"Aduh duh, duh!" Alba mengaduh dan bangun lalu berlari menghampiri Ayu yang masih terkapar di atas aspal. "Ayu, kamu baik-baik saja? bisa bangun? apa yang sakit?"
Ayu bangun mengibaskan debu di jaketnya lalu tersenyum, "Aku baik-baik saja. Untung kita pakai helm dan pelindung lutut jadi, kepala dan lutut kita aman. Kamu apa yang sakit?" Ayu mengamati wajah dan badannya Alba.
Alba meringis, "Siku aku lecet nih tapi, yang lainnya aman"
"Syukurlah" Ayu dan Alba lalu saling memeluk bahu mereka dan bangkit bersamaan. Mereka lalu menatap pemuda yang masih memakai helm yang tertutup rapat kacanya dan pemuda itu tengah menegakkan sepeda motor sportnya lalu mengkondisikan sepeda motor itu ke standar tegak.
"Buka helm kamu!" pekik Alba dengan wajah garang.
Pemuda dengan jaket kulit mahal itu, menoleh ke Alba dan mulai melepas helm mahalnya yang ber-SNI.
Alba dan Ayu terpana melihat wajah pemuda itu, perpaduan wajah Inggris dan Asia yang sangat sempurna. Pemuda itu berambut cokelat dan memiliki bola mata biru tua, berhidung mancung, berkulit putih, berwajah oval tirus, "Sangat tampan" gumam Alba dan Ayu secara bersamaan.
Pemuda itu berkata, "Emm, aku lihat motorku baik-baik saja jadi, aku nggak akan minta ganti rugi sama kalian"
Alba dan Ayu langsung berpandangan lalu dengan cepat mengalihkan perhatian mereka kembali ke pemuda yang masih berdiri tegak di depan mereka. Alba langsung menghampiri pemuda itu dan mencengkeram kerah jaket kulit mahal yang pemuda itu pakai. Alba menggeram kesal, "Kau yang menabrak kami. Harusnya kami yang minta ganti rugi, dasar brengsek!"
Pemuda yang lebih tinggi postur tubuhnya dari Alba itu menunduk untuk menatap Alba dan pemuda itu langsung bergumam dalam hatinya, Manis juga tapi, sayangnya bar-bar. Cih! bukan tipeku sama sekali.
"Apa melotot? kau mau merasakan panasnya aspal lagi? katakan maaf kalau nggak aku akan membantingmu!" Alba memekik kesal dengan kilatan amarah di kedua bola matanya
Adam tersenyum tipis lalu dengan cepat ia menarik tangan Alba dan menggenggam pergelangan tangan Alba dengan kuat, "Aku memegangmu. Bagaimana caranya kau membantingku? dasar cewek barbar"
Ayu yang memiliki karakter lemah lembut melangkah mendekat dan berkata, "Lepaskan sahabatku! Kita bicarakan masalah ini baik-baik"
Pemuda itu melepaskan pergelangan tangannya Alba dan menoleh ke Ayu. Kedua bola mata biru tuanya langsung mengirimkan penilaian atas profil Ayu, ke otaknya, Dia lemah lembut tapi, nggak cantik dan nggak ada manis-manisnya sama sekali wajahnya. Cih! nggak ada yang benar di kedua cewek ini.
"Kau harus obati luka kami dan ganti rugi. Lihatlah! sepeda kami rusak tuh" Alba kembali memekik kesal dengan bersedekap.
"Iya itu benar" sahut Ayu.
Pemuda yang memiliki kecerdasan di atas rata-tata dan terbiasa tidak pernah mau kalau disalahkan, mulai mengedarkan pandangannya dan mencari alasan yang tepat supaya ia bisa bebas dari kedua gadis menyebalkan di depannya.
Dan Pemuda itu akhirnya menemukan rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa jalan sempit itu hanya boleh dilalui dari satu arah saja. Pemuda itu langsung menunjuk rambu lalu lintas itu, "Kalian melawan arah. Aku dari arah yang benar jadi, kalian yang salah kan? Aku permisi" Pemuda itu memakai kembali helm mahal ber-SNI-nya
Alba langsung menarik lengan pemuda itu saat pemuda itu hendak melompat naik kembali ke motornya, "Kau tetap salah karena kau menabrak kami, dasar brengsek! Kau harus bertanggung jawab!"
Pemuda itu menepis tangan Alba sampai Alba terhuyung ke belakang dan hampir jatuh lalu pemuda itu langsung melesat pergi meninggalkan Alba dan Ayu begitu saja.
Alba berteriak kencang, "Kembali kau! dasar brengsek!"
"Sudahlah Al, dia benar kita memang salah. Kita tidak melihat rambu-rambu saat kita berbelok ke jalan ini. Kita melawan arah" sahut Ayu sambil menepuk pundaknya Alba.
Alba menoleh ke Ayu dengan sorot mata kesal, "Kau membelanya karena ia tampan ya?"
"Aku bukannya membela dia tapi, dia memang benar Al, kita melawan arah"
Alba akhirnya menghela napas panjang untuk meredakan amarahnya lalu ia melihat sepeda dia dan sepedanya Ayu, "Lalu kita pulangnya gimana? sepeda kita udah nggak berbentuk sepeda lagi tuh"
"Kita tuntun sepeda kita pelan-pelan sambil jalan-jalan. Di depan tidak jauh dari sini, aku lihat tadi ada bengkel sepeda, kita taruh sepeda kita di sana nanti" sahut Ayu.
Alba kembali menghela napas sambil menegakkan sepedanya yang sudah tidak berbentuk layaknya sepeda. Mereka berdua menuntun sepeda itu sampai ke bengkel sepeda. Mereka menaruh sepeda mereka di sana lalu mereka ke halte bus. Mereka akhirnya pulang naik bus.
Adam mengendarai sepeda motor sportnya dengan lebih pelan dan hati-hati setelah ia menabrak dua gadis aneh menurut penilaiannya. Adam bergumam di atas motornya yang tengah melaju di atas aspal, dua gadis tadi benar-benar nggak ada yang sempurna. cih! Yang satu tadi manis sih tapi, barbar dan yang satu lagi, lemah lembut tapi tidak manis.
Adam memutuskan menenggelamkan dirinya di perpustakaan kota. Dia meminjam setumpuk buku yakni buku robotika kesukaannya, buku Matematika, Elektronika dan satu buku bertajuk "Cara Menyingkirkan Perebut Laki Orang"
Bruk! Adam meletakkan tumpukan buku yang ia pilih di atas meja di dekat jendela yang berada di ruang VVIP perpustakaan kota itu. Adam memilih untuk membaca buku bertajuk "Cara Menyingkirkan Perebut Laki Orang"
Adam membuka-buka halaman buku itu dengan malas-malasan dan akhirnya ia menemukan point yang ia anggap penting dari buku itu. Adam membacanya lirih, "Jika dia merebut Papa kamu dari Mama kamu maka, buat wanita itu mencintaimu dan hempaskan dia setelah ia mencintaimu maka, wanita itu akan lenyap dari kehidupan kalian" Adam membaca point yang ia anggap penting itu dengan senyum lebar dan menjentikkan jarinya, "Oke! Lihat saja, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku dan aku akan menghempaskan mu, Nindya!"
Adam akhirnya berubah pikiran, dia tidak jadi menenggelamkan diri di perpustakaan kota, ia memutuskan pulang ke rumah dan benar dugaannya, wanita tidak tahu malu yang sudah merebut Papanya darinya, masih berada di rumah.
Papanya Adam bangkit lalu memeluk Adam dan berkata, "Maafkan Papa! Papa tidak bermaksud menamparmu tadi"
Adam tidak membalas pelukan Papanya dan pandangannya menatap dingin sedingin es ke wajah ayu kekasih Papanya. Nindya membeku saat ia bersitatap dengan kedua manik biru tuanya Adam.
Adam lalu mendorong pelan tubuh Papanya dan berkata dengan wajah dingin, "Aku akan ijinkan kalian menikah saat aku udah kuliah nanti. Aku akan kuliah di luar negeri dan menikahlah kalian!"
Papanya Adam tersenyum semringah. CEO Baron grup itu kemudian menoleh sebentar ke kekasihnya yang bernama Nindya, Nindya pun tersenyum semringah. Papanya Adam lalu mengalihkan perhatiannya ke Adam, "Terima kasih, Nak. Kau akhirnya mau memahami Papa. Papa akan menuruti apa mau kamu. Aku dan Nindya akan menikah setelah kamu kuliah"
Adam menatap Nindya lalu menatap Papanya dan tanpa kata ataupun senyum, ia melangkah masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamarnya, Adam melompat ke kasurnya dan bergumam, "Aku sengaja mengulur waktu Pa. Karena aku akan membuat kekasihmu pergi dari kehidupan kita selama-lamanya setelah ia jatuh cinta padaku. Aku akan membuat wanitamu itu menderita dan pergi menghilang dari kehidupan kita"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
anggita
👍☝iklan.
2024-07-21
0
🍁💃Katrin📙📖📚❣️
oooh.., hati2 snjata mkn tuan.🤭😄
2022-04-28
0
Sebutir Debu
Judul nya sangat menarik 🤭🤭
2022-04-26
0