Bibi mondar mandir keluar masuk kamar Alena sedari tadi. Gadis itu begitu sulit untuk dibangunkan, padahal ini hari pertamanya bersekolah.
"Non. Bangun Non. Nanti Non telat ke sekolah."
"Iya." Akhirnya Alena bangun juga. Ia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Selesai dengan kegiatan mandinya Alena langsung memakai seragam yang sudah di sediakan. Ia memilih sepatu dan tas ransel dengan warna yang senada. Serba hitam putih seperti hidupnya. Apalagi di tambah kepergian Sang Nenek yang mendadak membuat Alena begitu sedih dan terpukul. Butuh waktu dan banyak kesibukan untuk membuatnya bangkit dari suasana berduka. Ia menghabiskan masa berkabungnya dengan bersenang senang sediri.
Meja makan tampak kosong namun penuh dengan hidangan.
Alena duduk di kursi dan seorang pelayan menghampirinya.
"Tuan dan Nyonya sudah berangkat pagi pagi sekali Non. Beliau menitipkan ini." Wanita itu menyerahkan 3 kartu sebagai uang jajan Alena.
"Kembalikan saja."
"Tapi Non."
"Aku sudah punya sendiri. Kembalikan saja."
"Baik Non."
"Panggil semuanya."
"Maaf Non."
"Panggil semuanya. Kita sarapan sama sama. Aku tidak mungkin menghabiskan makanan sebanyak ini. Jika dibuang mubazir. Cari uang susah."
"Baik Non." Katanya patuh. Bibi tak menyangka Alena ternyata orang yang baik di balik sifatnya yang cuek.
Mobil sport hitam keluaran terbaru terparkir mulus di halaman sekolah. Sosok gadis cantik turun dan melangkah dengan tegap tak menghiraukan mereka yang sedang menatapnya dengan intens.
"Maaf ruang guru sebelah mana ya?" Tanya Alena pada seorang gadis berkacamata tebal.
"Ah iya. Ayo aku antar." Kata Gadis itu tersadar dari lamunannya.
Alena mengikutinya hingga sampai di depan sebuah pintu bertuliskan ruang guru.
"Makasih ya."
"Sama sama. Aku ke kelas dulu."
"Iya hati hati."
Alena mengetuk pintu setelah gadis itu pergi.
"Masuk." Suara laki laki di dalam membuat Alena membuka pintu.
Jantung Arga berdetak tak karuan melihat ternyata Alena yang datang.
"Permisi Pak. Saya murid baru."
"Pak."
"Pak."
"Ah. Iya. Saya wali kelas kamu. Ayo saya antar. Ini juga bertepatan dengan pelajaran saya."
"Baik Pak."
Alena mengekori Arga yang mulai melangkah menuju kelasnya.
Arga memasuki kelas bersama Alena membuat semuanya terdiam memperhatikan. Alena menelisik seisi ruangan. Ternyata Arga cukup populer. Banyak murid perempuan yang sengaja memperbaiki penampilannya ketika guru mata pelajaran sejarah itu datang.
"Selamat Pagi. Kalian akan kedatangan teman baru yang baru pindah dari New York. Silahkan perkenalkan diri."
"Baik Pak."
"Nama saya Alena Adlyn R. Saya baru pindah kesini beberapa hari yang lalu karena ikut kedua orang tua yang bekerja disini. Salam kenal semuanya. Semoga kita bisa berteman dengan baik." Kata Alena ramah.
"Cantik sudah punya pacar?"
"Belum."
"Pekerjaan orang tua apa?"
"Guru." Kata Alena membuat Arga menggelengkan kepala karena gadis itu berbohong.
"Sudah. Jika ada pertanyaan bisa kalian tanyakan nanti. Alena silahkan duduk."
"Baik Pak."
Alena menuju kursi yang kosong.
"Halo Alena aku Fani."
"Oh. Kita sekelas ternyata." Kata Alena sambil menjabat tangan Fani.
"Iya."
"St..Kamu cantik. Salam kenal. Namaku Bara." Sapa seorang muri cowok yang hanya ditanggapi senyum oleh Alena.
Arga menjelaskan materi sambil sesekali memperhatikan Alena yang sedang serius menatap buku di depannya. Entah mendengarkan atau tidak. Namun feeling Arga berkata gadis itu sangat bosan. Terlihat dari raut wajah lucunya yang malas.
Alena tengah makan di kantin sendiri setelah beberapa teman barunya berpamitan untuk ke perpustakaan. Gadis itu makan dengan lahap tanpa memperdulikan orang orang di sekitar yang sedang mengamatinya. Termasuk Arga. Matanya tak pernah lepas untuk memperhatikan Alena. Hingga sosok laki laki berpakaian formal datang dan memberi salam pada Lena.
"Duduk saja. Jangan seformal itu sama aku." Kata Alena pada asisten Papinya.
"Baik Nona."
"Ada apa? Mau bakso nggak?" Tanya Alena santai.
"Tidak Nona. Terimakasih. Saya sudah makan."
"Lalu?"
"Saya ingin menyampaikan jika Papi dan Mami Nona akan ada acara. Kemungkinan besok baru pulang. Nona di hubungi tidak diangkat. Makanya saya diutus Tuan untuk memberi kabar."
"Ya."
"Baik Nona. Kalo gitu saya permisi."
"Ok." Alena tidak terlalu perduli lalu melanjutkan makannya. Arga masih setia mengamati namun tidak mendengar apapun yang dibicarakan keduanya. Dari ekspresi Alena yang datar Ia juga tidak tau apa yang dirasakan gadis itu.
Arga baru saja sampai di rumah.
"Dave mana Bi?"
"Sedang tidur Den."
"Oh. Baiklah. Saya mau bersih bersih dulu terus ke restoran Bi. Bibi tolong jagain Dave ya. Kalo ada apa apa hubungi saya."
"Iya Den."
Arga sudah berada di restorannya sekarang. Ia beralih menjadi barista setelah mengerjakan laporan di ruangannya. Sosok gadis cantik terlihat sedang memarkirkan sepedanya di depan. Terlihat jelas sangat cantik dari pintu kaca. "Jodoh nggak kemana." Gumam Arga.
Alena masuk langsung menuju ke arah Arga membuat jantung pria itu bermasalah lagi dengan detaknya.
Alena memakai celana pendek selutut topi dan juga kaos lengan pendek.
"Dark Mocha 1 dan Black forest." Katanya tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel.
"Baik Nona silahkan duduk. Nanti saya antar."
"Saya bayar sekarang Mas. Berapa?"
"Semuanya 75. 000."
"Ini Mas. Kembaliannya ambil aja. Saya tunggu disana." Katanya sambil menyerahkan uang 100 ribu.
"Baik Nona." Arga dengan semangat langsung membuatkan pesanan untuk Alena. Ia membuatnya dengan hati hati dan penuh cinta.
"Silahkan Nona." Arga menyajikan pesanan Alena.
"Makasih Mas." Gadis itu langsung meminumnya.
Arga tidak masalah Alena tidak memperhatikannya. Bisa melihat Alena saja Arga sudah senang. Ia tak menegur dan hanya memperhatikan dari tempatnya sekarang.
"Bos suka gadis cantik itu?"
"Hah?"
"Kalo suka langsung lamar aja. Umur dah 30 an belum nikah juga."
"Ya sabar lah. Masa baru kenal main lamar lamar aja. Orang tuanya kaya raya. Aku ragu bakalan di terima jadi mantu."
"Bos tau orang tuanya."
"Tau lah. Kalo kalian tau juga bakal kaget." Kata Arga kembali mengamati Alena yang sedang sibuk minum sambil memainkan ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Waahh ternyata pak Arga guru Sejarah iya,, MAU DONG DI AJARIN TENTANG SEJARAH CINTA KITAAA.. jihaaa jihaaa..,🤣🤣🤣😍😍😍
2023-05-05
0
Qaisaa Nazarudin
Cih Eheemm,,,🤭🤭😜😜
2023-05-05
0
Huang jiahong
hallo kk thorr boleh saran gak🙏🙏🙏
cuma minta jgn ada adegan adegan pelakor pelakor gtu konflik nya ya,,,,konflik boleh tapi jgn yg keras keras kk,,biar adem ayem sejuk di hati kita sambil baca sambil ngadem istilah nya,,🙏🙏🤭🤭🤭🤗🤗🤗🤗
2021-12-29
0