Tepat pada sore hari orang suruhan Gashar datang kerumah Ana. Dengan membawa cek dan lamaran Gashar.
"Assalamualaikum..." sahut sang suruhan sambil mengetok pintu.
"Walaikumusalam bang.. ada perlu apa ya?" Ana membuka pintu dan bertanya setelah mendapati orang yang tak ia kenal.
"Bapak kamu ada dirumah?" orang suruhan tersebut balik bertanya.
"Ada" jawab Ana singkat.
"Oh silahkan panggil bapak kamu saya mau bicara dengannya" balas orang suruhan tersebut.
"Ada perlu apa ya?" tiba-tiba bapaknya Ana keluar dari kamarnya.
"Saya orang suruhannya Gashar.. ada pesan yang harus sampaikan ke bapak" jawab orang tersebut.
"(Hah ada perlu apa Gashar menyuruh orang kemari)" kata bapaknya Ana dalam hati karena merasa mulai khawatir.
Bapaknya ana mulai sedikit gemetar. Ia tahu Gashar jika menginginkan sesuatu pasti tidak bisa ditolak. Ia punya firasat bahwa yang diinginkan Gashar pasti putrinya karena dia sendiri tak punya apa-apa selain putrinya dan dia pun tak punya masalah dengan Gashar.
"Maaf dek.. saya lagi sibuk.. ada banyak pekerjaan yang belum saya selesaikan" jawab bapaknya Ana mencoba menghindar.
"Ini adalah pesannya Gashar.. ingat tak ada yang lebih penting dikota ini selain kepentingan Gashar" balas orang suruhan tersebut sedikit membentak.
"Emangnya Gashar mau apa dari saya?" tanya bapaknya Ana semakin gelisah.
"Ini saya membawa cek lima puluh juta.. dan Gashar menginginkan anak bapak" jawab orang suruhan tersebut dengan tegas sambil memberikan cek tersebut.
"Hah?" Ana sangat terkejut.
"Tolong kamu bilang ke bos kamu itu.. saya bukan barang yang diperjual belikan dan saya punya hak untuk diri saya sendiri" balas Ana marah dan merobek cek tersebut.
"Saya tak peduli tentang pendapat kamu.. yang jelas besok Gashar akan menyuruh orang lagi untuk menjemput kamu.. kamu tak punya pilihan lain atau bapak kamu taruhannya" balas orang tersebut sambil beranjak pergi.
Bapaknya Ana benar-benar merasa terpukul dengan pesan Gashar tersebut. Ia tak tau harus berbuat apa. Dua tahun lalu dia kehilangan istrinya dan sekarang harus kehilangan anaknya.
"Pak.. kita harus berbuat apa.. Gashar itu orang yang kejam.. Ana takut pak" Ana menangis di pundak bapaknya.
"Tak ada pilihan lain nak.. Gashar itu adalah orang paling berkuasa disini.. kita tak bisa menentangnya" jawab bapaknya yang juga sudah bergelinangan air mata.
"Pak kita kabur aja dari kota ini.. kita pindah keluar kota.. pasti masih ada jalan pak". balas Ana membujuk bapaknya.
"Tetap tak akan bisa nak.. orang-orangnya Gashar pasti sudah mengawasi kita.. mungkin ini sudah takdir kamu nak" jawab bapaknya Ana pasrah.
"Tapi pak.. Ana sangat takut sama dia.. dia udah punya tiga istri.. dan kata orang-orang istrinya sangat menderita karena disiksa" Ana semakin menangis sejadi-jadinya.
Malam itu mereka habiskan dengan mengeluarkan air mata. Mata mereka tetap terjaga menantikan hari esok. Ana sudah mulai merasa frustasi. Dia nekat ingin mengakhiri hidupnya malam itu.
Tapi takdir berkata lain. Bapaknya Ana berada tepat waktu ketika menyaksikan Ana mencoba gantung diri dikamarnya. Dengan cekatan bapaknya Ana langsung menggendong Ana dan menjatuhkannya dikasur.
"Kamu sudah gila apa" kata bapaknya Ana merasa amat deg-degan menyaksikan apa yang akan dilakukan putrinya.
"Saya lebih baik mati dari pada menjadi istri ******** itu pak" jawab Ana yang tak henti-hentinya.
"Bapak juga tak rela nak kamu menikah sama dia.. tapi bapak juga tak rela kamu mati dengan cara begini nak" balas bapaknya Ana yang semakin merasa terpuruk.
Benar-benar malam yang panjang bagi Ana dan bapaknya. Ini sudah seperti musibah besar bagi mereka. Menjadi lemah dan tertindas merupakan suatu hal yang amat menyakitkan. Dari dalam lubuk hati mereka, mereka sangat mengutuk Gashar.
Sekali lagi tak ada pilihan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Dina Purwasih
sepertinya menarij
2020-06-16
0
Fitrianingsih
mampir yuk ke novelku ENTAH APA YANG MERASUKIMU
2020-05-15
0