Bagian 4

Nyko membuka pintu gudang itu secara perlahan, melahirkan suasana ambigu dalam pikiran Tiffany. Mata Nyko menatap nakal pada Tiffany. Di tengah aktingnya itu, ia mati-matian menahan tawa karena raut wajah Tiffany yang benar-benar lucu.

“Ayo masuk” Ajak Nyko sambil melingkarkan tangannya di pinggang Tiffany secara agresif.

“Nggak” Tolak Tiffany langsung.

“Masuk”

“NGGAK, GUE NGGAK MAU!” Tiffany berusaha menjauh. Namun tangan Nyko terlalu erat memegang tubuhnya yang hanya sebatas bahu sang lelaki.

“Lo diam aja, jangan ngebantah ucapan gue.” Nyko menarik tubuh Tiffany hingga berbenturan dengan dada bidangnya.

“Nyko lepasin gue…” Pinta gadis itu setengah memberontak. Ingin sekali ia menangis saat ini juga, semua orang pasti akan nethink saat ada dalam situasi seperti ini.

Tanpa menghiraukan perkataan Tiffany, Nyko memasuki ruang itu dan menghempaskan tubuh Tiffany di sofa ruang tersebut. Tak terlalu kasar tapi tetap saja sakit.

“Duduk di situ” Laki-laki itu beralih pada sebuah lemari yang memang ada di situ. Mencari sesuatu.

Tiffany memperbaiki helai rambutnya yang menghalangi pandangannya, matanya beralih untuk menatap ruangan yang menjadi tempat keberadaannya dan juga Nyko. “Ini ruangan apa?” Tanya Tiffany heran karena ruangan itu bersih.

Biasanya ‘kan gudang itu kotor dan berdebu.

“Tongkrongan gue” Jawab Nyko seraya duduk di samping Tiffany. Ia menuangkan air berwarna ke dalam kelas dan memberinya pada Tiffany, “Minum” Tawarnya dengan seringai nakal.

Tiffany menerima gelas itu dan mencium aromanya terlebih dahulu, “Ini apa?” Tanyanya setelah mencium aroma menyengat dari minuman itu.

Nyko menyunggingkan senyumnya lalu menunjukkan botol minuman itu pada Tiffany.

“Bir? Lo mau bikin gue mabuk? Emangnya dibolehin apa?” Tiffany meletakkan gelas itu di atas meja dan menatap tajam pada Nyko saat mengambil alih gelas yang tadi ia sodorkan pada Tiffany.

“Banyak omong” Katanya lalu meneguk minuman keras itu hingga tandas. Lalu menuangkannya kembali.

Tiffany menatap tak suka dengan kelakuan Nyko, “Benar-benar” Ucapnya lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.

“Gak minum?” Nada suara itu terdengar meledek di telinga Tiffany.

Gadis itu memasang wajah jenuh dan masam, “Gue mau ke ruang musik” Tiffany bangkit berdiri dan

menjauhi Nyko yang masih sibuk dengan minumannya.

“Hati-hati kalau lewat pintu itu” Perkataan Nyko membuat Tiffany diam beberapa saat, menunggu kelanjutan ucapan dari Nyko.

“...gue rasa ada yang ngeliat kita masuk ke sini, jadi lo tahu sendiri lah pikiran mereka mengarah

kemana” Nyko berkata dengan datar.

Tiffany menjadi ragu untuk keluar, tapi jika ia tak keluar maka pikiran ‘orang itu’ akan semakin ngambang ke segala arah hinggan bercabang-cabang.

Nyko bangkit berdiri dan mendekati tubuh Tiffany yang diam bergerak dan membelakanginya. “Gak jadi keluar?” Nyko semakin dekat dengan Tiffany.

Hingga ia berdiri tepat di belakang punggung gadis itu dengan jarak yang begitu dekat.

Tiffany membalikkan badannya dan terkejut dengan jarak antara dirinya yang begitu dekat dengan Nyko.

“Astaga Tuhan” Kagetnya sambil mundur selangkah untuk menjaga jarak, “Lo ngapain berdiri di situ sih?” Tiffany berkata dengan kesal kepada Nyko yang malah menyengir garing.

“Menurut lo?” Nyko semakin mendekati tubuh mungil Tiffany, senyum nakalnya tak pernah luntur. Entah ia menakuti atau benar-benar memiliki nafsu akan Tiffany.

Tiffany terus mundur untuk menjaga jarak dengan Nyko. Namun apalah daya, tembok di belakang justru menghalangi pergerakannya.

Nyko mengunci tubuh Tiffany dengan kedua tangan kokohnya. Dan tubuh mereka hampir saling menempel. Kali ini ia tak akan membiarkan mangsanya kabur.

Bau bekas minuman itu begitu menyengat di indera penciuman Tiffany, dan itu sangat mengganggunya. “Lo di sini aja, berdua, sama gue” Bisik Nyko di telinga kiri Tiffany.

Bulu kuduk gadis itu meremang, ia merinding mendengar bisikan yang terdengar seperti bisikan setan. “G-gue mau ke kelas”

“Lo emang cewek yang gak tahu terima kasih ya”

Tiffany mengernyitkan dahinya.

“Seragam yang lo pake itu adalah seragam dari gue. Pembelian gue” Ucap Nyko dengan menekankan dua kata di akhir.

Tiffany menatap seragam yang melekat di tubuhnya. “Tapi yang ngasih ini Nori” Bela Tiffany tak mau kalah dengan perkataan yang dilontarkan oleh Nyko.

“Gue yang nyuruh” Tiffany terlihat tak percaya akan apa yang ia alami seharian ini. Apakah waktu berhenti dan membuatnya terjebak dalam situasi yang tak ia sukai ini?

“Lo pilih, temenin gue di sini atau gue bikin nama lo tercoreng di SMA Mentari” Bukankah itu adalah sebuah ancaman? Namun mengapa Tiffany terlihat biasa saja?

“Ingat, gue selalu mengamati lo selama ini dan gue tahu setiap perbuatan lo” Gertaknya .

Tiffany mendorong dada Nyko agar sedikit menjauh, ia menatap laki-laki itu datar. “Lo bisa ngasih tahu kesalahan gue selama ini? Ingat, gue cewek baik-baik, gue anak teladan. Nggak kayak lo” Ucapan itu bukanlah ‘tong kosong nyaring bunyinya’.

Buktinya saja saat ini Nyko membolos di tengah jam pelajaran efektif.

“Lo anak teladan tapi otak loading lambat, gue pembolos tapi otak gue udah di atas rata-rata” Nyko menyindir tingkat kepintarannya dengan Tiffany yang benar-benar lemot dalam masalah pembelajaran.

Tiffany mengalihkan pandangannya, “Lo bau alkohol, gue nggak suka” Ucapnya terang-terangan.

“Nanti juga terbiasa”

“Gila”

Nyko mendekatkan wajahnya, hingga pangkal hidung mereka saling bertemu. Tiffany menatap manik hitam Nyko. Begitu pula dengan sebaliknya, Nyko menatap manik cokelat Tiffany.

Jarak antara bibir mereka tinggal beberapa senti lagi untuk bisa bertemu. Takut hal yang

tidak-tidak terjadi, Tiffany mengangkat telapak tangannya untuk menutupi mulutnya.

Namun apa yang terjadi, bibir Nyko menyentuh telapak tangan Tiffany hingga membuat sang empunya membulatkan kelopak matanya. Dengan sekuat tenga ia mendorong tubuh Nyko.

“Brengsek, sekali-kali bibir lo itu harus disemen supaya nggak ngelakuin hal yang mengarah ke pelecehan seksual” Tiffany menghapus bekas bibir Nyko di punggung tangannya. Bagai itu adalah virus mematikan.

“Lo aja yang bego, udah tahu jarak deket banget. Lo malah mau nyelipin tangan lo itu di tengah-tengah, mana muat bego” Nyko berkata dengan jengkel akan cara berpikir Tiffany.

“Siapa yang bego?!” Tanya Tiffany setengah berseru.

“Lo, Tiffany Anatasya Agnes” Nyko menunjuk wajah polos Tiffany dengan telunjuknya.

Tiffany tak terima jika dikata-katai oleh orang yang baru ia kenal. Apalagi jika nama lengkapnya, menurutnya itu adalah sebuah penghinaan.

Dengan gerak cepat Tiffany menggigit telunjuk nyko yang ada di depan wajahnya.

“Shit, lepasin jari gue! Woy..woy..woy!” Nyko mencoba menarik jarinya agar keluar dari gigitan Tiffany.

Tiffany melepas jari Nyko lalu menendang tungkai kaki laki-laki itu dengan keras. “Rasain lo” Tiffany keluar dari tempat itu, meninggalkan Nyko yang masih mengaduh kesakitan akan ‘double kill’ dari ceweknya yang begitu ‘ganas’.

“Sialan banget tuh cewek, ampe mati rasa jari gue” Gerutu Nyko seraya menggerakkan telunjuknya yang biru akibat gigitan Tiffany.

“Kayaknya gue nyesel jadiin tuh cewek jadi pacar gue” Gumam Nyko bermonolog “Lama-lama gue rabies karena tuh cewek”

Di sela kekesalan Nyko, pintu ruangan itu kembali terbuka setelah kepergian Tiffany. Nyko menatap ke arah pintu yang terbuka itu. Seorang perempuan berambut panjang keriting gantung masuk ke situ dan menatap pada Nyko.

Instagram : fionakesl259

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1
3 Bagian 2
4 Bagian 3
5 Bagian 4
6 Bagian 5
7 Bagian 6
8 Bagian 7
9 Bagian 8
10 Bagian 9
11 Bagian 10
12 Bagian 11
13 Bagian 12
14 Bagian 13
15 Bagian 14
16 Bagian 15
17 Bagian 16
18 Bagian 17
19 Bagian 18
20 Bagian 19
21 Bagian 20
22 Bagian 21
23 Bagian 22
24 Bagian 23
25 Bagian 24
26 Bagian 25
27 Bagian 26
28 Bagian 27
29 Bagian 28
30 Bagian 29
31 Bagian 30
32 Bagian 31
33 Bagian 32
34 Bagian 33
35 Bagian 34
36 Bagian 35
37 Bagian 36
38 Bagian 37
39 Bagian 38
40 Bagian 39
41 Bagian 40
42 Bagian 41
43 Bagian 42
44 Bagian 43
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
52 Bagian 51
53 Bagian 52
54 Bagian 53
55 Bagian 54
56 Bagian 55
57 Bagian 56
58 Bagian 57
59 Bagian 58
60 Bagian 59
61 Bagian 60
62 Bagian 61
63 Bagian 62
64 Bagian 63
65 Bagian 64
66 Bagian 65
67 Bagian 66
68 Bagian 67
69 Bagian 68
70 Bagian 69
71 Bagian 70
72 Bagian 71
73 Bagian 72
74 Bagian 73
75 Bagian 74
76 Bagian 75
77 Bagian 76
78 Bagian 77
79 Bagian 78
80 Bagian 79
81 Bagian 80
82 Bagian 81
83 Bagian 82
84 Bagian 83
85 Bagian 84
86 Bagian 85
87 Bagian 86
88 Bagian 87
89 Bagian 88
90 Epilog
91 Visual
92 DELETE
93 Extra Part
94 New Story
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1
3
Bagian 2
4
Bagian 3
5
Bagian 4
6
Bagian 5
7
Bagian 6
8
Bagian 7
9
Bagian 8
10
Bagian 9
11
Bagian 10
12
Bagian 11
13
Bagian 12
14
Bagian 13
15
Bagian 14
16
Bagian 15
17
Bagian 16
18
Bagian 17
19
Bagian 18
20
Bagian 19
21
Bagian 20
22
Bagian 21
23
Bagian 22
24
Bagian 23
25
Bagian 24
26
Bagian 25
27
Bagian 26
28
Bagian 27
29
Bagian 28
30
Bagian 29
31
Bagian 30
32
Bagian 31
33
Bagian 32
34
Bagian 33
35
Bagian 34
36
Bagian 35
37
Bagian 36
38
Bagian 37
39
Bagian 38
40
Bagian 39
41
Bagian 40
42
Bagian 41
43
Bagian 42
44
Bagian 43
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50
52
Bagian 51
53
Bagian 52
54
Bagian 53
55
Bagian 54
56
Bagian 55
57
Bagian 56
58
Bagian 57
59
Bagian 58
60
Bagian 59
61
Bagian 60
62
Bagian 61
63
Bagian 62
64
Bagian 63
65
Bagian 64
66
Bagian 65
67
Bagian 66
68
Bagian 67
69
Bagian 68
70
Bagian 69
71
Bagian 70
72
Bagian 71
73
Bagian 72
74
Bagian 73
75
Bagian 74
76
Bagian 75
77
Bagian 76
78
Bagian 77
79
Bagian 78
80
Bagian 79
81
Bagian 80
82
Bagian 81
83
Bagian 82
84
Bagian 83
85
Bagian 84
86
Bagian 85
87
Bagian 86
88
Bagian 87
89
Bagian 88
90
Epilog
91
Visual
92
DELETE
93
Extra Part
94
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!