"Bang Gozali?"
Gozali langsung sumringah mendengarnya. Setidaknya Rhea ingat padaku bukan pada Duncan.
"Kamu ingat Abang?" tanya Gozali.
"Nggak. Tadi barusan lihat album foto dan dikasih tahu sama Bu Mirna. Maaf." Rhea tersenyum manis namun hati Gozali mencelos.
Ternyata dia tidak ingat padaku juga. Sial!
"Rambutmu jadi pendek ya?" Gozali berdiri dan melihat bekas operasi di kepala Rhea. Saat ini rambut Rhea memang dipotong cepak akibat banyaknya pecahan kaca di kepalanya waktu itu.
"Kata daddy, rambut Rhea nanti bisa panjang lagi yang penting nyawa Rhea selamat."
Gozali mengangguk. "Itu yang penting. Maaf Abang nggak bisa nengok dik Rhea waktu kecelakaan." Gozali menggandeng Rhea untuk duduk di kursi taman.
Ada perasaan asing ketika Gozali menggandeng tangannya. Perasaan apa ini? Kenapa jantungku berdebar begini? Rhea malah bingung sendiri.
"Kamu nggak papa dik?" tanya Gozali.
"Eh... Nggak papa kok bang." Rhea memalingkan wajahnya yang memerah.
"Bapak sama ibu kemana?" tanya Gozali.
"Hah?" Rhea bingung. Bapak? Ibu?
"Eh maksud Abang, mom dan dad. Abang kan kalau manggil mom dan dad itu bapak sama ibu."
"Maaf, Rhea nggak ingat." Gadis itu menundukkan kepalanya.
"Nggak papa dik.. Abang tahu kok. Pelan-pelan nanti kamu juga ingat lagi."
"Mom dan Dad sama bang Duncan pergi ke perusahaan Dad. Menurut rencana, bang Duncan mau bekerja disini mengambil alih perusahaan Daddy selama Rhea masih dalam kondisi begini. Daddy mau cuti untuk menemani proses pengobatan Rhea."
Gozali melongo. Ternyata Duncan sudah meantisipasi semua.
"Terus perusahaan Duncan di New York dan Inggris?" tanya Gozali penasaran.
"Setahu Rhea yang di New York, dipegang Uncle John dan George. Kalau yang di Inggris dipegang Uncle Jack dan Oom Bryan."
"Terus bang Duncan nanti selama disini tinggal dimana?" Jujur Gozali berharap Duncan tinggal di rumah keluarganya daripada di mansion Abi.
"Kata daddy, Abang Duncan tinggal disini."
Sial!
***
Dara dan Abi tersenyum melihat putra angkatnya pulang ke rumah.
"Kapan datang sayang?" tanya Dara setelah Gozali mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
"Tadi jam sepuluhan terus ngobrol sama dik Rhea dan kami makan siang bersama."
"Rhea ingat kamu nggak Goz?" tanya Abi.
"Nggak pak. Tahu saya juga karena dikasih tahu Bu Mirna lewat foto-foto di album."
Abi mengangguk. Berarti Rhea cuma ingat keluarga intinya.
"Dah kamu istirahat dulu. Apa mau balik kantor?" tanya Dara.
"Aku balik kantor saja Bu. Nanti malam aku nginap sini ya?"
"Nginaplah Goz, sekalian temani Rhea buat mengingat tapi jangan kamu forsir, pelan-pelan." Abi menepuk pundak putranya.
"Terimakasih pak, bu. Gozali kembali ke kantor dulu."
"Hati-hati ya nak" ucap Dara.
***
Gozali hendak masuk ke dalam mobil Rubicon hitamnya ketika melihat sebuah Range Rover terbaru bewarna hitam masuk ke dalam halaman rumah dan ditunggunya siapa yang turun.
Setelah mobil mewah itu terparkir sempurna, turunlah seorang pria berambut blonde dengan mengenakan jas. Pria itu menatap Gozali dengan tajam.
"Gozali."
"Bang Duncan."
Keduanya saling bersalaman namun tampak ada sesuatu yang mengganjal.
"Aku balik kantor dulu bang."
"Silahkan."
Gozali lalu masuk ke dalam Rubicon nya dan keluar dari halaman mansion Abi. Mata biru Duncan menatap kepergian mobil warna hitam itu.
Semoga dia tidak memanfaatkan amnesia Rhea.
***
"Baru pulang bang?" tanya Rhea yang hanya berdiri tidak seperti biasanya memeluk tangan Duncan membuat pria itu sedih kehilangan momen.
"Iya. Rambutmu cepak gini malah kayak anak SD" kekeh Duncan sambil mengusap kepala Rhea dengan lembut.
"Abaaaannnggg" rengek Rhea.
Duncan terpana. Rey ku sudah kembali sedikit demi sedikit.
"Abang kenapa?" tanya Rhea.
"Nggak papa. Abang kangen kamu kayak tadi."
Rhea terdiam.
***
"Jadi Oom Antasena oke dad kalau Abang D di perusahaan Daddy sementara?" tanya Ghani via panggilan zoom yang dilakukan Abi dari ruang kerjanya.
Abi mengangguk. "Iya G, Oom Anta malah seneng D gabung soalnya perusahaan Daddy sekalian joinan dengan perusahaan D yang di new York."
Di Jakarta sudah masuk hari Senin tapi di New York masih hari Minggu dan Ghani sendiri libur jadi dia berada di apartemennya.
"Rhea gimana Dad?" tanya Ghani.
"Mulai sedikit demi sedikit ingat rumah tapi dia nggak ingat Gozali."
Ghani terkejut. "Sama Gozali pun nggak ingat?"
"Iya tadi Gozali ke rumah dan dia cerita Rhea tidak ingat. Tahu Gozali juga dari foto-foto yang diperlihatkan Mirna."
Ghani mengernyitkan dahinya. Berarti dalam ingatan Rhea hanya kami saja, mom, dad dan aku.
"Semoga segera dipulihkan ingatan Rhea, Dad. Aku kasihan sama Bang Duncan, sekian lama nunggu malah ada musibah."
"Iya tapi dad salut sama D, dia sangat mencintai Rhea dan tidak sebandel bapaknya." Ghani tertawa mengingat Oom Edward sebelum menikah dengan Tante Yuna dikenal Casanova, mantannya banyak.
"Kamu sendiri gimana G? Sudah punya pandangan?" goda Abi.
"Pandangan apa? Cewek? Kemarin G habis berantem sama dokter forensik yang baru. Ya ampun Dad, judesnya ngalah-ngalahin. Tante Yuna." sungut Ghani.
"Lho dokter forensik mu bukannya sudah kakek-kakek?" tanya Abi yang selalu mendapatkan cerita dari putra kesayangannya soal pekerjaannya.
"Iya, dokter forensik yang lama itu dokter Robbins sekarang cucunya ikut membantu."
"Cantik?" goda Abi.
"Cantik sih tapi mulutnya pedes!"
"Namanya siapa G?"
"Alexandra Cabbot."
***
Duncan dan Gozali saling memandang seperti dua ekor singa saling mengintai kelemahan masing-masing. Keduanya kini makan malam bersama dengan Abi, Dara dan Rhea.
Gozali merasa kesal karena Rhea memilih duduk dengan Duncan. Abi yang melihat suasana.tidak enak itu mencoba mencairkan suasana.
"Ghani habis berantem."
Rhea menoleh ke arah Daddynya. "Berantem sama siapa Dad? Kak Raymond lagi?"
Rhea ingat partner Ghani di NYPD adalah Raymond Ruiz yang sebaya dengan masnya dan sama-sama tampan.
"Bukan, sama cewek." Duncan dan Gozali tersenyum.
"Ya ampun, anak itu. Mbok ya dijaga mulutnya kok malah berantem sama cewek tho" keluh Dara mengingat putranya memang keterlaluan kalau sudah punya argumen.
"Siapa Oom cewek yang berani berantem sama G?" tanya Duncan.
"Dokter forensik yang baru, namanya Alexandra Cabbot."
"Bisa jodoh tuh Oom" kekeh Duncan.
"Cantik nggak pak?" tanya Gozali penasaran sama perempuan yang bisa bikin Ghani marah.
"Sebentar-sebentar, kayaknya Oom dikirimin fotonya sama G deh." Abi mencari foto yang dikirimkan oleh anaknya. "Nah, ini!"
"Cantik kok" puji Dara.
"Alamat jodohnya G" ucap Duncan dan Gozali bersamaan.
Rhea tertawa melihat kedua abangnya bisa kompak.
"Aamiin" ucap Abi.
***
Yuhuuu Up Siang Yaaaa
Thank you for reading
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ujian cinta dan kesabaran buat D.. harus meraba ulang perasaan Rhea..dan kali ini ada rival yg jd bumbu tambahan...
2024-01-17
1
Asngadah Baruharjo
Bambang Duncan sO HOTS 🤣🤣🤣
2023-11-27
1
Nila dini
mendadak gak suka sama Gozali...
2022-03-03
1