Tibalah jam istirahat pertama. Adam hendak bangkit dan bergegas ingin menemui calon ibu tirinya yang juga merupakan wali kelasnya namin, tangan Alba menarik lengannya.
Adam menoleh ke belakang dengan kesal dan langsung menarik lengannya dengan teriakan, "Kenapa kau sentuh aku?" Mau apa kau?!"
Alba meringis dan berkata, "Maaf, emm, Ayu kan mengerjakan tugas Bahasa Inggris dengan Theo dan nggak bisa istirahat di jam ini. Sedangkan aku, nanti jam istirahat yang kedua giliran nggak bisa istirahat untuk makan karena kita kan harus mengerjakan tugas Bahasa Inggris di jam istirahat yang kedua"
"Urus saja masalahmu sendiri!" Adam hendak beranjak pergi meninggalkan Alba dan Alba kembali menahan lengannya Adam.
Adam menarik kembali lengannya dan membentak Alba, "Kenapa kau selalu menggangguku? Aku ada urusan penting nih!"
"Kita satu tim mana bisa aku urus masalahku sendiri" pekik Alba.
"Lalu kenapa kau menahanku sekarang? Tugas kita kan masih nanti" Adam mendelik
"Emm, temani aku makan di kantin"
Adam yang tidak pernah bersosialisasi dengan siapa pun semakin mendelik mendengar permintaan yang terdengar aneh baginya dan Adam langsung menggelengkan kepalanya dan bergegas pergi meninggalkan Alba. Alba langsung berlari mengejar Adam dan menarik pundaknya Adam.
Adam menoleh ke Alba, "Kamu tuh bener-bener keras kepala ya"
"Emm, sebenarnya aku lupa bawa uang dan ingin pinjam uang kamu, hehehehehe" Alba meringis ke Adam.
"What?!" Adam mundur selangkah menjauhi Alba. Dia lalu menatap Alba dengan tatapan aneh. Dia heran pada dunia ketika ia menemukan ada sosok gadis yang seperti Alba.
"Aku lupa bawa dompetku karena kesiangan tadi bangunnya dan aku takut terlambat karena ini hari pertama aku menginjakkan kaki sebagai siswa SMA, hehehehe" Alba berkata tanpa jeda dan itu kembali membuat Adam menatap Alba dengan tatapan heran.
Hebat benar ia bisa berkata sepanjang itu hanya dalam satu tarikan napas aja. Batin Adam.
Adam berdeham untuk mengusir hembusan rasa menggelitik yang aneh di hatinya yang dia sendiri masih merasa asing dengan rasa yang berhembus pelan dan berhasil menggelitik hatinya. Kemudian Adam merogoh saku di kemeja putihnya sembari bertanya, "Berapa yang kau butuhkan?"
"Sebenarnya nggak minjem pun aku berhak minta duit ke kamu. Kamu kan udah menabrak aku dan Ayu seminggu yang lalu dan sepedaku rusak parah. Apa kau tahu berapa biaya reparasi sepedanya?"
Adam menggelengkan kepalanya dengan cepat sembari berkata, " Aku tidak mau tahu. Dan kenapa kamu masih membahas itu? kamu itu bener-bener keras kepala ya? Aku kan udah bilang waktu itu, aku nggak salah dan nggak harus bertanggung jawab atas kamu dan teman kamu karena, kalian telah melanggar rambu-rambu lalu lintas. Nih! Aku kasih seratus ribu dan besok harus kamu kembalikan!" Adam menaruh uang seratus ribu rupiah ke dalam tangan Alba lalu ia bergegas berbalik badan dan berlari meninggalkan Alba
"Dasar cowok gila! Egois, pelit pisan, cih!" Alba menatap punggung Adam dengan kesal. Lalu ia berbalik badan menuju ke kantin untuk makan.
Sementara itu, Adam berniat untuk mulai menebarkan pesonanya ke calon ibu tirinya. Dia mengetuk pintu ruang guru dan seorang guru laki-laki membukakan pintu untuknya, "Ada apa? Kamu Adam Baron, kan? Si Raja Olimpiade Matematika itu?" Guru laki-laki itu tersenyum ke Adam.
Adam menganggukkan kepalanya lalu bertanya, "Apa Bu Nindya ada?"
"Sayangnya Bu Nindya sedang keluar. Beliau pergi ke Yayasan Pelita Kasih. Kamu putranya Tuan Alex Baron, ya?" tanya guru laki-laki itu dan Adam kembali menjawab pertanyaan dari guru laki-laki itu dengan anggukkan kepala tanpa senyuman. Kemudian dia pamit dan bergegas pergi dari ruang guru dengan kesal karena ia gagal menemui Bu Nindya.
Adam kemudian memutuskan untuk membeli sebungkus roti dan sebotol air mineral di kantin lalu ia pergi ke perpustakaan.
Tanpa.sepengetahuannya Adam, Alba terus mengikuti langkahnya Adam secara diam-diam. Alba menggenggam beberapa kertas yang dilipat apik.
Adam menaruh sebuah buku, roti dan botol.air mineralnya di sebuah meja yang ada di dekat jendela. Lalu Adam duduk dan langsung menggeram kesal ketika ia bersitatap dengan Alba, "Kenapa kau mengikutiku? Kamu ini mirip pencuri ya, selalu muncul tanpa diundang"
"Kenapa pencuri? Mbok iya cari sinonim tuh yang bagusan dikit, napa?" Alba mengerucutkan bibirnya.
Adam mengumpat kesal di dalam hatinya, Hai hati, kenapa kamu selalu aneh seperti ini setiap kali melihat gadis aneh ini bertingkah konyol?
"Kenapa.diam?" tanya Alba.
"Kau pengen aku kasih sinonim yang lebih bagus kan? Jelangkung aja kalau gitu. Kau mirip Jelangkung. Datang tak diundang, pergi tanpa pamit" Adam berucap acuh tak acuh dan mulai memakan rotinya sambil membaca buku yang ia pilih
"Itu lebih parah! Dasar cowok nggak berperasaan!" Alba semakin melancipkan bibirnya.
Adam tidak mengangkat wajahnya mendengar semburan protesnya Alba. Dia tetap memakan rotinya dan membaca bukunya.
Alba menaruh tiga lipatan kertas apik di atas halaman buku yang tengah dibaca oleh Adam.
Adam menatap tumpukan lipatan kertas itu tanpa mengambilnya. Kemudian ia mengangkat wajahnya, "Apa ini? Kau mau mengajukan pinjaman uang lagi?"
"Dasar gila! Aku nggak akan pinjam duit lagi ke kamu. Tadi adalah yang pertama kali dan akan jadi yang terakhir" Alba mencebikkan bibirnya sembari bersedekap.
"Lalu ini apa?" Adam mulai merapatkan bibirnya karena kesal.
"Itu surat cinta sepertinya. Tadi, ada beberapa teman baru yang menemuiku di kantin. Mereka tahu aku duduk sebangku dengan kamu dan mereka nitip surat itu untuk kamu" sahut Alba dengan santainya.
"Ambil kembali!" Adam mulai menggeram kesal.
"Nggak mau! Itu untuk kamu kok! Kalau aku ambil balik, itu kan nggak sopan dan ..........."
Adam langsung memasukkan potongan roti yang terakhir ke dalam mulutnya lalu ia mengambil ketiga lipatan kertas nan apik itu, meremasnya dan membuang kertas-kertas itu bersama dengan plastik pembungkus roti yang telah kosong.
Alba mendelik kesal lalu menyemburkan protes, "Kenapa kau buang kertasnya? Itu kan penting"
Adam tidak menggubris Alba dan tetap asyik membaca bukunya.
"Kau! Kau benar-benar cowok yang egois, menyebalkan dan........dan .........."
Adam mengangkat wajahnya untuk melihat Alba yang telah bangkit berdiri di depannya, "Dan apa?"
"Dan aneh" Alba lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan Adam.
Adam menatap punggungnya Alba, "Cih! Kamu tuh yang aneh dan menyebalkan" Gumam Adam.
Bel berbunyi tiga kali dan para siswa segera berlari masuk ke dalam kelas mereka masing-masing.
Adam masuk kelas dan seperti biasanya, dia langsung merebahkan kepalanya dan tidur. Alba menoleh ke teman sebangkunya dengan heran dan Alba berkata di dalam hatinya, Apa benar dia jago dalam semua mata pelajaran seperti kata Theo? Dia selalu tidur kayak gitu kok bisa jadi jago dalam semua mata pelajaran? Dan kenapa ya dia selalu tidur di kelas? Apa yang selalu ia lakukan di malam hari?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ndhe Nii
ga mau rugi Alba.... sekalian minta ganti rugi ...tp ternyata PD org yg salah...pelitttt🤣🤣🤣🤣
2022-10-05
0
🍁💃Katrin📙📖📚❣️
Alba pinjam pd org yg salah?🤔
2022-04-29
0
Rozh
next
2022-04-18
0