Sebagai seorang adik yang baik, Elang hanya ingin tahu tentang amanat itu, apa maksud kata-kata yang di sampaikan oleh Dara padanya.
Akhirnya ia meminta Dara mengikutinya, masuk ke dalam ruangan rawat pria yang sudah terbaring koma selama kurang lebih tiga hari. Gadis itu terus menangis ingin melihat kondisi pacarnya. Pikir Elang, selagi keluarganya tidak berkunjung, dia bisa menemani Dara untuk melihat kondisi Guntur.
"Kak Guntur," Dara makin terisak dalam tangisnya, dia tidak berani menyentuh barang sejengkal saja kulit pucat kekasihnya. Keadaan Guntur amat parah, selang oksigen terpasang di mulutnya, juga jarum infus yang menempel di punggung tangannya. Guntur masih terbaring koma, tidak sadarkan diri.
"Kakak." Sekuat tenaga gadis itu menahan suara, hanya tersengal sesekali, memekik dalam tangis. Dara Tidak ingin membuat suasana tenang di ruangan itu pecah karena jerit tangisnya.
"Bang Guntur mengalami pendarahan cukup serius di otaknya. Benturan keras di kepalanya sewaktu kecelakaan yang menjadi penyebab. Entah kapan bang Guntur sadar. Saya harap kamu bisa ikhlas, doakan supaya dia bisa sadar." Elang masih menatap Dara yang terlihat sangat bersedih. Rupanya itu tipe gadis yang disukai Guntur yang dikenal dingin dengan lawan jenis. Pantas saja, setiap kali ada teman wanita yang mendekati abangnya itu, Guntur selalu menjauh, tidak tertarik dengan wanita mana pun.
Namun, anak ABG seperti Dara. Apakah itu tipe cewek idaman ketua geng motor Hunter?
Dua tahun menjalin hubungan di belakang keluarga besarnya. Jika diketahui oleh orang tuanya, Guntur pasti akan mendapat masalah.
"Udah lihat 'kan? Sekarang saya butuh bicara sama kamu," tegas Elang yang merasa semuanya masih abu-abu baginya.
Dara mengangguk pelan. Meski belum cukup rasanya melihat wajah pacarnya. Hatinya begitu sakit, tidak tega melihat keadaan Guntur yang sangat parah.
Elang mengajak Dara ke sebuah cafe di dekat rumah sakit. Ia merasa butuh mengobrol dengan Dara. Gadis itu datang ke rumah sakit masih mengenakan seragam lengkap yang sudah dicoret oleh spidol hitam. Wajah yang kusut dengan mata bengkak dan hidung yang merah. Terlihat sekali bahwa dia habis-habisan menangisi Guntur.
"Kamu baru kelulusan?" tanya Elang melihat seragam Dara yang di penuhi coretan spidol.
Dara menyeka air matanya. Sampai kapan dia akan menangis. Batin Elang.
"Iya. Tadi Dara baru saja wisuda kelulusan di sekolah. Lalu ada acara coret seragam. Dara kaget sewaktu liat berita ada kecelakaan. Dara nggak nyangka itu beneran kak Guntur."
Elang hanya diam menatap gadis yang seolah tidak lelah menangis itu. Begitu besarkah cintanya terhadap Guntur? Atau jangan-jangan... Mendadak muncul kecurigaan di benaknya terhadap Dara.
Seorang gadis menangis sampai segitunya. Belum lagi sejak tadi Elang memperhatikan gadis itu agak berbeda. Dia berulang kali menyentuh perutnya. Apakah dia lapar?
"Udah makan?" tanya Elang.
"Dara nggak lapar."
Elang menggaruk tengkuknya, masih bingung kenapa gadis itu sejak tadi terus menangis, gemetaran seperti bingung ingin menyampaikan sesuatu. Jadi bukan karena lapar.
"Kamu nggak lagi hamil 'kan?" tanya Elang seketika membuat Dara bergeming.
Dua gelas lemon tea datang ke meja mereka. Elang mengambil minuman tersebut lalu meminumnya. "Minum dulu, kamu nggak berhenti nangis, nggak capek."
Dara mengambil segelas lemon tea di depannya, lalu meminumnya sedikit.
"Kamu belum jawab pertanyaan saya. Kamu nggak lagi hamil 'kan?" tentu saja Elang berharap jawabannya "tidak".
Kedua mata Dara terpejam. Gestur-nya terlihat seperti ia sedang sangat gugup saat ditanyakan tentang itu. Elang merasa aneh, jangan bilang gadis di depannya itu benar-benar...
"Iya. aku hamil."
"Ini anak Kak Guntur."
Seperti mendengar suara petir menyambar. Jawaban Dara sama sekali diluar dugaannya. Meski pertanyaan itu dia yang mengajukan, tapi tak sedikit pun dia mengira bahwa gadis itu akan menjawab "iya".
Bagaimana bisa gadis di depannya itu masih remaja. Guntur? Apakah dia bajingan yang suka menghamili anak orang! Elang meremas kuat telapak tangannya sambil menggertak kan gigi. Kalau orang tuanya tahu hal ini pasti Guntur akan dibuang dari anggota keluarga.
"Kamu lagi bercanda 'kan?" Elang masih tidak percaya.
"Enggak. Dua Minggu lalu, Kak Guntur juga udah tahu kok. Dia bilang bakalan nikahi aku setelah aku lulus sekolah. Tapi, Dara nggak sangka kalau Kak Guntur akan koma seperti sekarang."
Jadi ini alasannya kenapa dua Minggu lalu Guntur bertengkar dengan mama dan papanya. Guntur mendadak keluar dari ruangan kerja orang tuanya dengan wajah merah padam menahan amarah. Mamanya tidak memberi tahu Elang, mengenai alasan Guntur terlihat sangat marah. Elang tidak sengaja melihatnya, ingin menegur abangnya tapi dia merasa itu bukan urusannya. Elang tidak suka mencampuri urusan orang lain, meski itu abangnya sendiri. Tapi kali ini kasusnya berbeda, keadaan Guntur sedang koma.
"Jadi, bang Guntur nitipin kamu ke saya karena minta saya tanggung jawab atas kamu?" ucap Elang masih mencerna maksud amanat dari abangnya itu.
Dara menggeleng. "Elang nggak boleh tanggung jawab. Ini bukan kesalahan Elang."
"Bisa gila, saya!"
"Tapi Guntur nitipin kamu ke saya. Terus gimana nasib anak di—kandungan, kamu ..." sambungnya, frustrasi. "Nggak mungkin kamu gugurin kan."
Gadis di depan Elang hanya diam sambil menyeka air matanya. Ini semua murni kesalahan Guntur. Saat itu Dara bahkan tidak menyangka bahwa Guntur akan melakukan itu padanya, sampai dia hamil seperti sekarang.
"Hubungan kamu dan Abang saya apa memang udah sejauh itu? Kalian biasa melakukan, **** bebas?" tanya Elang, meski dia tidak menyangka, cewek polos di depannya ternyata tidak sepolos yang dia kira.
Dara menggeleng cepat. "Kak Guntur mabuk, dia maksa aku."
Elang kembali tersentak. "Guntur memaksa kamu?"
"Meskipun Dara sayang Kak Guntur, tapi hubungan kami berdua sehat, tidak pernah menjurus ke hal-hal yang melampaui batas. Kak Guntur selalu berlaku lembut terhadap Dara. Hanya berbeda pada malam itu. Hujan turun sangat deras. Kak Guntur datang ke rumah kost Dara, dia dalam keadaan mabuk. Lalu-" potong Dara, tercekat. "Semuanya terjadi, meski aku menolak tapi tenagaku tidak berarti, tidak sanggup melawan."
"Oh Tuhan. Apa yang kamu lakukan Bang!" Elang shock mendengarnya. Gadis di depannya rupanya korban pemaksaan. Lalu apa yang harus dia lakukan? Keadaan Guntur entah kapan akan sadar. Amanat Guntur, juga rasa tidak tega dirinya pada gadis bernama Dara. Membuat Elang menjadi bingung, tidak tahu harus berbuat apa.
"Kamu tinggal ngekost?"
Dara mengangguk. "Keluarga Dara di Bandung. Dara ngekost karena dekat dengan sekolah."
"Orang tua kamu belum tahu tentang ini?"
Dara menggeleng. "Belum. Orang tua Dara hanya tahu kalau Dara sudah punya pacar. Tapi sebisa mungkin Dara yakinkan mereka, bahwa pacaran Dara sehat."
"Tapi sekarang kamu hamil! Astaga!" bentak Elang dengan intonasi agak meninggi. Orang-orang di sekitarnya terkejut mendengar kata-kata Elang. Mungkin mereka mengira Elang sudah menghamili anak orang karena terlihat sangat emosional ketika menekankan kata 'HAMIL' barusan.
Dara menundukkan kepalanya. "Maafin Dara, Elang. Ini diluar dugaan ku." Dia hanya bisa menangis karena Dara masih amat polos. Dia juga tidak menyangka bahwa akan begini jadinya.
"****!" Elang Tidak tega melihat Dara menangis karena ulah abangnya. Tapi apakah dia juga yang harus bertanggung jawab? Semua masalah itu membuat Elang serasa ingin meledakkan diri saja.
"Jangan menangis, ini bukan salah kamu." Elang memijat kening. Ia belum pernah terlibat masalah apapun di dalam hidupnya. Lalu, sekarang dia dihadapkan oleh kondisi yang luar biasa rumit.
Mengurus pacar abangnya yang hamil? Tidak pernah terlintas dalam otaknya sama sekali. Elang sendiri belum pernah berpacaran serius meski usianya genap menginjak 25 tahun. Hanya main-main, itupun tidak sampai berbuat kelewat batas apalagi menghamili anak orang. Jarak usia Elang berbeda tiga tahun dengan Guntur, tapi kedewasaan mereka sangat jauh berbeda. Elang lebih dewasa dibandingkan Guntur, abangnya.
"Saya akan bertanggung jawab."
...______...
^^^Update 01/01/2022^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Dee-dee
Elang yang dewasa..
2022-04-09
0
☘︎𝐏$✍︎8
ya ampun, elang shock nya😭😆😆
2022-03-11
0
☘︎𝐏$✍︎8
humor ku hanya sebatas "Bisa gila, saya!" 😭🤣🤣👍
2022-03-11
1