Hari ini hari minggu. Alena masih belum mandi dan sarapan. Gadis itu sedang asyik menonton kartun kesukaannya.
"Sayang ayo sarapan." Mami Val memasuki kamar gadis itu.
"Nggak ah. Lagi malas sarapan."
"Atau pengen Mami bawain kesini?"
"Nggak. Lena nggak lapar."
"Yasudah. Nanti ikut Mami ya."
"Kemana?"
"Ke butik Mami."
"Mau ngapain?"
"Cuman pengen ajak kamu lihat lihat. Kamu kan belum pernah kesana."
"Nanti. Aku belum mandi."
"Mami tunggu di bawah ya."
"Hm."
Alena dan Maminya sampai di butik. Keduanya di sambut ramah oleh karyawan dan pengunjung yang ada disana. Kini Alena tampil cantik dengan dress selutut karena Maminya memaksa.
"Perkenalkan ini anak saya Alena." Mami Alena memperkenalkan Alena pada para karyawannya.
"Selamat datang Nona."
"Terimakasih." Jawab Alena ramah.
"Bu. Ada yang sudah menunggu Ibu untuk konsultasi gaun pengantin di ruang tunggu."
"Baik saya kesana. Sayang kamu mau ikut Mami atau mau lihat lihat dulu."
"Mami kesana aja. Lena mau lihat lihat."
"Baiklah. Kalo ada sesuatu atau butuh apa apa minta mbak panggil Mami ya."
"Ya."
Lena melihat lihat seisi butik. Ternyata Maminya selalu sama. Semuanya serba mewah dan sempurna. Lena sangat kaget melihat baju baju yang di jual di sini sangat fantastis.
"Bisa untuk beli motor." gumam Lena. Belum lagi koleksi tas dan sepatu yang di jual dengan harga tinggi juga. Lena beralih ke etalase yang tak jauh dari tempatnya sekarang. Ternyata sang Mommy juga mempunyai Brad kosmetik dan parfum sendiri. Kalau yang satu ini Lena baru tau. Meskipun Lena mampu, Ia tak akan membelanjakan uangnya untuk hal hal yang tidak berguna seperti yang di jual Maminya. Bagi Lena yang penting baju bisa digunakan dan nyaman berapapun harganya tidak masalah. Buktinya Lena juga sering menggunakan kaos dengan harga di bawah seratus ribu. Asal nyaman Lena suka.
Karena merasa bosan Lena mengajak beberapa karyawan untuk mengobrol.
"Mbak sudah lama kerja disini?"
"Lumayan Non. Sudah 3 tahun."
"Betah?"
"Betah. Betah banget malah. Bu Vaness orangnya baik. Kita di beri gaji besar dan tunjangan kesehatan."
"Oh."
"Mbak aku mau keluar dulu. Nanti bilangin sama Mami suruh jemput supir. Mobilnya aku bawa."
"Baik Non."
Sebelum pergi Lena mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaos.
Lena melajukan mobil meninggalkan butik Maminya.
"Permisi Bu." Salah seorang karyawan memasuki ruangan Mami Alena.
"Ada apa mbak?"
"Bu. Tadi Nona berpesan pada saya untuk menyampaikan ke Ibu. Nona keluar dan mobilnya dibawa. Jika Ibu mau pulang Nona bilang untuk telpon supir."
"Anak itu." Mami menggelengkan kepala dengan tingkah anaknya.
Lena menghentikan mobilnya di depan swalayan. Ia akan membeli makanan ringan karena makanan yang ada di rumah sangat membosankan. Alena mendorong troli sambil memasukkan makanan dan minuman sesuka hati.
"Bunda." sosok bocah laki laki tiba tiba memeluk kaki Alena.
Alena berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan bocah itu.
"Adek Bundanya mana?"
"Ini Bunda Dave." Dave memeluk Lena dengan erat.
"Oh. Nama Adek Dave."
"Iya."
Lena menggendong Dave.
"Ayahnya dimana dek?"
"Ayah sedang belanja."
"Kalo gitu ayo cari Ayah. Tapi Kakak ke kasir dulu ya."
"Iya Bunda."
Selesai membayar di kasir dan memasukkan belanjaannya ke mobil Lena menggendong Dave untuk mencari ayahnya.
"Mana Ayahnya Dave?"
"Yang itu." Tunjuknya pada sosok lelaki yang sedang berbincang dengan satpam.
"Om. Ini anaknya?" Kata Lena membuat Arga membalikkan badannya.
"Lena?"
"Pak Arga. Dave anak bapak?"
"Iya. Duh Dave, kan ayah sudah bilang jangan jauh jauh. Makasih ya Lena."
" Iya sama sama pak."
"Sini sama Ayah."
"Gamau. Maunya sama Bunda." Dave mengeratkan pelukannya pada Lena.
"Maaf ya Len."
"Ga papa pak. Biar sama saya dulu aja. Kalo saya bawa pulang boleh pak?"
"Kamu ada ada aja." 'Kalo sama Ayahnya boleh.' Lanjut nya dalam hati.
"Oh iya Len. Kita minum dulu gimana? di depan ada restoran saya."
"Iya deh." Kata Lena menyetujui.
Lena duduk sambil memangku Dave. Bocah itu tak mau lepas dari Lena. Semuanya tak luput dari perhatian para karyawan Dave.
"Berhasil nih Bos. Tu anaknya aja udah nempel. Panggil Bunda lagi."
"Doain aja." Kata Arga membawa nampannya.
"Minum dulu Len." Dave menyajikan minum untuk Lena dan dirinya sendiri.
"Makasih pak."
"Sama sama."
"Dave mau?" Tanya Lena.
"Mau."
Lena dengan telaten membantu Dave minum dan menyuapinya cake.
"Bunda pulang sama Dave kan?"
"Em..."
"Bunda masih ada urusan. Dave pulang sama Ayah." Kata Arga membantu Lena menjawab.
"Yah...." Kata Dave dengan wajah kecewanya.
Satu jam mengobrol Dave sudah tertidur pulas di pangkuan Lena. Arga dengan perlahan menggendong anaknya.
"Makasih ya Len. Maaf merepotkan."
"Sama sama pak. Ga repot kok. Saya juga makasih minum sama cake nya enak."
"Ya. Lain kali datang aja."
"Iya Pak. Saya pulang dulu."
"Hati hati."
"Iya Pak."
Arga memandangi kepergian gadis itu.
"Anak pintar. Kamu tau selera Ayah." Gumamnya mengelus kepala Dave.
"Astaga sayang. Kamu darimana aja sih. Di telefon nggak diangkat. Mami khawatir tau." Kata Mami Val melihat kedatangan anaknya.
"Habis dari swalayan."
"Beli apa? Jangan makan sembarangan."
"Beli cemilan Pi. Udah ah. Lena ke kamar dulu."
"Kamu nggak makan? Tadi kamu juga nggak sarapan kan sayang."
"Males. Masih kenyang." Jawab Lena sambil berteriak karena sudah berjalan jauh menaiki tangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waaahhh Dave tepat sasaran kek nya,,.Seperti dia tau cewek incaran ayah Arga nya 🤣🤣🤣🤣👍🏻👍🏻👏🏻👏🏻
2023-05-05
0
Huang jiahong
alena terlalu kecewa sama kedua org tua nya,,,,
2021-12-30
0