Perangkap Adam

Jam istirahat kedua, Adam kembali gagal untuk menemui wali kelas yang juga merupakan calon ibu tirinya karena Alba kembali menahannya.

Adam menoleh kesal ke Alba, "Kenapa kau selalu menahanku? Apa aku setampan itu sampai-sampai kau tidak rela berpisah denganku?"

"Cih! Siapa yang nggak rela berpisah denganmu bahkan kalau bisa aku berharap tidak pernah berjumpa denganmu" Alba masih mencengkeram lengannya Adam.

"Lepaskan aku! Aku ada urusan penting" Adam menarik lengannya.

"Kita harus mengerjakan tugas Bahasa Inggris kita. Kita harus ke perpustakaan sekarang juga untuk meminjam buku novel berbahasa Inggris yang harus kita terjemahkan"

"Sial!" Adam meraup kasar wajah tampannya lalu ia melangkah mendahului Alba dengan ucapan, "Buruan kalau gitu. Aku harus segera menyelesaikan misiku"

Alba berlari kecil untuk mensejajari langkahnya Adam menuju ke perpustakaan.

Adam duduk di bangku favoritnya setelah mereka sampai di perpustakaan. Alba mengernyit, "Kok malah duduk? Kita harus milih novel nih. Ayok temani aku milih novel!"

"Kamu pilih aja yang menurut kamu bisa dan yang kamu sukai. Aku akan bantu terjemahkan nanti" Adam berkata dengan acuh tak acuh

Alba menghela napas panjang dan berbalik badan menuju ke rak-rak buku novel berbahasa asing sembari bergumam, "Kenapa cowok seperti dia banyak yang suka dan........"

"Kamu teman sekelasnya Adam Baron, kan?"

Alba menoleh saat ia merasakan pundaknya disentuh oleh seseorang dan ia kemudian menjawab, "Iya benar. Ada apa?"

"Aku boleh nitip surat? Aku sangat menyukainya. Pas tadi upacara bendera dan melihat Adam naik ke panggung untuk menerima penghargaan siswa dengan nilai terbaik, aku langsung terpana. Dia sangat tampan, kan?" ucap gadis berponi yang masih menyentuh pundaknya Alba.

"Memangnya pas upacara tadi, Adam Baron naik ke panggung ya?" tanya Alba.

"Iya. Kau tidak memerhatikan ya? apa kau tidur pas upacara tadi, ppfftt" Gadis berponi itu mengulum bibir menahan geli

Alba menghela napas panjang sembari mundur selangkah, "Iya sepertinya aku tidur tadi pas upacara Bendera, hehehehe. Emm soal surat, bukannya aku nggak mau dititipi surat tapi, mendingan kamu kasih sendiri deh ke orangnya. Tuh! Adam ada di bangku pojok dekat jendela tuh. Dan maaf, aku harus segera memilih novel untuk tugas Bahasa Inggris"

Gadis berponi itu kemudian menganggukkan kepalanya dan tersenyum lalu melangkah ke bangkunya Adam. Gadis berponi itu berdiri di depan Adam dan menyapa Adam, "Kamu Adam ya?"

"Kamu bisa baca nama di seragamku kan? untuk apa nanya lagi?" Adam menjawab dengan wajah dingin.

"Ah! Iya benar" Gadis berponi itu tersipu malu dan mulai kikuk di depannya Adam. Ia kemudian hanya bisa berdiri di depannya Adam cukup lama tanpa kata sama sekali.

Adam merasa terganggu dan akhirnya bertanya dengan nada kesal, "Ada perlu apa? kenapa cuma berdiri di situ? ada perlu sama aku?"

"A....a....aku dari kelas IPS satu. Namaku Dea. Aku pengen kenal lebih dekat dengan kamu, boleh?" Gadis itu mulai merasa malu dan gemetar kakinya karena yang namanya Adam ternyata tidak seramah yang ia bayangkan.

"Aku tidak ada waktu untuk berteman dengan siapa pun" ucap Adam dengan nada dan wajah dingin.

Gadis yang bernama Dea lalu meremas surat yang ia genggam berkata maaf dan berbalik badan meninggalkan Adam dengan rasa malu yang sangat besar. Hatinya yang semula penuh lilin pengharapan yang menyala terang, tiba-tiba lilin pengharapan itu padam dan gelaplah hatinya. Cinta yang belum sempat ia nyatakan telah dihempaskan dengan sangat kejam oleh seorang Adam Baron.

Alba kemudian datang dengan membawa sebuah buku novel berbahasa Inggris yang tidak begitu tebal. ia lalu menaruh buku itu beserta buku kamus Bahasa Inggris di meja, di depannya Adam. Alba duduk dan mengedarkan pandangannya, "Lho, cewek berponi yang tadi mana? katanya ia pengen berkenalan dengan kamu karena........"

"Kita bahas novel aja. Nggak usah bahas hal yang nggak penting! Buang waktu" Adam langsung menyemburkan protes dan mulai membuka buku novel berbahasa Inggris pilihannya Alba.

Alba membuka buku tulis dan mengeluarkan pulpen dari dalam dompet tempat alat-alat tulisnya dikemas. Gadis manis berambut lurus, hitam itu membuka kamus dan Adam langsung mendelik, "Untuk apa buka kamus?"

"Lho, aneh nih orang. Tentu saja untuk mencari kata-kata sulit yang ada di novel itu" Alba mendelik ke Adam.

"Kelamaan. Kamu tulis aja apa yang aku katakan. Aku akan terjemahkan langsung buku ini tanpa buka-buka kamus. Kelamaan"

"Mana bisa seperti itu. Aku nggak kerja dong? Aku nggak ikut menerjemahkan dong? Dan nggak adil dong kalau cuma kamu yang mikir"

"Kamu tuh memang bener-bener nyebelin, berisik, dan ngeyel. Nurut apa aku tinggal nih? Kamu pengen kerja dan mikir kan, ya udah aku tinggal"

"Bukannya gitu tapi......"

"Tulis aja apa kataku! ngeyel banget sih. Kamu nulis itu juga kerja, kan?" Adam mulai melotot dan Alba akhirnya dengan terpaksa menuruti apa kata Adam.

Dan hanya dalam waktu setengah jam, Adam telah berhasil menerjemahkan semua isi novel berbahasa Inggris yang Alba pilihkan untuk tugas Bahasa Inggris mereka lalu Adam berkata, "Aku pergi" Lalu ia berlari begitu saja meninggalkan Alba.

Alba menggerakkan kepalanya mengikuti arah perginya Adam lalu ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "Emangnya sepenting apa sih misi dia? Sampai segitunya ia tergesa-gesa berlari"

Alba lalu menatap buku tulisnya, Dia terpana, "Dia bisa dengan cepat menerjemahkan novel yang aku nilai susah untuk nerjemahin eh! ini hanya dalam waktu setengah jam aja udah kelar semuanya" Alba lalu mengemas kembali pulpennya, menutup buku tulisnya dan mengembalikan kamus Bahasa Inggris dan novel berbahasa Inggris ke tempatnya semula dan di dalam perjalanan ia menuju ke kelasnya, dia melihat Adam tenga berbicara dengan wali kelas mereka, Bu Nindya. Alba mengernyit, "Apa dia akan ikut lomba lagi?" Alba lalu menghela napas dan melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam kelasnya.

Adam bertanya ke Bu Nindya, "Kenapa Kakak tidak bilang kalau mengajar di sini?"

"Kakak?" Bu Nindya menautkan alisnya mendengar kata kakak meluncur keluar dari mulutnya Adam.

"Umur Kakak tidak jauh beda dariku. Cuma berjarak lima tahun jadi, aneh kalau harus manggil Ibu atau yang lainnya. Aku akan manggil Kakak mulai sekarang" ucap Adam dengan wajah kaku.

Bu Nindya tersenyum karena ia senang, Adam mau menemuinya, menyapanya dan mengobrol dengannya. Bu Nindya akhirnya berkata, "Kalau kita hanya bicara berdua, kamu memanggilku Kakak nggak papa tapi, kalau di kelas dan di depan teman kamu yang lainnya, Ibu minta tolong, kamu manggil Ibu ke Ibu, boleh?"

"Boleh tapi, ada syaratnya" sahut Adam dengan senyum tipis.

"Syarat? Syarat apa?"

"Kakak harus mau menemaniku membeli buku nanti sore"

"Tapi ........"

"Papa ke luar negri jadi, Kakak free kan nanti sore?" Adam kembali tersenyum tipis.

Nindya yang ingin bisa dekat dengan calon anak tirinya akhirnya menganggukkan kepalanya.

Adam lalu tersenyum lebar, pamit ke Bu Nindya untuk kembali ke kelasnya. Adam bergumam dalam perjalanannya ke kelas, "Kau akan mulai masuk ke perangkapku Kak Nindyaku sayang"

Terpopuler

Comments

Rozh

Rozh

lnjut

2022-04-18

0

Tae_ayy💜

Tae_ayy💜

takutnya nanti adam jtuh cinta lgi

2022-03-21

0

Sis Fauzi

Sis Fauzi

jangan nakal otakmu Adam 👍

2022-03-05

0

lihat semua
Episodes
1 Tabrakan
2 Rencana Adam
3 Ketua Kelas
4 Hati Tergelitik Aneh
5 Perangkap Adam
6 Nilai Terbaik
7 Tertawa Lepas
8 Rasa Hangat
9 Ciuman
10 Debaran Jantung
11 Sakit
12 Cemburu
13 Tangkaplah Aku, jika Kau bisa!
14 Pelukan Hangat Seorang Mama
15 Tenang dan Nyaman
16 Kekesalan Adam
17 Kebahagiaannya Adam
18 Rasa Suka
19 Obsesi Nindya
20 Curi-curi Pandang
21 Kenapa Aku?
22 Butuh Bukti
23 Rasa Yang Campur Aduk
24 Tidak Sengaja
25 Perubahan Hidup Alba
26 Dosen Baru
27 Berjumpa Kembali
28 Dari Hati Yang Terdalam
29 Ada Apa Sebenarnya?
30 Persiapan Pesta Topeng Ultah Bella
31 Ciuman Kerinduan
32 Berita Yang Mengejutkan.
33 Gulali
34 Ceritakan!
35 Bersabar
36 Rasa Bersalah
37 Alasanku
38 Insting Alami
39 Kesedihan
40 Penyelidikan Adam
41 Aku Mencintaimu
42 Kecupan
43 Pengacara dan Klien
44 Kejutan Untuk Adam
45 Memesona
46 Mencuri Ciuman
47 Paijo dan Baba
48 Hati Kecil Berbisik
49 Selalu Ada Untukmu
50 Seharian Milikmu
51 Kilatan Pisau
52 Bersiaplah!
53 Putus
54 Juara
55 Kamu Manis
56 Sabar Menunggu
57 Tersenyum Senang
58 Cerita Yang Tersembunyi
59 Aku Mau Jadi Asyik
60 Kenapa Aku?
61 Cokelat Hangat
62 Gaaassss!
63 Hitamnya Langit
64 Kucir Rambut
65 Persidangan dimulai
66 Hati Nurani
67 Ciuman di Bibir
68 Suka Cita dan Cinta
69 Permintaan Adam Baron
70 Tidak Mudah
71 Merekah Indah
72 Tim Terbaik
73 Suami Istri
74 Mendapatkan Restu
75 Istriku Yang Manis
76 Terlihat Keren
77 Senyum Indah
78 Aku Tidak Apa-apa
79 Kenyataan Pahit
80 Ingin Menua Bersama
81 Terkejut
82 Lilin Pengharapan
83 Adam Dioperasi
84 Enam Tahun Kemudian
85 Pertemuan Tidak Terduga
86 Bintang Jatuh
87 Berdebar
88 Bercerita Bersama Papa Bintang
89 Juara
90 Naluri
91 Makanan Favorit
92 Tawa Renyah
93 Teh Seduh
94 Gamang
95 Melonjak Gembira
96 Menggoda
97 Aku Bukan Jodoh Kamu
98 Legit dan Manis
99 I Love You, Adam
100 Rencana Satya
101 Ceritanya Noah
102 Bersiul Riang
103 Bertemu Seorang Kakek
104 Senyum Puas
105 Sayang
106 Wajah Merah
107 Dewa Penolong
108 Masa Kecilnya Noah
109 Bella Tertangkap
110 Opa
111 Alex Masuk Rumah Sakit
112 Minta Maaf
113 Noah dan Keceriwisannya
114 Harus Berani
115 Aku Kangen
116 Tulang Rusuk
117 Pernikahan Satya dan Christal
118 Noah Baron
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Tabrakan
2
Rencana Adam
3
Ketua Kelas
4
Hati Tergelitik Aneh
5
Perangkap Adam
6
Nilai Terbaik
7
Tertawa Lepas
8
Rasa Hangat
9
Ciuman
10
Debaran Jantung
11
Sakit
12
Cemburu
13
Tangkaplah Aku, jika Kau bisa!
14
Pelukan Hangat Seorang Mama
15
Tenang dan Nyaman
16
Kekesalan Adam
17
Kebahagiaannya Adam
18
Rasa Suka
19
Obsesi Nindya
20
Curi-curi Pandang
21
Kenapa Aku?
22
Butuh Bukti
23
Rasa Yang Campur Aduk
24
Tidak Sengaja
25
Perubahan Hidup Alba
26
Dosen Baru
27
Berjumpa Kembali
28
Dari Hati Yang Terdalam
29
Ada Apa Sebenarnya?
30
Persiapan Pesta Topeng Ultah Bella
31
Ciuman Kerinduan
32
Berita Yang Mengejutkan.
33
Gulali
34
Ceritakan!
35
Bersabar
36
Rasa Bersalah
37
Alasanku
38
Insting Alami
39
Kesedihan
40
Penyelidikan Adam
41
Aku Mencintaimu
42
Kecupan
43
Pengacara dan Klien
44
Kejutan Untuk Adam
45
Memesona
46
Mencuri Ciuman
47
Paijo dan Baba
48
Hati Kecil Berbisik
49
Selalu Ada Untukmu
50
Seharian Milikmu
51
Kilatan Pisau
52
Bersiaplah!
53
Putus
54
Juara
55
Kamu Manis
56
Sabar Menunggu
57
Tersenyum Senang
58
Cerita Yang Tersembunyi
59
Aku Mau Jadi Asyik
60
Kenapa Aku?
61
Cokelat Hangat
62
Gaaassss!
63
Hitamnya Langit
64
Kucir Rambut
65
Persidangan dimulai
66
Hati Nurani
67
Ciuman di Bibir
68
Suka Cita dan Cinta
69
Permintaan Adam Baron
70
Tidak Mudah
71
Merekah Indah
72
Tim Terbaik
73
Suami Istri
74
Mendapatkan Restu
75
Istriku Yang Manis
76
Terlihat Keren
77
Senyum Indah
78
Aku Tidak Apa-apa
79
Kenyataan Pahit
80
Ingin Menua Bersama
81
Terkejut
82
Lilin Pengharapan
83
Adam Dioperasi
84
Enam Tahun Kemudian
85
Pertemuan Tidak Terduga
86
Bintang Jatuh
87
Berdebar
88
Bercerita Bersama Papa Bintang
89
Juara
90
Naluri
91
Makanan Favorit
92
Tawa Renyah
93
Teh Seduh
94
Gamang
95
Melonjak Gembira
96
Menggoda
97
Aku Bukan Jodoh Kamu
98
Legit dan Manis
99
I Love You, Adam
100
Rencana Satya
101
Ceritanya Noah
102
Bersiul Riang
103
Bertemu Seorang Kakek
104
Senyum Puas
105
Sayang
106
Wajah Merah
107
Dewa Penolong
108
Masa Kecilnya Noah
109
Bella Tertangkap
110
Opa
111
Alex Masuk Rumah Sakit
112
Minta Maaf
113
Noah dan Keceriwisannya
114
Harus Berani
115
Aku Kangen
116
Tulang Rusuk
117
Pernikahan Satya dan Christal
118
Noah Baron

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!