SO TIRED
Kendra yang ditinggal begitu saja oleh Dera menggerutu kesal karena ini memang salah Dera juga. Selepas cekcok itu, Dera melangkah pergi.
………………………………..
Di pinggir jalan, Dera masih menunggu taksi untuk datang. Tak lama kemudian, taksi berwarna biru itu pun tiba. Segeralah dia masuk dan bersender di kursi penumpang
“Ah melelahkannya hari ini. Ingin aku segera sampai rumah, mandi dan rebahan” angannya ketika memasuki taksi.
“Non, ini mau ke alamat mana ya?” tanya Pak sopir taksi yang membuyarkan lamunannya kala itu.
“Oh iya pak, sampai lupa saya. Ke alamat Jalan Mangga Asih no. 22 ya Pak” pintanya dengan sopan.
Di perjalanan, Dera hanya bisa pasrah, diam, menangis sembari membaca pesan singkat dari Bagas yang kini menjadi mantan kekasihnya.
“Dera, kalaupun kamu meminta untukku menerima perjodohan ini. Aku akan terima, aku akan lakuin selama itu yang membuatmu bahagia. Tapi kamu harus tahu, hatiku cuma buat kamu Dera Ananda” tak terasa membaca pesan singkat itu membuat air mata Dera turun deras tak henti-hentinya.
Andai kamu tau Gas, aku pun juga ingin diperjuangkan dihadapan keluargamu, di depan mama papamu. Aku mau kita sama-sama berjuang. Tapi kenapa kamu ga peka? Kenapa kamu ga berjuang lebih keras untuk memperjuangkan hubungan ini? Harus kamu tau Gas, aku sangat memperjuangkan mu dihadapan Papa ku, membelamu mati-matian. Tapi apa kini yang ku dapat dari mu? Hanya kepasrahan saja. Jerit hati Dera makin menjadi.
“Iya Gas, semoga bahagia ya” hanya sepatah kata yang mampu diketiknya dan berusaha untuk bisa kendalikan jari jemari agar tak menambah keriwehan ini.
Segera Dera mengusap air mata dan tarik nafas dalam-dalam untuk mengontrol segala emosinya sore ini.
Perjalanan yang hampir menempuh jarak 30 menit, tak terasa sudah sampai di depan rumah, segera Dera membayar taksi dengan beberapa puluhan ribu dan melangkahkan kaki menuju rumah ber cat hijau dan berpagar putih itu.
“Assalamualaikum Ayah, Ibu”
Namun tak ada sahutan. Ditengoknya ke kamar, dapur, ruang makan pun tak ada orang.
“Mungkin mereka sedang keluar” pikirnya.
Akhirnya Dera melangkahkan kaki menuju kamar dan segera membersihkan diri.
Untuk menenangkan hatinya, Dera memilih untuk mendengarkan kajian online dari telepon genggam.
Sebuah kajian kali ini
“Jika orang itu ditakdirkan untukmu maka sejauh apapun dia melangkah, dia pergi, pasti akan kembali. Namun jika orang itu bukan ditakdirkan untukmu maka sekuat apapun kamu bertahan dan memperjuangkan maka tidak akan pernah kembali"
Itulah penggalan dari ustadz yang didengarnya dari sebuah kajian kali ini.
Mungkin Dera memerlukan waktu untuk menerima keadaan dan membuka lembaran yang baru tanpa seorang Bagas. Karena sebuah kisah yang telah di ukir lama, tidak akan bisa dengan mudah untuk sekali melupa.
……………………………………..
Kendra yang sedari tadi menaiki mobil, menepikannya di sebuah Café
“Dek, kamu tunggu disini sebentar ya, kakak mau beli sesuatu dulu” pesan Kendra pada Lula untuk tetap bertahan di dalam mobil.
“Ya kak, jangan lama-lama” jawabnya.
Kendra yang meninggalkan Lula segera pergi ke dalam Café. Ternyata Kendra menemui seorang gadis cantik nan seksi yaitu Lidia. Seorang gadis yang sangat di cintai Kendra Alexander.
Seorang gadis telah menunggu di privat room, ya ada kekasihnya Kendra yaitu Lidia Zamora. Dengan pakaian yang terbuka, dia menyambut kedatangan Kendra.
“Sayang, ini barang yang kamu pesen. Kamu suka gak?” Kendra memberikan tas merk Channel yang telah di incarnya beberapa hari kemarin. Kendra adalah tipe laki-laki yang royal dan akan menuruti semua apa yang diminta Lidia.
“Wah, kamu beneran beli tas mahal ini untuk aku sayang? Padahal tas ini mahal lho, hampir 600 juta. Terima kasih ya sayang” jawab Lidia dengan mencium Kendra dan melakukan hal yang lebih.
Hasrat mereka mulai memuncak, namun segera Kendra sadar bahwa ada adiknya di dalam mobil.
Kendra berpamitan pada Lidia dan segera berjalan cepat menuju mobil. Dilihatnya wajah sang adik sudah nampak cemberut.
“Lama banget sih Kak, Lula capek nunggu lama. Kalau tau begitu Lula pulang sendiri” ucap Lula dengan marah.
“Iya dek maaf, tadi kan cuma beberapa menit kan?” Kendra berusaha minta maaf kepada adiknya.
“Beberapa menit apanya? Hampir setengah jam. 30 menit kak, itu lama loh” ujar Lula dengan marahnya yang hampir menjadi dan memajukan bibirnya.
Dengan usaha keras akhirnya Kendra meminta maaf dan menjanjikan hadiah untuk adik kesayangannya itu.
Baru saja mobil melaju, sang sekretaris menghubungi Kendra.
“Pak Bos, maaf client kali ini reschedule untuk rapat malam ini. Rapat di ganti besok siang di ruang rapat kantor Pak” Ujar Rey, sekretaris Kendra
“Ok, segera atur ulang jadwal" jawab singkat seorang Kendra.
Rey Hartono atau sekretaris Rey, adalah orang pilihan Papa Kendra. Ayahnya bernama Wira Setya. Yang tak lain adalah sekretaris Papa Ken. Papa Kendra memilih Rey untuk menjadi sekretaris karena dia tahu, Rey akan mengabdikan usianya untuk Kendra dan usia mereka tak terpaut jauh. Jadi mudah bagi Ken dan Rey untuk menjalin komunikasi.
“Siapa yang telfon kak? Kak Rey ya? Kenapa? Dia mau main ke rumah ya kak?”tanya Lula dengan nada kepo.
“Apaan sih dek, kamu itu masih kecil. Umurmu saja masih 21 tahun. Kuliah yang bener dulu, jangan macem-macem” jawab tegas Kendra yang membuat Lula diam tak berkutik.
Akhirnya mobil melaju menuju rumah elit milik Kendra.
Rumah yang di tempati ini mampu dia bangun tatkala usianya masih 25 tahun. Karena dia sudah memiliki jiwa pembisnis yang handal, jadi tidak susah baginya untuk menaklukkan lawan-lawan yang sering dia hadapi. Selain itu, rumah ini adalah kebanggaan dirinya sebagai bukti atas kesuksesan dia sebagai CEO muda.
“Kak, tadi Mama Papa video call Lula katanya akhir pekan mau pulang ke Indonesia. Bisnis di Amerika sudah clear” ucap Lula
“Ya dek” Jawab Kendra santai.
Sesampainya di rumah, mobil memasuki gerbang dan satpam membukanya. Lanjut dia melaju lagi menuju Loby depan rumah, setelah mobilnya berhenti para satpam memberi hormat pada Bos besarnya itu.
Mereka segera memarkirkan mobil miliki Kendra menuju parkiran.
Lula menuju kamar, begitupun Kendra. Dia langsung mengecek ponselnya siapa tahu kekasihnya mengirim pesan. Tapi ternyata tak ada pesan satupun. Lantas dia meletakkan ponsel dan pergi ke kamar mandi.
“Ah sial sekali hari ini, sudah tadi ketemu cewek jadi-jadian, kena omel si bocil, dapat kabar Papa Mama mau pulang Indo, belum lagi client reschedule rapat. I’m so tired (lelahnya diriku)” ucap kekesalan Ken.
Sejam dia berendam di Bathtub tak terasa hampir tertidur.
Nada telepon berbunyi
“Pak Bos, Big Bos dan Nyonya tidak jadi pulang akhir pekan. Dan justru besok mereka akan kembali ke Indonesia” telepon dari sekretaris Rey membangunkan Ken dari tidurnya.
“Hemm ya?!” segera Ken mematikan telepon dan beranjak dari kamar mandi.
Segera dia memakai kaos oblong, menyisir rambut dan memakai skincare malam. Masalah menjaga penampilan Ken nomor satu. Karena dia sekarang adalah seorang CEO muda di Kantor miliknya yaitu PT Petra Nusantara.
.
.
.
.
Hariku mungkin sangat buruk, badan ku lelah, pikiranku kalut. Namun aku tak tahu jika ada takdir indah setelah pertemuan yang tak sengaja kala itu. -Kendra Alexander-
.
.
.-puji-
Hallo Readers ♥️
Mohon dukungannya ya, biar Aouthor makin semangat melanjutkan novel ini.
Jangan lupa untuk like, comment, dan votenya juga
.
matur suwun 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
langit biru
2
2022-03-19
0
Nacita
1
2022-03-04
1