Setelah Gashar melakuakan ijab kabulnya. Gashar tidak melakukan resepsi pernikahan atau pun pesta. Seperti ia menikahi dua istrinya sebelum Ana. Ia hanya melakukan pesta diwaktu menikahi istri pertamanya saja.
Tergambar sudah dalam pikiran Ana apa yang bakal terjadi kedepannya. Ana berfikir bahwa Gashar menikahinya pasti karena nafsu syahwatnya saja.
Ana merasa sekarang waktunya ia untuk mati. Dia tak mau hidup dalam kesengsaraan seperti ini.
Gashar yang melihat ana tak berhenti menangis langsung meminta seorang pembantunya untuk mengantarnya.
"Bi Asih.. tolong antar istri saya kedalam kamarnya dan jangan lupa sediakan makanan" perintah Gashar kepada pembantunya.
"Baik tuan" jawab pembantunya.
Sang pembantu langsung menghampiri Ana yang sedang menangis di sopa.
"Nyonya ayo ikut saya.. saya mau antar nyonya ke kamar" sahut pembantu tersebut memanggil Ana.
"(Apa?.. ke kamar?.. apa Gushar berniat menyetubuhi saya sekarang.. apa nafsu syahwatnya sebesar itu)" kata Ana dalam hati.
"Eee nggak usah buk.. saya disini saja" jawab Ana menolak.
"Kadang saya suka heran sama semua istrinya Tuan saat baru pertama menikah.. kayak orang **** semua.. cepat aja ikut saya.. saya gak mau kena marah" balas pembantu tersebut ngeledek.
"Nggak mau saya disini saja" Ana menolak sekali lagi.
"Saya tau nyonya nggak suka sama pernikahan ini.. tapi tolong mengerti saya.. saya gak mau kena marah Tuan cuman gara-gara nyonya" balas pembantu itu lagi mulai kesal.
Dengan berat hati Ana pun menurut. Dia pun juga enggak mau pembantu itu menderita juga karenanya.
Pembantu tersebut kemudian membawa Ana kesebuah kamar dilantai satu.
"Nah ini kamar nyonya.. Tadi tuan bilang ini akan jadi kamar nyonya.. ini juga merupakan kamar spesial tuan.. karena dikamar ini kita juga bisa langsung ngelihat laut" kata pembantu tersebut.
Ana benar-benar kagum melihat kamarnya. Tak cuman ruang tamu dan ruang tengah yang dia lihat pertama kali saja yang indah, ternyata kamarnya juga sangat indah. Kamarnya pun sangat besar berukuran sepuluh kali enam meter. Dilengkapi kamar mandi juga yang berukuran enam kali lima meter.
"Buk.. kalau ketiga istri Gashar yang lain tinggal dimana? tanya Ana penasaran karena tak melihat mereka.
"Aduh nyonya.. jangan pernah panggil Tuan dengan sebutan itu.. dan saya juga jangan di panggil buk.. tapi panggil saya Bi Asih" kata pembantu tersebut memperingati.
"Oh ok Bi..(kalau bukan Gashar terus siapa nama laki-laki biadab itu)" balas Ana sambil bergumam dalam hati.
"Hmm.. semua istri tuan juga tinggal dirumah ini.. kamar mereka di lantai atas semua.. cuman nyonya yang dilantai bawah" kata pembantu tersebut mencoba menjawab pertanyaan Ana yang tadi.
"Ok nyonya tunggu disini sebentar.. saya mau ambilkan makanan" sambung pembantu tersebut seraya meninggalkan kamar Ana.
Ana kemudian berjalan melihat-lihat sekeliling kamarnya. Kekagumannya sejenak menghilangkan kesedihannya. Tapi setelah terlintas kembali pikirannya tentang Gashar hatinya kembali hanyut kedalam lembah penderitaan. Hingga membuat air matanya kembali menetes.
"Nyonya ini saya sudah ambilkan makanan" kata Bi Asih yang sudah kembali kekamarnya.
"Lah nyonya nangis lagi?.. kirain udah berhenti" sambung Bi Asih melihat gelinangan air mata Ana.
"Udah ga apa-apa kok Bi.. ini boleh saya makan sekarang kelihatannya enak?" tanya Ana mengalihkan situasi.
"Oh tentu kalau nyonya sudah lapar langsung dimakan saja" jawab Bi Asih.
Sebenarnya Ana sudah kehilangan selera makan, tapi melihat masakan yang benar-benar ditata sempurna membuat ia ingin mencicipinya sekaligus menenangkan perasaannya.
"Wah.. enak Bi.. ini Bi Asih yang masak?" tanya Ana ketika baru saja mengunyah makanan tersebut.
"Ya jelas lah enak.. karena ini tu Tuan yang buat" balas Bi Asih membanggakan makanan tersebut.
Seketika mendengar bahwa itu masakan Gashar, Ana langsung memuntahkannya. Ia tak sanggup menelan sesuatu yang dibuat oleh orang yang ia anggap musuh abadinya.
"Nyonya cantik-cantik jorok ya.. lagian kalau Tuan yang buat kenapa harus dimuntahin?.. Tuan ga bakal kasih racun atau apapun dalam makanan nyonya" kata Bi Asih kesal.
"Maaf Bi Asih.. saya cuman kaget dia bisa masak" balas Ana berbohong.
"Oh ya Bi Asih.. dimana Ga.. ee Tuan sekarang?" sambung Ana bertanya.
"Tuan hari ini bakal bagi-bagi sembako buat fakir miskin.. untuk merayakan hari pernikahannya.. karena dia ga suka pesta.. menurutnya pesta itu cuman kasih makan orang-orang berduit aja.. dengan berbagi kepada yang tak mampu itu lah pesta baginya" jelas Bi Asih menjelaskan tentang Gashar.
"(Bukannya dia orang yang kejam? kenapa Bi Asih tampak melihatnya seperti orang yang baik dan bijaksana?)" Ana bergumam dalam hati mendengar penjelasan Bi Asih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Zekana Rhiyha
kaya film India TPI lupa judulnya
2020-06-16
0
Fitrianingsih
next
2020-05-15
2