eps 03

maira meremas jemari tangan mamanya, ia masih belum menyangka jika hari ini mendapatkan berita yang super tidak mengenakkan di hatinya,

pernikahan ini belum sempat terbayang di fikiran maira,

"sayang, usia itu tidak menentukan kamu harus menikah, " mama alin mencoba menenangkan hati anak kesayangannya,

namun maira sudah tak dapat membendung kesedihannya, air matanya lolos begitu saja membasahi pipinya,

jika ia di berikan pilihan lain, maka dengan cepat ia mengiyakan pilihan yang lain itu, namun sekarang pilihannya terdengar sangat sulit,

"menikah, hal konyol yang sama sekali belum terlintas di benakku, " gumam maira miris melihat keadaan sekarang,

mama alin menggenggam tangan Putri semata wayangnya, dan menuntunnya untuk duduk bersebelahan bersama Antoni,

"kalian cukup kenalan dulu, " ucap mama alin sambil tersenyum,

maira menyeka air matanya dengan tangannya, tanpa harus takut polesan make upnya akan luntur,

Antoni melirik sekilas ke arah maira lalu membuang pandangannya lagi,

sungguh hari ini Antoni bernar benar merutuki dirinya sendiri karena terjebak dalam perjodohan yang sangat konyol dan sangat ia tak sukai ini,

"sayang ku mohon maafkan aku, " lagi lagi gumaman Antoni tak jauh dari kata maaf untuk kekasih hatinya sisca,

akhirnya waktu yang di tunggu tunggu pun di mulai dimana jemari tangan maira sudah di sematkan cincin oleh antoni dan begitu juga dengan jari jari Antoni,

tidak ada senyuman di antara keduanya namun tidak mengurangi rasa bahagia diantara kedua orang tua masing masing,

"akhirnya kita akan segera menjadi besan, " ucap tuan Bagas sambil menepuk bahu tuan roy,

para ibu ibu yang melihat anak anaknya itu kini menangis haru sambil berpelukan,

sedangkan maira air matanya kembali lolos membasahi pipinya, dia terlihat tidak bahagia dengan ini semua, masa depannya belum ia raih namun sebentar lagi ia harus terjerat pernikahan dengan laki laki yang baru pertama kali ia jumpai,

Antoni terlihat semakin murung, seakan tak ada gairah untuk melanjutkan hidupnya.

"heh, " Antoni hanya bisa menghembuskan nafasnya karena rongga dadanya terasa sangat sesak,

ingin menolak lagi namun keberaniannya sudh menciut, ingin meneruakan namun hatinya sangat keras untuk menolak, sepertinya antoni sedang tertiban buah simalakama,

"mungkin pernikahan anak anak kita akan berlangsung seminggu lagi, " ucap tuan Bagas antusias menyiapkan pernikahan mewah untuk anaknya,

"aku ikut saja bagaimana baiknya, " jawab tuan roy sambil tersenyum,

"apa ini mimpi, jika iya tolong seseorang untuk sadarkna aku sekarang juga, " gumama maira sambil terdiam duduk di samaping antoni,

akhirnya keluarga tuan Bagas pamit undur diri setelah rangakaian acara selesai dengan canda tawa kedua belah pihak namun tidak dari maira dan antoni

mereka berdua lebih banyak diam dari rangakaian acara di mulai, dengan antoni selalu memikirkan kekasih hatinya, sedangkan maira sibuk dengan fikiran akan masa depan yang akan ia jalani,

Antoni mengulurkan tangannya kepada maira karena suruhan sang mama, namun dengan gugup maira menerima uluran tangan Antoni,

sekarang rumah maira sudah sepi bik nung selaku ART di rumah maira tampak sibuk membereskan bekas jamun dan memberaihkan ruangan tersebut,

sedangkan maira dia langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya, ia duduk beringsut di depan pintu sambil menangis pilu,

"apakah ini nyata," maira mengangkat tangan kanannya yang telah tersematkan sebuah cincin di jari manisnya,

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!