Ch 5 Malam Pertama

"Nyonya.. entar malam nyonya harus siap-siap karena tuan bakal perkenalkan nyonya sama semua orang dirumah ini" kata Bi Asih sembari meninggalkan Ana.

Ketika Bi Asih sudah meninggalkannya, Dia berniat untuk melarikan diri. Dia mengintip keluar melalui jendela kacanya, tampak seperti tak ada satupun orang diluar.

Ana pun segera membuka jendelanya dan keluar dari kamar tersebut. Dengan langkah pelan dan terkontrol baik Ana segera berjalan kearah pantai mencoba menjauhi rumah tersebut.

"Hey... kemana? mau kabur ya?.. hahaha" sahut seorang wanita cantik dari lantai dua yang melihatnya dari balik jendela kaca.

Ana terdiam menghentikan langkahnya segera.

"Enggak kok.. cuman mau ke pantai aja cari angin segar" balas Ana berbohong.

Wanita cantik itu hanya ketawa manis sambil menggelengkan kepala. Lalu kemudian berjalan menjauhi jendela kacanya.

Ana kembali ingin melanjutkan niatnya. Tapi sejenak ia berfikir kenapa wanita tadi hanya ketawa melihatnya. Apakah mungkin untuk kabur?. Setelah pikir panjang Ana kembali ke kamarnya dan berbaring di kasur.

Ana gerah dengan gaun pengantin yang dari tadi belum ia lepas. Tapi dia tidak membawa sehelai pun pakaian ganti.

Ana kemudian berjalan kearah sebuah lemari yang teramat panjang. Dia membuka satu-satu pintu lemari. Dia melihat banyak pakaian tapi semuanya pakaian perempuan.

"(Apakah semua pakaian istri-istri Gashar disimpan disini?)" Ana bergumam dalam hati.

Ana kemudian keluar dari kamarnya dan mencari Bi Asih untuk meminta bantuan. Cukup sulit bagi Ana untuk mencari Bi Asih karena begitu luas dan besarnya rumah tersebut.

Ana tak kunjung menemukannya. Dengan berat hati akhirnya ia berteriak memanggil nama Bi Asih.

"Bi.. Bi Asih dimana?" teriak Ana.

Kemudian terlihat Bi Asih yang pontang-panting berlari menghampirinya.

"Ada apa nyonya?" tanya Bi Asih.

"Bi Asih.. saya mau ganti pakaian.. tapi semua baju saya ketinggalan dirumah" kata Ana menjelaskan masalahnya.

"Itu dilemari kamarnya nyonya sudah ada semua baju nyonya" jelas Bi Asih.

"Itu baju saya?" tanya Ana kaget.

"Iya.. sebelum nyonya menikah.. Tuan sudah siapin semuanya untuk nyonya" balas Bi Asih.

"Tapi bagaimana dia tau ukuran tubuh saya?" tanya Ana sekali lagi.

"Tuan itu bukan orang sembarangan.. dengan jentikan jari dia bisa dapat semua informasi tentang nyonya.. termaksud ukuran tubuh nyonya sendiri" jelas Bi Asih sekali lagi.

Setelah mendengar penjelasan itu Ana kembali kekamarnya dan mencoba semua pakaian yang ada di lemarinya.

Benar saja semua pakainya pas ditubuhnya. Semua pakaiannya indah dan menarik. Ana langsung menyukai semua pakaian tersebut.

"(Tampaknya manusia biadab itu memang punya selera yang bagus.. bahkan dalam memilih pakaian wanita)" gumam Ana dalam hati.

Setelah memilih pakaian terbaik dia kembali merapikan semua pakaian itu kedalam lemari. Setelah semuanya beres dia kemudian mencuci wajahnya dan menghapus semua rias pengantin tersebut.

Setelah mencuci wajahnya dia duduk didepan cermin dan melihat ada begitu banyak alat kosmetik di atas meja cermin itu.

"(Apakah ini punya saya juga? tak apalah saya coba aja)" kata Ana dalam hati dan mengambil salah satu alat kosmetik tersebut.

Ana kemudian mulai merias kembali wajahnya. Sekali lagi Ana teringat tentang hari ini membuatnya menangis lagi. Ia senang dengan apa yang ada dirumah tersebut tapi di sangat benci pada Gashar.

"Wah.. nyonya emang cantik ya.. emang Tuan seleranya selalu bagus" kata Bi Asih yang tiba-tiba masuk ke kamarnya.

"Aduh Bi Asih bikin kaget aja.. ada apa Bi Asih kesini?" tanya Ana sambil melihat ke arah Bi Asih.

"Nyonya ini saya bawain jus alpokat.. soalnya semua istri-istri tuan selalu minta jus pada sore hari.. jadi saya bikin juga untuk nyonya" jawab Bi Asih sambil menyodorkan jus tersebut.

"Oh iya taruh aja dekat sini Bi" balas Ana ke Bi Asih.

"Lah mata nyonya bengkak.. nyonya nangis lagi?" tanya Bi Asih yang memperhatikan wajah Ana.

"Saya cuman teringat bapak saya Bi.. tadi pas ijab kabul dia disini.. tapi setelah itu saya nggak liat bapak saya lagi Bi" jelas Ana pada Bi Asih.

"Oh bapak Nyonya udah diantar pulang oleh Tuan kerumahnya jadi Nyonya gak perlu khawatir" balas Bi Asih.

"Oh ya udah Bi.. Bi Asih boleh keluar.. saya juga mau istirahat" kata Ana sambil beranjak dari bangku menuju kasur.

Bi Asih segera keluar dan menutup kembali pintu kamar Ana. Ana kemudian berbaring dikasurnya sambil menatap langit-langit rumah.

"(Coba orangnya yang menikahi ku bukan manusia biadab itu.. pasti hari ini adalah hari terindah dalam hidupku)" gumam Ana dalam hati meratapi nasibnya.

Jam terus berlanjut. Detik demi detik telah dilewati Ana didalam kamarnya. Akhirnya terdengar lah suara mobil jip dari luar rumah. Gashar telah kembali ke rumah setelah usai membagikan sembako pada fakir miskin.

Mendengar kedatangan Gashar jantung Ana berdebar kencang. Bukan karena senang dengan kedatangan suami barunya tapi karena takut bakal diapain oleh suaminya tersebut.

Sudah jam 8 malam. Tapi Gashar belum sekalipun masuk kekamar Ana untuk melihatnya. Tapi Ana masih tetap saja khawatir karena dia pun tidak tau cara mengunci pintu kamarnya.

"Nyonya.. ayo keluar dipanggil Tuan" sahut Bi Asih yang tiba-tiba masuk ke kamar Ana.

"Oh ada apa ya Bi" tanya Ana penasaran.

"Nyonya bakal dikenalin sama semua penghuni rumah ini" jawab Bi Asih.

Ana akhirnya mencoba menuruti kata Bi Asih dan keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuju ruang tamu. Tampak semua orang sudah menunggu kedatangannya. Tiga orang wanita cantik dengan senyum yang manis berdiri di samping Gashar yang salah satunya telah dilihat Ana.

"Tuan ini Nyonya Ana" kata Bi Asih kepada Gashar.

"Iya saya tau ini istri saya Bi" balas Gashar bercanda.

"Ana sini!!!" sambung Gashar memanggil Ana.

Dengan jantung yang berdebar-debar dan hati yang was-was Ana mendekat ke Arah Gashar.

"Ana kenalin ini Istri pertama saya Nisa(menunjuk kearah wanita cantik dengan senyuman manis), ini istri kedua saya Rahma(menunjuk kearah wanita cantik dengan postur tinggi dan ideal), dan ini istri ketiga saya Indah(menunjuk kearah wanita cantik dengan wajah imut nan lucu) dan untuk kalian semua ini Ana istri keempat saya" jelas Gashar memperkenalkan mereka satu sama lain.

"Hay.. Ana salam kenal" kata ketiga istri Gashar dengan senyum yang manis.

"Oh ya Ana.. itu Bi Asih pembantu disini(menunjuk kearah Bi Asih) itu Agus asisten saya(menunjuk kearah laki-laki yang berdiri disebelah bi Asih) dan yang itu Bang Ajis supir pribadi saya(menunjuk kearah laki-laki yang pernah ditemui Ana dipasar) dan yang diluar sana adalah anak buah saya.. tak perlu lah saya kenalin karena ada banyak.. cukup kamu hafal aja wajah mereka ya" jelas Gashar sekali lagi kepada Ana.

"Oh ya karena sudah saling kenal sekarang.. saya harap kalian bisa berbaur dirumah ini tanpa ada masalah.. ok.. sekarang kita akan makan malam terlebih dahulu.. Bi Asih silahkan siapkan meja makannya" kata Gashar sekaligus memerintahkan pembantunya.

Terpopuler

Comments

Putri Auren

Putri Auren

bahasa ketua preman tapi halus😃😃

2023-03-05

0

Nuris Miazakaria

Nuris Miazakaria

kyak inayah

2020-08-19

0

Dina Purwasih

Dina Purwasih

hadeuuuh

2020-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!