dengan orang orang tampan sebelumnya?

"kok gugup gitu sih," Rasya meringis sebagai jawaban dari pertanyaan Alfin.

"kamu baik baik saja kan?" Rasya mengangguk.

"kok gak ngomong,"

"ngomong apa?" ucap Rasya dengan suara gugup.

"Ray, aku rindu,"

wajah Rasya merah karena malu. walau kata itu tidak tujukan padanya, namun Alfin berbicara dengan menatapnya.

jadi wajarkan jika Rasya merasa malu?

setelah beberapa menit bertatap muka dengan Alfin dan hanya menjawab pertanyaannya dengan iya dan tidak, akhirnya ia bisa bernafas lega karena Alfin sudah mengakhiri panggilan videonya.

"huft, gila bisa mati berdiri kalau gini," gumam Rasya sambil memegang dadanya.

"kena juga Lo, ama pesona laki gue,"

Raysha tertawa melihat kegugupan Rasya, sambil berjalan keluar kamar mandi dan duduk di sebelah Rasya.

Rasya mencibir kearah kembarannya dengan tangan masih memainkan handphone milik Raysha. kemudian berhenti di salah satu nomor yang dengan chat yang bertumpuk. dahinya berkerut lalu normal kembali setelah itu kembali berkerut.

"ini Jonathan yang yang dulu bukan sih?"

ia menoleh pada Raysha sebentar kemudian kembali fokus menatap handphone.

"kenapa Lo buka chatnya?!" sergah Raysha sebal, kemudian merebut handphonenya dari tangan Raysha.

"dia ngajak ketemuan di acara reuni SMA, ada yang mau di jelaskan katanya,"

Raysha menghela nafas, kemudian berbaring di atas tempat tidur.

apa lagi yang mau dijelaskan, bukankah kepergiannya sudah cukup untuk menjelaskan?

"dia bilang ada kesalah pahaman,"

Raysha masih berpura-pura memejamkan mata saat Rasya menceritakan semua chat yang di kirimkan Jonathan padanya.

jujur hingga saat ini dadanya masih bergetar jika mendengar nama Jonathan. ia tidak bisa terima begitu saja dengan penghianatan yang telah Jonathan lakukan padanya.

lantas apa yang akan ia lakukan jika Jonathan benar benar kembali?

Terpopuler

Comments

EuRo

EuRo

aku baru baca lagi kak... padahal aku penasaran tapi sibuk real life... semangat authornya. .. 👍❤❤

2022-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!