Walau uang tabunganku sudah kupinjamkan ke Mas Rayhan, tapi bukan berati aku sudah baikan dengannya.
Sejak pengakuan beberapa hari yang lalu itu, aku selalu cek cok dengannya. Tak henti-hentinya kami bertengkar, selalu ada saja yang membuat kami ribut setiap harinya, seakan aku sudah tak sanggup menjalani biduk rumah tangga ini.
Sampai pada ujung lelahku, aku memberanikan diri berbicara kepadanya, "Mas, aku mau kita cerai saja."
"Aku tidak mau menceraikanmu, aku masih mencintaimu, aku masih membutuhkanmu." Jelasnya sambil berusaha memelukku.
"Tapi aku sudah tak sanggup hidup denganmu, Mas."
"Maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya lagi."
"Tapi kepercayaanku sudah hilang, cermin itu sudah pecah menjadi serpihan beling yang berserakan, tak mungkin aku rangkai kembali menjadi cermin yang utuh."
"Kumohon, maafkan aku, aku tidak akan mengulangi hal itu lagi."
Mas Rayhan masih memelas memohon maaf kepadaku, tapi rasanya sulit bagiku untuk menerima dan mengikhlaskan apa yang telah ia perbuat.
****
Hari terus berganti, namun suasana hatiku masih juga redup, tak tahu harus bagaimana aku menjalani hari. Tetiba Terlintas dibenakku untuk menelepon ibuku dikampung, ya ibuku tinggal dikampung halamanku di Jawa Timur.
Kuambil ponselku, aku berniat akan menceritakan masalahku ini pada ibuku. Kucari kontak namanya, begitu nada panggil sudah terdengar, langsung aku matikan, karena air mata tak tahan sudah membasahi pipiku dan dadaku pun terasa sesak, rasanya tak sanggup kuceritakan ini semua pada ibu.
"Ma, mama kenapa kok nangis?"
Syafiq tiba-tiba saja masuk kamar mengagetkanku.
"Nggak apa-apa, nak."
Sambil mengusap air mataku dan berusaha untuk tersenyum didepannya.
"Sini sayang mama peluk, cuma kamu penyemangat mama." Kataku sambil berusaha merangkulnya.
Anak usia lima tahun ini tentunya belum mengerti apa yang aku rasakan, didepannya aku harus terlihat bahagia.
Kubuka album foto pernikahanku dengan Mas Rayhan, kulihat binar kebahagiaan kala itu, delapan tahun kami bersama membangun rumah tangga ini, sungguh masih tak menyangka semua ini terjadi.
Dari beberapa wanita, aku termasuk wanita beruntung yang dipilih Mas Rayhan untuk jadi istrinya, karena begitu banyak wanita yang hadir dalam hidupnya, yang meminta ingin dinikahinya. Karena selain tampan, ia juga cerdas. Ia dapat beasiswa kuliah di Universitas Ternama di Kairo, Mesir. Setelah lulus dari Pondok Pesantren di Jawa Timur.
Awal aku bertemu dengannya karena dikenalkan oleh kakakku yang juga pimpinan Pondok Pesantren itu. Dikalangan Ustadz, Mas Rayhan sudah banyak dikenal karena prestasinya.
Perkenalan kami berlangsung singkat, hanya tiga bulan, setelah itu Mas Rayhan melamarku. Walau pada saat itu aku masih kuliah, tapi orang tuaku sangat merestuiku untuk menikah.
Resepsi pernikahanku digelar dua kali, yang pertama di kampungku, Jawa Timur bersamaan dengan akad nikahnya. Yang kedua di Jakarta, di tempat orang tua Mas Rayhan.
Ah bahagianya aku ketika mengingat moment bahagia ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Suharnik
Manusia itu tempatnya salah dn dosa meskipun pendidikan tinggi lulusan pondok tidak menjamin manusia itu sempurna🙏
2021-01-16
5
chaeruddin adam
up
2021-01-14
0