Mami dan Papi Alena tengah menunggu anaknya untuk sarapan bersama.
"Pagi Sayang." Keduanya mengecup Pipi Alena ketika melihat kedatangan gadis itu.
"Pagi."
"Sayang. Sini duduk, Mami masakin sarapan enak buat kamu." Mami menggeser kursi mempersilahkan putri satu satunya untuk duduk. Alena duduk dan meminum susunya.
"Ini apa Mi?"
"Itu bubur ayam. Kamu coba deh. Pasti enak."
"Ok." Alena langsung memakannya.
"Gimana? Enak kan?"
"Ya. Krupuknya masih ada?"
"Ada. Masih banyak. Ini." Mami mengambilkan krupuk untuk Alena.
"Gimana di sekolah?"
"Biasa aja."
"Kamu nggak ada masalah kan?"
"Nggak Pi."
"Nanti malam kita makan di luar ya. Mami ajak kamu ke restoran enak banget. Kamu pasti suka."
"Ya."
"Uang jajan kamu kenapa nggak di terima sih Sayang?"
"Alena masih punya dari pendapatan bisnis online pakaian Alena." Alena memang mempunyai bisnis pakaian online sebagai sambilan saat masih di New York. Kini bisnisnya dikelola oleh beberapa orang kepercayaannya. Alena tinggal mendapat laporan keuangan dan menggaji mereka.
"Kamu terima ya. Yang punya kamu di simpen aja."
"Nanti kalo butuh. Sekarang Alena masih ada."
"Yasudah. Kalo kamu butuh sesuatu tinggal bilang sama Papi sama Mami."
"Ya." Jawab Alena melanjutkan makannya.
Alena sampai di sekolahnya. Keadaan sudah sepi. Tidak ada siswa yang berlalu lalang sama sekali menandakan Alena telat sekarang.
"Telat juga ya?" Tanya Seorang cowok menghampiri Alena yang baru saja keluar dari mobil.
"Astaga. Bikin kaget aja."
"Kamu telat kan? Ayo ke kelas bareng." Kata cowok itu.
"Aku Bara. Kemarin kita kenalan." Katanya karena melihat Alena yang kebingungan.
"Oh. Ayo." Katanya setuju.
Alena mengetuk pintu dan masuk ke dalam kelas bersama Bara.
"Guru killer." Gumam Bara yang masih bisa di dengar Alena.
Arga menatap kedua murid itu dengan intens. Mau tidak mau Ia harus bersikap profesional sebagai guru meskipun yang telat gadis yang Ia suka sekalipun.
"Kalian keluar. Tunggu saya di depan." Kata Arga dengan wajah datar khas dirinya.
"Baik Pak." Bara menggandeng tangan Alena keluar langsung menjadi pusat perhatian seisi kelas. Begitu juga dengan Arga, rasa tak rela memenuhi hatinya.
"Kalian bersihkan lapangan belakang sekarang. Saya akan awasi."
"Baik Pak."
Bara dan Alena menyapu lapangan belakang diawasi Arga yang duduk di bangku yang tak jauh dari sana.
Selesai dengan hukuman. Bara dan Alena memutuskan untuk ke kantin. Gadis itu menghentikan langkahnya ketika melihat tiga orang siswi tengah menyiramkan minuman pada siswi lain. Ternyata itu Fani. Alena langsung ke sana meninggalkan Bara. Ia mengambil minuman milik siswa yang tengah makan dan menyiramkan ke tiganya masing masing satu gelas.
"Kamu..." Geram mereka.
"Kurang ajar."
Alena mencekal tangan gadis centil itu sebelum sampai di pipinya.
"Jangan cari masalah. Dasar sampah." Kata Alena mendorongnya hingga tersungkur.
"Ini sebagai ganti minuman kalian." Alena memberi 3 lembar uang seratus ribu. Namun mereka hanya terbengong sambil mengangguk. Alena membawa Fani duduk.
"Bara kamu jagain Fani dulu. Aku mau ke mobil ambil handuk."
"Ah Iya." Alena berlari ke mobilnya mengambil Paper bag kemudian kembali lagi. Semua itu tak luput dari perhatian Arga yang juga duduk tak jauh dari sana.
Alena mengeringkan rambut Fani.
"Makasih Len."
"Ya. Gantilah pakaianmu."
"Tapi Leh. Bajumu mahal. Ini juga masih baru."
"Ga masalah. Ambilah."
"Baik. Terimakasih len." Fani langsung ke kamar mandi untuk berganti baju.
"Makan yuk."
"Iya."
Bara dan Lena makan bersama.
"Dia sering di bully ya?"
"Iya. Tapi nggak ada yang peduli gitu."
"Masalahnya apa sih?"
"Ga tau juga. Katanya sih karena Fani itu anak paling miskin di sekolah. Dia masuk sini karena beasiswa."
"Oh. Pinter berarti."
"Iya."
"Kamu nggak punya temen apa? Kok makannya sama aku."
"Punya. Lagi ribut aja. Biasa lah. Lakik kadang suka kaya cewek. Kalo marahan lama."
Alena hanya tersenyum menanggapi perkataan bara.
"Jangan senyum. Ntar diabetes aku lihat kamu."
"Yaudah cemberut aja."
"Eh.. enggak. Bercanda aku. Ayo makan."
"Iya."
Malam hari Arga tengah sibuk menyiapkan ruangan VVIP di restorannya sebaik mungkin. Keluarga Rosidi akan makan malam hari ini dan dia akan melayaninya sendiri.
"Bos. sudah datang." Katanya memanggil Arga.
"Ok."
"Selamat datang Tuan. Nyonya. Silahkan. Ruangannya telah siap." Kata Arga menyambut sepasang suami istri itu.
"Baik. Terimakasih ya." Kata Mami Alena ramah.
"Iya Nyonya. Bisa saya tulis pesanannya?" Kata Arga setelah keduanya duduk. Ia mencari keberadaan Lena yang tidak ada. Gadis itu mungkin tidak ikut kedua orang tuanya.
"Kami pesan soto Betawi, rendang, gurame asam manis, dan sate. Minimnya es teh saja."
"Baik Nyonya. Harap di tunggu ya."
"Iya."
Alena yang baru datang langsung bergabung dengan kedua orang tuanya. Seperti biasa. Hanya menggunakan celana, sneakers dan Hoodie. Padahal Maminya sudah memperingati.
"Ketemu?"
"Ketemu."
"Dimana?"
"Di bawah kursi."
"Lain kali jangan ceroboh lagi ya."
"Iya."
"Capek." Alena menundukkan kepalanya di meja.
Arga datang menyiapkan makanan. Ia mendapati gadis itu tengah menundukkan kepala sambil memainkan ponselnya.
"Silahkan Tuan, Nyonya dan Nona." Arga menekankan kata Nona berharap Lena akan menatapnya. Namun tidak, gadis itu masih dalam posisi yang sama.
"Makasih ya Mas."
"Sama Sama Nyonya. Saya permisi."
"Ya." Jawab Mami Alena sambil tersenyum ramah.
"Ayo dimakan sayang."
"Iya."
Alena meletakkan ponselnya dan memulai makan.
Arga memperhatikan Alena yang makan dengan lahap karena ruang VVIP terdapat kaca yang pas searah dengan tempat duduk Alena.
"Ini apa?"
"Itu rendang. Kamu coba. Enak kok?"
"Dari apa?"
"Daging sapi."
"Oh."
"Enak kan?"
"Masih enak satenya."
"Mi. Bungkusin sate buat di bawa pulang."
"Iya. Nanti Mami pesankan."
"Pake lontong nggak?"
"Lontong apaan Pi?"
"nasi Yang dibungkus daun pisang."
"Lemper?"
"Bukan."
"Pakek aja deh. Biar tau." Kata Lena melanjutkan makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
# Kasihan
2023-05-05
0
Qaisaa Nazarudin
Lasihan di cuekin ama doi🤣🤣🤣😜😜
2023-05-05
0
Qaisaa Nazarudin
Noh kan benar mereka makan di resto nya pak Arga..👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻😅
2023-05-05
0