Ketua Kelas

Adam rebahan di dalam kamar mewahnya dan terus menatap langit-langit kamarnya yang ada lukisan robotnya. Adam sendiri yang menggambar robot itu karena bosan selalu kesepian di rumah mewah milik papanya itu. Adam lalu meraup kasar wajahnya, "Sial! kenapa lukisan robot itu berganti dengan wajah gadis manis menyebalkan tadi? Wah! udah kacau nih otakku. Aku harus tidur sepertinya" Adam lalu memejamkan kedua matanya dan berhasil tertidur dengan lelap

Bangun tidur, Adam sudah tidak mendapati papanya lagi. Papa dan calon ibu tirinya itu telah lenyap dari pandangannya. Pak Samin mengatakan kalau papanya Adam harus ke luar negeri dan telah berangkat ke bandara tanpa pamit pada Adam dan Adam sudah terbiasa.

Hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa dan para pendidik di seluruh pelosok negeri pun tiba. Hari dimulainya tatap muka antara para guru dan siswa. Hari dimulainya belajar dan mengajar antara para guru dan siswa, dibuka dengan Upacara Bendera dan ditutup dengan pembagian kelas untuk para siswa baru.

Ayu dan Alba berpelukkan saat nama.mereka dipanggil dan masuk di kelas.yang sama, kelas X MIPA-1 yang merupakan kelas unggulan bagi para siswa baru di SMA Pelita Kasih.

Ayu dan Aba lalu duduk sebangku di meja paling depan. Sejak mereka duduk di bangku SMP, mereka memang paling suka duduk di bangku paling depan. Alba menoleh ke Ayu, "Kenapa aku masuk ke kelas unggulan? Nilai aku kan nggak begitu tinggi. Nilai NEM aku rata-rata cuma delapan. Kalau kamu sih pantas, nilai NEM kamu kan rata-rata 8,5.

"Mungkin nilai kamu dapat point plus karena kamu selalu juara di bidang tarik suara" sahut Ayu dengan senyum semringah di wajahnya karena ia bahagia bisa masuk di kelas unggulan di SMA favorit bergengsi dan bisa satu kelas dengan sahabatnya.

Alba pun tersenyum semringah, "Yeeaaahhh! Walaupun sepertinya aku harus belajar lebih keras lagi, aku senang bisa sekelas.denganmu"

Kemudian guru wali kelas masuk dan semu siswa terdiam membisu. Guru wali kelas yang juga mengampu mata pelajaran Matematika itu salah seorang perempuan yang masih sangat muda dan cantik. Semua tersenyum senang menatap guru wali kelas itu kecuali satu siswa yang duduk di bangku pojok paling belakang.

"Selamat pagi Anak-anak" Guru wali kelas itu menyapa kelasnya.

"Pagi Bu Guru" Sahut para murid dengan serempak.

"Perkenalkan nama Ibu, Anindya Darma. Ibu baru saja lulus kuliah dan dipercaya kepala yayasan SMA Pelita Kasih untuk menjadi wali kelas di sini dan Ibu juga dipercaya mengajar kalian semua, mata pelajaran Matematika. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik"

Ucap Guru wali kelas yang cantik itu dengan senyum semringah di wajahnya.

Sial! Kenapa ia bisa mengajar di sini dan menjadi wali kelasku. Gumam Adam.

"Baiklah untuk mempersingkat waktu, ibu akan mulai mengatur tempat duduk kalian. Kalian tidak boleh sebangku dengan sesama jenis. Harus sebangku dengan lawan jenis karena bisanya, jika kalian sebangku dengan sesama jenis, kalian akan lupa memerhatikan guru dan malah asyik bergosip" perkataan guru wali kelas itu, membuat semua siswa terkekeh geli.

Lalu guru wali kelas yang bisa disebut Ibu Nindya itu, mulai mengambil buku absensi dan mengatur letak duduk para siswanya. Dan hal itu membuat Ayu dan Alba tercengang saat mereka mendapati, Alba harus duduk sebangku dengan pemuda yang menabrak mereka beberapa hari yang lalu.

Adam yang ingat betul dengan wajah Alba karena, wajah manis dan sikap beraninya Alba melawan dia waktu tabrakan yang mereka alami, membuat Adam bergumam lirih, "Petaka bagiku duduk sebangku dengan gadis barbar"

Gumaman itu dapat didengar oleh Alba, "Ini juga petaka bagiku. Dasar cowok egois"

Adam dan Alba lalu bersitatap dengan sorot mata penuh kekesalan.

Ayu yang duduk di bangku di depan mereka hanya bisa menghela napas panjang dan tidak berani menoleh ke belakang karena pelajaran telah dimulai.

Alba mulai mengeluarkan buku paket Matematika yang sudah diberikan saat ia membayar daftar ulang karena telah diterima di SMA Pelita kasih sambil menoleh ke Adam. Dia melihat Adam justru merebahkan kepalanya di atas bangku dan tidur.

Alba menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Adam lalu ia mengalihkan perhatiannya ke guru Matematika yang juga wali kelasnya yang masih sangat muda dan sangat cantik.

Bu Nindya, selesai menulis soal sepuluh soal latihan di papan tulis dan kembali meraih buku absensi kelas, ia memanggil nama Alba Anindya karena nama Alba mirip dengan namanya.

Bu Nindya tersenyum ke Alba saat Alba telah maju ke depan dan berdiri di depan papan tulis, "Nama kita sama. Anindya"

Alba tersenyum ke Ibu guru cantiknya dan mulai mencoba untuk mengerjakan satu soal dari kesepuluh soal yang tertulis di papan tulis. Namun, hasil kerjaannya Alba salah. Bu Nindya menyuruh Alba untuk kembali ke tempat duduknya.

Alba kembali ke tempat duduk dan bersitatap dengan Adam yang sudah bangun dari tidurnya dan telah duduk tegak sambil bersedekap.

Alba duduk dan menoleh ke Adam, "Kenapa kau ambil buku catatanku?" Alba menarik buku catatannya dari depan Adam.

Adam tersenyum mengejek, "Catatan kamu tuh banyak banget coretan nggak pentingnya. Kamu pusing sendiri, kan? Dan nggak bisa mengerjakan soal di papan tulis itu, dasar bodoh!'

"Kamu yang bodoh! Belum tentu juga kamu bisa mengerjakan soal di papan tulis itu dan........"

Ucapan Alba terpotong dengan gema suara Bu Nindya memanggil nama Adam Baron untuk maju ke depan dan mengerjakan soal di papan tulis.

Adam maju dan Bu Nindya berkata, "Coba kerjakan satu aja lalu betulkan kesalahannya Alba tadi"

Adam tidak menggubris Bu Nindya. Dia mengerjakan semua soal di papan tulis dengan sangat cepat dan benar semuanya. Bu Nindya tercengang, seluruh siswa di kelas X MIPA-1 pun berdecak kagum. Adam kembali ke tempat duduknya tanpa pamit dan tanpa menoleh ke Bu Nindya.

"Berikan tepuk tangan untuk Adam Baron, anak-anak!" Ucap Bu Nindya.

Adam menatap Bu Nindya dengan kata di dalam hatinya, Aku membuatmu terkesan, kan? Tidak lama lagi, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku lalu aku akan mencampakanmu, cih! Dasar wanita munafik. Sok lembut dan santun menjadi seorang guru, padahal.kau hanyalah seorang wanita penggoda, cih!

Seluruh siswa memberikan tepuk tangan untuk Adam termasuk Alba. Alba sungguh tidak menyangka, kalau pemuda yang egois, kasar dan terkesan malas belajar adalah seorang pemuda yang sangat pandai di bidang Matematika.

Teman sebangkunya Ayu yang dulunya satu SMP dengan Adam menoleh ke belakang dan berkata untuk Ayu dan Alba, "Adam bukan saja jago di bidang Matematika tapi juga jago dalam semua mata pelajaran"

Adam hanya menoleh sekilas ke Theo lalu ia diam saja tidak menimpali ucapannya Theo karena dia memang tidak suka berteman dengan siapa pun dari sejak ia duduk di bangku Taman Kanak-Kanak.

"Nama kamu, Theo Kusuma, kan?" tanya Alba.

"Iya Nona manis, namaku Theo. Senang berkenalan dengan Nona semanis kamu, hehehehe"

"Dan aku? Kamu nggak senang berkenalan denganku?" tanya Ayu.

"Senang dong. Kamu kan juga manis, hehehehe" sahut Theo. Ayu dan Alba terkekeh geli.

Theo kembali menghadap ke depan saat Bu Nindya menegurnya dan di akhir sesi mengajarnya, Bu Nindya memilih tiga orang kandidat untuk menjadi ketua kelas. Setelah voting dilakukan, pemenangnya adalah Adam Baron. Maka mulai hari itu, Adam Baron adalah ketua kelas di kelas X MiPA-1.

Terpopuler

Comments

🍁💃Katrin📙📖📚❣️

🍁💃Katrin📙📖📚❣️

Mantap ..lengkap kap ..👍😊

2022-04-28

0

Rozh

Rozh

suka

2022-04-18

1

Mega Ackerman

Mega Ackerman

Bagus ceritanya

2022-03-13

1

lihat semua
Episodes
1 Tabrakan
2 Rencana Adam
3 Ketua Kelas
4 Hati Tergelitik Aneh
5 Perangkap Adam
6 Nilai Terbaik
7 Tertawa Lepas
8 Rasa Hangat
9 Ciuman
10 Debaran Jantung
11 Sakit
12 Cemburu
13 Tangkaplah Aku, jika Kau bisa!
14 Pelukan Hangat Seorang Mama
15 Tenang dan Nyaman
16 Kekesalan Adam
17 Kebahagiaannya Adam
18 Rasa Suka
19 Obsesi Nindya
20 Curi-curi Pandang
21 Kenapa Aku?
22 Butuh Bukti
23 Rasa Yang Campur Aduk
24 Tidak Sengaja
25 Perubahan Hidup Alba
26 Dosen Baru
27 Berjumpa Kembali
28 Dari Hati Yang Terdalam
29 Ada Apa Sebenarnya?
30 Persiapan Pesta Topeng Ultah Bella
31 Ciuman Kerinduan
32 Berita Yang Mengejutkan.
33 Gulali
34 Ceritakan!
35 Bersabar
36 Rasa Bersalah
37 Alasanku
38 Insting Alami
39 Kesedihan
40 Penyelidikan Adam
41 Aku Mencintaimu
42 Kecupan
43 Pengacara dan Klien
44 Kejutan Untuk Adam
45 Memesona
46 Mencuri Ciuman
47 Paijo dan Baba
48 Hati Kecil Berbisik
49 Selalu Ada Untukmu
50 Seharian Milikmu
51 Kilatan Pisau
52 Bersiaplah!
53 Putus
54 Juara
55 Kamu Manis
56 Sabar Menunggu
57 Tersenyum Senang
58 Cerita Yang Tersembunyi
59 Aku Mau Jadi Asyik
60 Kenapa Aku?
61 Cokelat Hangat
62 Gaaassss!
63 Hitamnya Langit
64 Kucir Rambut
65 Persidangan dimulai
66 Hati Nurani
67 Ciuman di Bibir
68 Suka Cita dan Cinta
69 Permintaan Adam Baron
70 Tidak Mudah
71 Merekah Indah
72 Tim Terbaik
73 Suami Istri
74 Mendapatkan Restu
75 Istriku Yang Manis
76 Terlihat Keren
77 Senyum Indah
78 Aku Tidak Apa-apa
79 Kenyataan Pahit
80 Ingin Menua Bersama
81 Terkejut
82 Lilin Pengharapan
83 Adam Dioperasi
84 Enam Tahun Kemudian
85 Pertemuan Tidak Terduga
86 Bintang Jatuh
87 Berdebar
88 Bercerita Bersama Papa Bintang
89 Juara
90 Naluri
91 Makanan Favorit
92 Tawa Renyah
93 Teh Seduh
94 Gamang
95 Melonjak Gembira
96 Menggoda
97 Aku Bukan Jodoh Kamu
98 Legit dan Manis
99 I Love You, Adam
100 Rencana Satya
101 Ceritanya Noah
102 Bersiul Riang
103 Bertemu Seorang Kakek
104 Senyum Puas
105 Sayang
106 Wajah Merah
107 Dewa Penolong
108 Masa Kecilnya Noah
109 Bella Tertangkap
110 Opa
111 Alex Masuk Rumah Sakit
112 Minta Maaf
113 Noah dan Keceriwisannya
114 Harus Berani
115 Aku Kangen
116 Tulang Rusuk
117 Pernikahan Satya dan Christal
118 Noah Baron
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Tabrakan
2
Rencana Adam
3
Ketua Kelas
4
Hati Tergelitik Aneh
5
Perangkap Adam
6
Nilai Terbaik
7
Tertawa Lepas
8
Rasa Hangat
9
Ciuman
10
Debaran Jantung
11
Sakit
12
Cemburu
13
Tangkaplah Aku, jika Kau bisa!
14
Pelukan Hangat Seorang Mama
15
Tenang dan Nyaman
16
Kekesalan Adam
17
Kebahagiaannya Adam
18
Rasa Suka
19
Obsesi Nindya
20
Curi-curi Pandang
21
Kenapa Aku?
22
Butuh Bukti
23
Rasa Yang Campur Aduk
24
Tidak Sengaja
25
Perubahan Hidup Alba
26
Dosen Baru
27
Berjumpa Kembali
28
Dari Hati Yang Terdalam
29
Ada Apa Sebenarnya?
30
Persiapan Pesta Topeng Ultah Bella
31
Ciuman Kerinduan
32
Berita Yang Mengejutkan.
33
Gulali
34
Ceritakan!
35
Bersabar
36
Rasa Bersalah
37
Alasanku
38
Insting Alami
39
Kesedihan
40
Penyelidikan Adam
41
Aku Mencintaimu
42
Kecupan
43
Pengacara dan Klien
44
Kejutan Untuk Adam
45
Memesona
46
Mencuri Ciuman
47
Paijo dan Baba
48
Hati Kecil Berbisik
49
Selalu Ada Untukmu
50
Seharian Milikmu
51
Kilatan Pisau
52
Bersiaplah!
53
Putus
54
Juara
55
Kamu Manis
56
Sabar Menunggu
57
Tersenyum Senang
58
Cerita Yang Tersembunyi
59
Aku Mau Jadi Asyik
60
Kenapa Aku?
61
Cokelat Hangat
62
Gaaassss!
63
Hitamnya Langit
64
Kucir Rambut
65
Persidangan dimulai
66
Hati Nurani
67
Ciuman di Bibir
68
Suka Cita dan Cinta
69
Permintaan Adam Baron
70
Tidak Mudah
71
Merekah Indah
72
Tim Terbaik
73
Suami Istri
74
Mendapatkan Restu
75
Istriku Yang Manis
76
Terlihat Keren
77
Senyum Indah
78
Aku Tidak Apa-apa
79
Kenyataan Pahit
80
Ingin Menua Bersama
81
Terkejut
82
Lilin Pengharapan
83
Adam Dioperasi
84
Enam Tahun Kemudian
85
Pertemuan Tidak Terduga
86
Bintang Jatuh
87
Berdebar
88
Bercerita Bersama Papa Bintang
89
Juara
90
Naluri
91
Makanan Favorit
92
Tawa Renyah
93
Teh Seduh
94
Gamang
95
Melonjak Gembira
96
Menggoda
97
Aku Bukan Jodoh Kamu
98
Legit dan Manis
99
I Love You, Adam
100
Rencana Satya
101
Ceritanya Noah
102
Bersiul Riang
103
Bertemu Seorang Kakek
104
Senyum Puas
105
Sayang
106
Wajah Merah
107
Dewa Penolong
108
Masa Kecilnya Noah
109
Bella Tertangkap
110
Opa
111
Alex Masuk Rumah Sakit
112
Minta Maaf
113
Noah dan Keceriwisannya
114
Harus Berani
115
Aku Kangen
116
Tulang Rusuk
117
Pernikahan Satya dan Christal
118
Noah Baron

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!