Hari patah hati gue

Happy Reading...

Alex terjungkal ke lantai setelah Alarm meneriakkan deringnya. meski kedua matanya masih mengabur akibat kantuk yang masih mendera, Alex memaksakan kakinya untuk melangkah ke kamar mandi. hari ini ada meeting pagi, Dewa pasti akan membunuhnya jika saat sang bos besar itu datang, ia belum berada di ruangannya. apalagi saat ini Dewa seperti singa terluka yang setinggi uring-uringan tidak jelas.

Mandi yang biasanya ia lakukan selama tiga puluh menit, kini ia pangkas menjadi lima belas menit. tak ada yang boleh tahu jika seorang Geraldo Alexis mandi bebek, karena itu akan menurunkan pesona dalam dirinya. jadi ini adalah Rahasia Alex.

Alex mengendarai mobilnya seperti kesetanan, ia lupa jika pagi itu ia harus berlomba dengan kendaraan lain yang kebanyakan anak sekolah karena hari masih terlalu pagi untuk jam kerja karyawan.

Umpatan dan makian telah beberapa kali mampir ke telinganya karena caranya yang mengendarai yang bisa saja melukai pengendara lain. hingga di satu tikungan tajam_.

Chiiit!

"Whoy, niat bunuh diri lo!" Alex terkejut, sampai detak jantungnya tak mampu ia hitung. karena seorang siswa memotong jalannya. jika saja siswa berseragam putih abu-abu itu tak langsung berlari, ia mungkin akan menangkapnya dan menghadiahi gadis itu dengan jitakan. namun sayang sang waktu tak merestui keinginannya. yang ia bisa lakukan saat ini adalah mengabsen nama-nama binatang yang hanya berakhir di ujung bibir.

"Awas aja nanti kalo ketemu, gue gantung lo." mendumel tak jelas, Alex tetap memacu mobilnya dengan kecepatan seperti semula. "enak aja mau mampus di depan mobil gue, gak tau apa kalo ini mobil masih nyicil. bisa di gantung gue sama Dewa. ck," Alex berdecak kesal.

Hingga mobil Alex memasuki basrment kantor, pria itu masih tak melepaskan mulutnya dari umpatan. Sebenarnya bukan karena ia hampir menabarak gadis berseragam putih abu-abu itu, namun karena pertengkarannya dengan Rosa semalam yang berakhir dengan kata 'Lo Gue End' sungguh tragis sekali nasib percintaan Alex. ia harus di tinggalkan oleh seorang wanita. di mana ia harus menyembunyikan muka dari teman-teman duo sablengnya, sedangkan mulut pedas mereka pasti akan di merdekakan karena masalahnya.

"Kenapa lo?" Dewa menyambut kedatangan Alex dengan setumpuk berkas di tangnnya.

"Lo udah datang aja, nonik mana?"

Alex melongok meja kwrja Cintya yang masih kosong.

"Ya kali bocil berangkat subuh, masih molor kali." Dewa tak mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di tangannya.

"Iya lupa gue, ini pagi buta dan kita udah harus kerja. udah mirip jaman penjajahan kalo gue rasa."

Dewa mendongak, tak biasanya Alex mengeluh. mungkin suasana hatinya sedang tidak baik. tak seperti biasanya yang selalu semangat meski jam berapa pun Dewa memintanya ke kantor.

"Ngeluh mulu kerjaan lo,"

"Gue pusing, Rosa beneran minggat." ujar Alex lesu. pagi ini ia tampak berantakan bulu-bulu halus di rahang dan dagunya sudah tumbuh sedikit panjang yang mungkin tidak ia cukur selama seminggu.

"Elah, Rosa aja lu pikirin. kerjaan lo noh banyak."

"Empati dikit napa Wa, ini hari patah hati gue."

"Serah elu, ambil gaji lo sono sama Hilda. gue tunggu surat pengunduran diri elo."

"Kejem lu main ancam gue."

"Berangkat Lex," Dewa mendahului Alex yang berjalan ke arah pintu.

"Siap bos!" Dengan langkah malas, Alex mengikuti Dewa untuk janji meeting pagi sekaligus sarapan bersama.

Akhirnya mobil yang baru lima belas menit menempati basement kantor itu pun harus kembali meluncur di jalan raya, membelah jalanan pagi yang tiba-tiba membludak karena jam kerja kantoran segera di mulai.

Mobil-mobil berbagai jenis dan warna saling berkejaran, berlomba menjadi yang tercepat untuk samapi ke tujuan.

"Si*lan!"

Alex mengumpat saat mobil yang mereka kendarai melewati jalanan yang sama saat ia hampir menabrak tadi pagi.

"Lo ngumpet gue lex!?"

"Kagak! mana berani gue ngumpet bos besar." elak Alex cepat. bisa di gampar dia sama Dewa jika salah ucap. membuat bosnya itu salah faham.

"Terus itu tadi?"

"Gak pa pa, gue tadi cuma salah ngomong."

"Lu kalo salah ngomong pedes banget, emang lo tadi sarapan mercon apa granat?"

"Sejak kenal nonik elo makin cerewet, di ajak jajan apa lo? kembang api?"

"Yang ada jantung gue udah kayak kembang api kalo deket-deket tuh bocil, bawahannya meledak-ledak."

"Hati-hati lo, batas antara benci sama cinta itu tipis. jangan-jangan lo udah jatuh cinta sama tuh bocah."

"Mungkin?"

"Apa?"

"Udah, gak usah bahas gue." "Ngapain lu dari tadi ngoceh gak jelas."

"Gue hampir nabrak orang tadi."

"Apa?"

"Anak sekolah,"

"Tapi mobil lo gak pa pa kan?"

"Ya elah Dewaaaa, jadi lo lebih mikirin nih mobil dari pada gue?"

"Kan mobil elo gue yang bayar lex,"

"Serah elu, gue mah apa di hadapan elo, cuma remahan rengginang di kaleng monde."

"Masih mending kaleng monde dari pada kaleng nastar."

"Kok malah bahas kue, apa lo niat merambah ke bisnis makanan?"

"Not bad,"

"Udah, gue mau nyusun strategi buat jerat Rosa lagi." Dewa sampai terkekeh mentertawakan ide konyol Alex. "gak rela gue di campakin kayak gini." tawa Dewa hampir pecah, "Gue udah bikin dia hebat, giliran sekarang gue malah di tinggalin."

"Emang apa yang udah lo lakuin buat angkat karir si Rosa."

"Ya gak ada, gue cuma nyemangatin doang."

"Terus maksud lo hebat, itu hebat apanya?"

"Hebat di atas ranjang."

"Kuciiiing, sialan lo! gue kira apaan."

Dan jambakan di rambut Alex menjadi menu sarapan pagi, pria berdarah inggris itu.

***

.

Terpopuler

Comments

Ai Sulaesih

Ai Sulaesih

🤦🤣🤣🤣🤣🤣🤣Alex Alex ada - ada aja Lo,,,,,,,,,,,👍💪✍️💖

2023-03-18

1

M Dewi

M Dewi

kata2 dalam kalimatnya...perlu diperbaiki thor

2022-10-27

1

Na_Ar

Na_Ar

Aku mampir Kak><

2022-03-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!