"Nyko"
" Lo gila? Anak orang main lo cap sebagai pacar aja. Emang lo kenal?"
Begitulah suasana di gudang SMA Mentari, tempat yang diubah menjadi markas Nyko dan dua orang temannya. Dan saat ini mereka sedang membicarakan mengenai kejadian yang Nyko lakukan pada Tiffany.
Ucapan Lutfi dan Daniel membuat Nyko menyengir ringan.
"Jawab Nyk, kayak orang gila aja lo. Cengar-cengir sendiri" Sindir Daniel.
"Jadi lo kenal gak?" Desak Lutfi.
"Makanya gue jadiin dia pacar. Kalau nggak kenal buat apa gue ngelakuin hal itu?" Jawab Nyko sambil terus menyengir.
"Dan lo nembak dia karena suka gitu?" Tanya Daniel memastikan.
"Gue iseng" Jawaban dari Nyko benar-benar bego ketimbang otaknya yang smart.
"Ck, ck, ck, benar-benar" Ucap Lutfi.
"Itu udah pacar yang ke berapa Nyk?" Tanya Daniel tang kenal betul akan sahabatnya itu.
Tapi Nyko bukan cowok playboy. Camkan itu.
Nyko menatap ke arah Daniel sambil menyunggingkan senyumnya. "Pertama"
"NGACO!" Seru Lutfi dan Daniel bersamaan.
Di samping kesibukkan Nyko membicarakan Tiffany.
. . .
Suasana kelas sebelas IPA 3 terlihat ricuh mengenai berita antara Tiffany dan Nyko.
"Wah hebat lo Fan, bisa jadian sama Nyko" Gita, sahabat Tiffany berkata dengan heboh dan antusias.
"Iya, secara kan lo tahu kalau Nyko itu--"
"Gue nggak tahu siapa dia" Potong Tiffany penuh penekanan akan ucapan Natca yang sangat melebih-lebihkan itu.
"MASA?!" Satu kelas menanggapi perkataan Tiffany dengan nada serempak.
"Gue nggak kenal dan nggak mau kenal sama cowok itu" Tiffany menegaskan kembali kalimatnya. Seolah tak ada yang mengerti akan ucapan dan penjelasan darinya.
Suasana di kelas menjadi hening untuk sesaat.
.
.
.
"Alasan pertama doang, nanti pas suka aja nggak mau lepas" Celetuk seorang perempuan berambut ikal. Dan disertai gelak tawa oleh satu kelas.
"Terserah" Ucap Tiffany dengan jenuh.
. . .
Tiffany berjalan di koridor yang mengarah pada kantin. Di tengah perjalanan, ia berpapasan dengan Nyko dan seorang perempuan berambut pendek sebahu. Mereka tampak berbicara dengan begitu sengit.
Tiffany berjalan begitu saja melewati dua sejoli tersebut. Namun tangannya dicekal oleh Nyko sehingga menahan pergerakannya. Tiffany menoleh dan menatap pada pemilik tangan yang mencekal tangannya.
Nyko.
"Lama-lama gue stress ngomong sama lo. Gue mau sama yang baru dulu. LO UDAH JATUH TEMPO" Ucap Nyko penuh penekanan pada perempuan berambut pendek itu, lalu menarik tangan Tiffany menuju kantin.
"Apa-apaan nih? Lo gila atau apa sih? Lepasin gue" Berontak Tiffany pada Nyko yang masih kokoh menarik tangannya.
"Hssh, pacar Nyko harus nurut" Ucap Nyko sambil menatap Tiffany sekilas.
"Gue bukan pacar lo, lagian gue nggak kenal sama cowok kayak lo" Tiffany berusaha melepas cekalan itu.
Nyko berhenti melangkah lalu menatap tajam pada Tiffany. Ia menarik Tiffany hingga punggung gadis itu membentur tembok, laku mengurungnya dengan kedua sisi tangannya.
"Dengerin gue, lo adalah pacar dari seorang Nyko Alexander Saputra, dan apa yang gue bilang gak ada yang boleh ngebantah" Ucap Nyko penuh penekanan.
"Gue nggak akan pernah ngejalanin hubungan sama orang asing kayak lo, ngerti?"
"Otak lo terlalu bodoh untuk ngertiin ucapan gue. Sekali gue bilang nurut artinya lo harus nurut. Atau hal yang nggak pernah lo alamin akan terjadi' Ancam Nyko. Ia menatap manik mata cokelat Tiffany.
Indah.
"Otak lo terlalu munafik, tatapan mata lo mencerminkan sikap lo yang suka permainin hati cewek. Lo nggak pernah serius" Ucap Tiffany sengit.
Tatapan mata Nyko kian menajam, "Pilihan lo antara dua" Ia menjeda, " Tatap mata gue"
"Udah gue tatap!" Nada suara Tiffany terdengar tertekan.
"Lo pilih nurut atau nggak?"
"Nggak akan" Ucap Tiffany langsung.
Nyko tertawa licik, " Seberapa pun usaha lo untuk petgi dari sisi gue, akan gue pastiin kalau itu sia-sia"
Tiffany mengerinyitkan dahinya.
"Karena cuma gue, cowok yang boleh nyakitin, mutusin, sampe nyenengin lo"
"Kenapa harus gue? Sedangkan banyak cewek di luar sana, yang kenal dan tahu soal lo" Kata Tiffany dengan raut dan nada yang menunjukkan jika ia tak menyukai sikap Nyko terhadap dirinya.
"Karena lo, adalah cewek yang selama ini gue perhatiin, Nggak pernah tertarik sama cowok ganteng kayak gue"
"Cuma itu? Lo cuma mandang hal itu doang?" Tiffany berkata dengan nada yang tegas, "Lo kelebihan narsis, untuk apa punya wajah tampan tapi nggak punya hati? Lo cuma bisa mainin hati cewek tanpa tahu gimana rasanya dipermainin"
Nyko menatap Tiffany datar, "Lo kenapa? Belum juga 24 jam pacaran sama gue, udah baperan" Sindir Nyko akan ucapan Tiffany.
Tiffany diam sejenak untuk mencerna ucapan Nyko yang benar adanya, " Tahu ah, lama-lama gila gue disini" Tiffany menyingkir dari situ dengan keluar dari celah bawah lengan Nyko lalu pergi.
"Sesuai prediksi gue" Gumam Nyko seraya tersenyum kecil. Lalu ia melangkahkan kaki menuju tempat yang menurut feelingnya adalah tempat yang Tiffany tuju.
Instagram : fionakesl259
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Galuh Prakastiwi
kurangin typonya thor
2021-01-17
0
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt yaa
yuk baca juga cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
dijamin baper deh bacanyaa 😍
mari saling support ya thorr ❤️
thanks
2021-01-17
0
irna salut
mulai seru nich
2020-08-18
2