Aku membereskan baju-bajuku, memasukkannya kedalam koper besar. Aku akan pulang kampung bersama Syafiq. Aku tidak mau lagi tinggal disini bersama Mas Rayhan.
"Kamu mau kemana? Jangan pergi!"
Ia menghadangku, mengeluarkan pakaian-pakaianku dari koper dan memasukkannya lagi ke dalam lemari.
"Maafin aku ya, Sayang..." Ucapnya, sambil menghapus air mata dipipiku.
"Aku janji ga akan berbuat seperti itu lagi."
"Aku benar-benar menyesal..."
Tak mungkin aku bisa langsung percaya dengan kata-katanya. Kepercayaan aku sudah hilang untuknya.
"Aku bingung harus pinjam uang sama siapa lagi, selain sama kamu."
"Uang ditabunganku habis, untuk bayar hutang sana sini."
"Mungkin ini teguran dari Allah agar aku sadar, aku telah membohongimu selama ini."
"Maaf, aku telah menyakitimu..."
Aku hanya memalingkan muka sambil terus menangis. Tak ingin kumenatap wajahnya. Disaat ia membutuhkan pertolonganku, ia baru berterus terang kepadaku.
Selama ini ia terlihat baik, ternyata semuanya palsu. Hanya drama yang ia mainkan agar perselingkuhannya tak kuketahui.
Pantas saja selama ini ia sering pulang larut malam dengan alasan lembur, membuat soal-soal untuk muridnya. Padahal harusnya sore ia sudah berada dirumah.
Pernah juga waktu itu ia izin menginap disekolah. Entah benar atau tidak ia menginap disekolah, aku juga sebenarnya tidak yakin. Tapi karena pada waktu itu temannya meneleponku dan meminta izin kepadaku agar aku mengizinkan Mas Rayhan untuk menginap disekolah bersamanya untuk menyelesaikan tugas. Jadilah aku izinkan.
"Sudah berapa lama Mas, kamu berhubungan dengan wanita itu?"
"Sudah 2 tahun."
"Lalu, teman-temanmu disekolah tahu, kalau kamu berselingkuh dengan wanita itu?"
"Bu Santi sudah curiga, karena sebelumnya ia pernah melihat Zidny datang ke sekolah dan bertemu denganku." Jelas Mas Rayhan.
Tak kusangka seberani itu mereka bertemu disekolah tempat suamiku mengajar.
"Bahkan, Pak Burhan mengancamku akan memberitahumu kalau aku tidak menghentikan hubungan terlarang ini."
Pantas saja akhir-akhir ini ketika pulang mengajar, wajah Mas Rayhan tidak pernah ceria. Terlihat murung dan tertutup. Seperti ada yang disembunyikan. Tapi Setiap kutanya, ia selalu menjawab, "aku tidak apa-apa."
"Memaafkan itu mudah, Mas. Yang sulit itu melupakan." Jelasku sambil terus mengusap air mataku.
Ia berusaha memelukku namun kutepis.
"Sana, Mas!"
"Maaf, aku ingin sendiri dulu, Mas."
Kudorong ia menuju keluar kamar, lalu kukunci pintu kamarku.
Kurebahkan tubuhku kekasur. Aku berusaha menenangkan diriku sendiri dengan caraku.
Terdengar Mas Rayhan mengetuk-ngetuk pintu dari luar kamar.
"Kamu tidur diluar malam ini!" Perintahku, karena kumasih kesal.
****
Aku terbangun dengan mata yang masih sembab akibat menangis semalam. Berat rasanya menjalani hari ini, jika mengingat pengakuan Mas Rayhan semalam, rasanya seperti mimpi.
Aku membangunkan Mas Rayhan yang tertidur disofa ruang tamu.
"Bangun, Mas!"
Sebenarnya aku tak tega menyuruh ia tidur diluar semalam. Selain diluar banyak nyamuk, ia juga tidak terbiasa tidur di sofa. Mana mungkin ia bisa tertidur pulas.
"Aku jadi pinjam uang tabunganmu dulu ya." Pintanya.
"aku janji nanti akan aku ganti."
"Baiklah." Jawabku lirih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Suparti Fadhil
kalau perselingkuhan Mah buat aq g ada ma'af,,selain jijik luka hati kayaknya susah di tutup,, ngebayangin si vj dari gua pelakor terus ganti nidurin yg di rumah,,dah mending pisah daripada tekanan
2021-02-05
0
Suharnik
Lelaki itu klau ada maunya larinya yg d mintai tolong pada istri tpi klau lagi banyak duit larinya pda yg bening2🤦♀🤦♀🤭🤭😃😃
2021-01-16
0
Nur Yatik
enak aja uang tabungan istri buat biayain selingkuhan. udah miskin belagu lg, apalagi klo kaya.
istrinya jg bodoh. mau2nya minjam kan uang buat selingkuhannya. apa ada jaminan setelah diberi perselingkuhan akn slesai
2021-01-10
6