Jarum jam menunjukan pukul 12:15 tengah malam. Dengan sisa-sisa tenaga dan kesadarannya, Sasa mulai membuka villa yang selama ini dia tempati.
“Welcome, om... Ini villa aku. Ayo masuk!” ajak Sasa yang kemudian menutup pintu utama.
“Lokasinya cozy (nyaman) banget di tengah sawah,” ucap Deni sambil melihat jendela yang masih terbuka. Suara gesekan tumbuhaan padi karena angin malam memberi kesan tenang untuknya.
“Sini, om! Kita duduk di ruang favorite aku... Depan swimming pool...” ajak Sasa sambil berjalan terlebih dahulu.
Rasa lelah setelah perjalanan panjang dari Nusa Dua menuju Ubud membuatnya tidak bisa menahan diri untuk merebahkan tubuhnya di sofa panjang.
“Huufftttt...... Akhirnya bisa rebahannn, hmm... nyamannya...” gumam Sasa sambil memeluk bantal di sofa itu.
Tingkah laku Sasa yang dari tadi menunjukan seperti perempuan anggun, kini lenyap sudah. Pengaruh alkohol yang dia minum itu membuatnya kini terkapar secara bebas di atas sofa.
“Haduhhh kakiku... Pegel nyut – nyutan sampai ke ubun-ubun... hmm...” gumam Sasa. Dia seolah lupa kalau saat ini bersama Deni.
Sikap Sasa yang apa adanya itu membuat Deni tersenyum. Dia mulai membuka dua kancing baju dan menggulung langannya agar lebih rileks.
“Bagus juga villanya,” ucap Deni memandangi ruangan dimana dia berdiri saat ini.
Tata letak dapur yang menyatu dengan ruang santai, membuat mata Deni tertuju pada lemari pendingin. Dia mulai membuka lemari pendingin itu dengan maksud mencari minuman dingin. Tapi beberapa botol beer dengan kadar alkohol yang cukup tinggi membuat matanya tertarik. Deni mengambil 2 botol beer untuk dia minum.
“Ahhhh...... Cool,” ucapnya setelah meneguk minuman yang dia ambil.
Melihat Sasa yang sudah tertidur, Deni melanjutkan menghabiskan minuman yang sudah dia ambil itu dengan menonton TV. Jaringan TV yang terhubung dengan Netflix memberi peluang untuk Deni menonton film dengan beragam genre. Dia pun hanya asal memilih film secara random. Tapi rupanya setelah beberapa menit, film yang dia tonton itu menampilkan adegann dewasaa.
“Huffttt...” menghela nafas sambil membuka 2 kancing bajunya lagi.
Susana malam yang membuat kepala Deni berat, semakin menguji dirinya saat tiba-tiba saja Sasa membuka gaun yang melekat di tubuhnya.
“Huffttt... panas...” melempar baju secara asal. “Aghh... ini AC nyala ga sih?” gumam Sasa dengan matanya yang terpejam.
Pemandangan yang tidak disangka itu membuat Deni meremas rambut kepalanya. Molekk dan menggiyurkan... begitulah yang terlintas di otaknya saat ini.
“Shiitttt!” mengumpat merutuki dirinya sendiri. Dia tidak menyangka hanya dengan melihat tubuhh Sasa tanpa busana bisa membangunkan gairahhnya.
Tapi sebagai seorang laki-laki yang dulu pernah menjaga Sasa, Deni mencoba menahan hasrraatnya itu. Dia memilih untuk membopong Sasa menuju kamar dan menyelimuti Sasa.
“Good night, Sasa,” ucap Deni sambil mengusap pipi Sasa. Halus... ini membuat jari-jari Deni betah bermain-main di wajah Sasa.
Dia pun tidak sadar kalau rasa kantuk dan pengaruh alkohol membuatnya berbaring di samping Sasa. Dia mendekap tubuhh polos itu dalam tidurnya sampai pagi.
________
Keesokan harinya kesadaran Sasa mulai memulih. Kepalanya masih terasa berat. Tapi cahaya matahari pagi yang masuk ke kamar cukup menyilaukan.
“Jam berapa nih? Hmm.....” Sasa memalingkan wajahnya dengan mata yang masih terpejam.
Organ tubuh yang sudah semalaman berbaring di atas bed itu mulai bergerak untuk diregangkan. Ada sesuatu yang aneh saat ini di dalam dekapannya. Selama bertahun-tahun dia tidur di bednya itu, dia tidak pernah memiliki guling panjang. Lalu saat ini benda apa yang dia peluk?
“Apaan nih?” tanya Sasa sambil membuka matanya pelan-pelan. “Kaki??? Huaaahh?” matanya terblalak lebar-lebar menatap kali berukuran besar ada di depan wajahnya. Dia semakin kaget karena rupanya Deni saat ini berada satu ranjang dengannya. “Aaaaaaa.......?!!!!” berteriak sejadinya sampai membuat Deni mengrenyitkan dahi. Karena rasa syok melihat Deni tengah tidur satu bed dengannya, kesadaran Sasa mulai kembali secara penuh. Maksud hati ingin segera bangkit dari tempat tidur, tidak sengaja Sasa justru menendang muka Deni sampai kepala laki-laki itu terbentur divan.
Jduugg!
“Auffhhh... huhhhh...” Rasa sakit di kepala membuat refleks Deni secara spontan memijit dan menopang kepalanya itu.
Sementara Deni tengah merasakan sakit di kepalanya, saat ini Sasa sudah beranjak berdiri dari bed. Dia begitu panik karena menyadari tubuhnya hanya berbalut dengan kain selimut saja.
“Om Deni ngapain di kamarku?!” tanya Sasa dengan suara lantangnya. Kakinya mondar-mandir karena rasa cemas memikirkan kejadian yang tidak diingatnya semalam. “Kenapa aku bisa telan jangg?!” semakin panik karena melihat baju Deni yang kancingnya hampir terbuka semua.
Suara Sasa yang cukup keras itu membuat kepala Deni yang sakit semakin berdenyut.
“Emang— mm... kamu gak ingat sama sekali?” tanya Deni balik masih dengan memijit kepalanya.
Pertanyaan Deni yang dianggap aneh oleh Sasa itu, semakin memacu pikiran Sasa berkelana condong membayangkan malam panas bersama Deni.
“Maksudnya?” tanya Sasa mendekati dimana Deni duduk. “Maksudnya apa, om?” tanya Sasa lagi. Karena rasa gemas tidak bisa mengingat kejadian semalam, Sasa mere mas jari-jari tangannya. Tapi rupanya tidak sengaja dia mere mas juga junior berharga milik Deni.
“Ughhh....., Sa. Tangan kamu,” ucap Deni sambil mengarahkan bola mata ke tangan Sasa yang tanpa permisi bertengger di bawah pusaarrnya.
“Ah? Sorry,” Sasa menarik tangan menjauhi apa yang baru saja dia re mas. “Aku ga sengaja,” ucap Sasa menjadi salah tingkah.
Meski kepala sudah ditendang sampai terbentur divan, tapi melihat tingkah laku Sasa yang lucu itu membuat Deni tersenyum tipis.
“Kamu jangan panik. Aku ga ngapa-ngapain kamu,” ucap Deni sambil menurunkan kakinya ke lantai.
Mendengar kalimat yang diucapkan Deni barusan, Sasa menjadi sedikit lega. Dia bisa menarik nafas panjang untuk menurunkan rasa paniknya.
“Tapi kenapa aku bisa telanjang?” tanya Sasa dengan matanya yang terbelalak kembali. “Terus kenapa om bisa tidur di bed aku?” memburu Deni dengan pertanyaan yang kembali membuatnya panik.
Sikap Sasa yang panikan itu membuat Deni semakin tersenyum lebar. Ditambah lagi penampilan Sasa yang acak adul dengan warna lipstik sampai ke pipi itu membuat Deni tidak bisa menahan dirinya untuk terus tersenyum.
“Semalam kamu ngerasa gerah. Terus buka baju sendiri.”
Jleb! Sasa hanya bisa melongo mendengar penjelasan dari Deni.
“Makanya aku bawa kamu ke kamar terus aku selimutin,” jelas Deni lebih lanjut. “Gak tahunya malah ikut ketiduran di samping kamu... Tapi pagi ini gak tahu kenapa posisi tidur kamu justru kebalik. Lumayan juga tendangan kakimu,” ucap Deni yang kemudian memegangi kepalanya. Menunjukan kalau kepalanya itu tengah sakit saat ini.
Mendengar penjelasan dari Deni itu, Sasa berfikir nampaknya memang tidak terjadi apa-apa. Ditambah lagi sabuk celana Deni masih terpasang di celana meskipun baru saja bangun tidur.
“Sana cuci muka. Aku siapin kamu breakfast,” ucap Deni yang kemudian dengan santai berdiri dan berjalan keluar dari kamar itu.
Tapi belum sempat dia keluar dari pintu kamar, Deni menoleh ke arah Sasa lagi.
“Jangan lupa pakai baju kalau udah cuci muka,” ucap Deni dengan senyuman tipis.
Sasa yang masih duduk di bed dibuat tidak percaya kalau dirinya sendiri yang sudah melepas bajunya.
“Aku pasti sudah gila,” Sasa membayangkan dirinya melepasi bajunya sendiri. “Haduhhh.... pasti om Deni udah lihat semua. Tapi kok dia ga ngapa-ngapain aku sih? Emang aku ga menarik ya?” tanya Sasa yang kemudian menoleh ke kaca. “Emang wajah mantan dia kayak apa sih? Yang pasti aku jauh lebih muda,” ucap Sasa sambil mengamati wajahnya di depan cermin. “Tungguuu... Kenapa aku jadi penasaran sama wajah mantannya? Mau dia cantik atau kayak apapun bentuknya, yang penting kan mereka udah pisah. Hmmm...” tanpa dirinya sadari, Sasa mulai tersenyum kecil. “Kenapa aku jadi senang kalau om Deni sekarang single... haduh... Aku kenapa sih ini???” Sasa mulai bingung dengan dirinya sendiri.
*****
Bersambung...
Selamat Tahun Baruuuuuu 2022🎉🎉🎉🎉🎉
Semoga yang disemogakan segera terkabul
Yang belum ada pacar semoga segera dapet pacarrrrr
Yang nunggu dilamar semoga segera dilamarrrrr
Yang belum dapat momongan Selamat menghadapi suami di kamarrrr
Salam sehat dan tetap semangat😁😅😛
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
emang gila..
2022-11-17
1
Rin's
aamiin,,semoga terkabul thor,,doa nya utk anak q ,,edisi pengen cepet dapet mantu
2022-03-08
0
Joice Meitasari
wah Raka kalah start dgn om Deni
2022-03-08
0