Dimeja makan keluarga Andrian sedang menikmati makan malam. Disela-sela makan Andrian berusaha ngobrol dengan orang tuanya untuk menyampaikan niatnya.
"Ma, pa!" Andrian berbicara dengan nada tertunduk.
"Ya ada apa sayang?" Siska tampak penasaran terhadap anaknya. Sedangkan papanya masih asyik makan tanpa menghiraukan anaknya.
"Gini ma, pa Andrian!" Andrian tertunduk.
"Hmmm kenapa kamu mau izin nikah?" Gunawan menatap anaknya sambil tersenyum.
"Hhmm papa, bukan nikah. Nikah masih lama pa, bolom ada calonnya! Hehehe." Andrian tersipu.
"Ya lantas apa?"
"Gini ma, pa Andrian memutuskan untuk mandiri."
"Ya memang kamu selama ini sudah mandiri nak, kamu sudah sucses, apalagi?" Siska memotong pembicaraan anaknya.
"Iya ma, Andrian sudah sukses. Tapi itu semua dari mama, papa. Andrian pengen ngrasain mulai dari nol!" Andrian sudah berani menjelaskan.
"Ga perlu nak kamu sudah punya segalanya. Harta kamu gak akan habis sampai 7 turunan. Gak usah aneh-aneh deh!" Mamanya mulai marah.
"Biarin ma kalau Andrian mau ngrasain hidup susah, kita dukung saja. Kalau dia ga tahan dia bakal balik lagi kerumah ini." Gunawan mulai luluh.
"Trus kamu mau tinggal dimana?"
"Dicost ma!" Andrian tampak semangat.
"Trus kerja apa kamu?" Papanya mulai penasaran.
"Kerja apa saja pa, narik angkot, atau apapun yang penting halal.
"Apa, gak gak aneh-aneh saja kamu. Sudah hidup enak malah mau cari sengsara!"
Mamanya mulai emosi.
"Pa, ma tekat Andrian sudah bulat. Andrian harus keluar dari rumah ini. Andrian mau merasakan bagaimana hidup susah. Dari dulu hidup Andrian enak ma.
"Keras kepala!" Mamanya beranjak pergi dari meja makan.
"Ma..." Andrian berusaha mengikuti mamanya.
"Sudah biarin mama kamu. Nanti mama kamu bakal mengerti, papa dukung keputusan kamu." Gunawan memegang pundak anaknya.
"Makasih pa"
"Perusahaan bagaimana?"
"Tenang pa perusahaan tetap aman. Hehehe." Andrian mengacungkan jempol sambil tersenyum.
"Oke oke" Papanya menepuk Berulangkali pundak Andrian.
"Hallo Reza!" Andrian menelfon sepupunya.
"Iya bro ada apa?"
"Aku udah minta izin kemama papa besok kita ketemu! Oke."
"Iya oke!" Reza lalu menutup panggilan.
Keesokan harinya Andrian bertemu Reza disebuah cafe. "Hy bro sudah lama?" Reza menyapa Andrian yang sudah lama nunggu.
"Lumayan lama lah, kamu kebiasaan telat. Bagaimana mau jadi orang sukses. Untung kamu jadi manajer disepupu kamu sendiri, coba diperusahaan orang lain bisa dipecat kamu. Hahaha."
"Iya iya telat-telat gini kamu jg selalu minta bantuan aku, wkwkwkw." Reza pintar sekali dalam mengelak.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu manggil aku kesini?" Reza menatap tajam sepupunya itu.
"Gini bro, aku jadi keluar dari rumah. Ya kamu sudah tau alasannya kenapa." Andrian tampak terdiam sebentar.
"Hmmm, kamu yakinmau keluar dan hidup susah?" Reza semakin tak percaya.
"Iya aku sudah yakin, jadi perusahaan aku serahkan tanggung jawab sementara kepadamu. Selama aku tidak ada." Andrian menatap Reza.
"Bukan aku tidak mau membantu, tapi tolonglah pikir-pikir lagi. Ga mudah hidup susah." Reza berusaha membuat Andrian bimbang.
"Ga bro, kalau aku ga nyoba hidup susah. Aku gak tau sapa yang tulus sama aku. Semua hanya modus. Mendekatiku hanya karena kedudukanku." Andrian tampak yakin.
"Bro jangan gara-gara dona cewek matre itu kamu jadi kayak gini. Banyak cewek yang tulus bro." Reza menepuk pundak Andrian.
"Ga bukan karena itu, Semua mengalir begitu saja. Hanya ingin merasakan hidup susah agar bisa selalu bersyukur." Andrian tersenyum.
"Oke lah kalau begitu gue bisa apa." Reza tersenyum.
"Oke mulai besok tanggung jawab perusahaan ada sama kamu." Andrian beranjak pergi.
"Oke bro" Reza mengacungkan jempolnya tanda setuju.
~ Jangan lupa setelah membaca tinggalkan jejak. Like, komen dan jika berkenan kasih vote. Agar penulis semangat berkarya. Jangan lupa ya. Terimakasih🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
Rasya Arsya
kost aja ga perlu cost thor
2022-10-11
0
Aan Aan
sama 2 kaya
2022-01-03
0
Dewi Kijang
lanjut...
2021-09-29
0