Jakarta
Rhea sudah seminggu berada di Jakarta dan selama itu pula dia berusaha mengingat lokasi rumah, kamarnya terutama dengan bantuan sang mama dan Bu Mirna kepala pelayan disana yang tahu tentang Rhea sejak bayi.
"Non Rhea itu hobinya main piano sama masak kalau pas nyonya masuk dapur."
"Kalau bang Duncan?" Rhea ingin tahu tentang orang yang kata mommynya adalah tunangannya.
"Mas Duncan itu memang dari non Rhea bayi sudah bilang kalau non adalah calonnya. Malah Thow non, ada kejadian yang sampai sekarang di kalangan pelayan senior suka geli kalau ingat." Bu Mirna tersenyum sendiri.
"Apa itu Bu?" tanya Rhea kepo. Mereka berdua sekarang berada di kamar Rhea, karena Dara harus ke perusahaan bersama Abi dan Duncan mengurus perpindahan kepempimpinan. Dara harus ikut karena dia juga memiliki saham di perusahaan Abi.
"Jadi waktu nyonya hamil mas Ghani, mas Duncan waktu itu masih tiga tahun, super gemesin banget. Kami itu ada acara tingkeban atau tujuh bulan mas Ghani dalam perut nyonya. Eh mas Duncan nangis kejer begitu tahu bayi yang di dalam perut nyonya Dara laki-laki. Nggak mau soalnya maunya bayinya perempuan supaya bisa jadi miliknya mas Duncan."
Rhea tertawa terbahak-bahak, nggak kebayang pria sok cool dengan wajah dingin itu bisa nangis kejer.
"Mas Duncan waktu kecil gemesin non, nggak kayak sekarang gagah, keren" komentar Bu Mirna.
"Ada foto-fotonya nggak Bu?" tanya Rhea.
"Ada banyak non. Kita ke ruang perpustakaan saja, disana tersimpan banyak foto-foto tuan, nyonya, mas Ghani dan non Rhea."
Rhea dan Bu Mirna masuk ke dalam ruang perpustakaan yang memang dibuat Abi semenjak Dara selalu mendongengkan anak-anaknya sejak bayi.
"Aku ingat ruangan ini Bu. Mommy suka dongeng disana sama Rhea." Bu Mirna dalam hati bersyukur nonanya mulai ingat sedikit demi sedikit.
"Iya, nona Rhea suka didongengi nyonya disana" jawab Bu Mirna sembari mengambil beberapa album foto yang disimpan rapi.
"Iya, Rhea ingat selalu minta didongengi cerita timun mas dan suwidak loro terus Rhea pernah tanya sama Daddy kalau timun sama terasi ketemu di rumah kita, dijawab Daddy bakalan jadi sambal terasi lalap timun sama mommy" kekeh Rhea.
Sedetik kemudian gadis itu tertegun.
"Alhamdulillah non Rhea ingat dikit-dikit yaaa." Bu Mirna memeluk gadis yang sudah dianggapnya anaknya sendiri.
"Tapi Rhea nggak inget Bu Mirna, pak Husein, pak Hasan, pelayan lainnya."
"Nggak papa non Rhea. Ingatan nona akan kembali sedikit demi sedikit dan kami di mansion akan membantu non untuk mengingat apa saja yang ingin non ketahui."
Rhea memeluk Bu Mirna. Meskipun memorinya hilang sebagian, tapi perasaan tenang ketika memeluk Bu Mirna sangat familiar.
"Katanya mau lihat album foto non."
"Eh iya" kekeh Rhea.
Kedua wanita itu lalu membuka semua album foto mulai Abi dan Dara menikah dan Rhea terkejut ketika mengetahui bahwa Daddynya menikah dengan mommynya karena wasiat almarhum istri pertama Daddynya yang meninggal karena kecelakaan. Rhea tidak terbayang bagaimana hancurnya sang Daddy kalau kemarin dia lebih parah dari ini.
Lalu album foto kedua berisikan foto-foto Abi, Dara, Edward, Yuna, Stephen dan Diana yang sedang dinner berenam.
"Mommy dan Daddy memang cantik dan ganteng ya Bu Mirna" puji Rhea.
"Jadinya mas Ghani sama non Rhea yang juga ganteng dan cantik" kekeh Bu Mirna.
Mereka pun lanjut melihat foto-foto Nadya dan Neil, dua saudara kembar anak dari Stephen dan Diana. Rhea tertawa keras ketika melihat foto Duncan bayi yang sedang cemberut dengan air mata di mata birunya.
"Ya ampun, Abang Duncan gemesin!" gelaknya.
"Benar kan non, mas Duncan itu memang gemesin waktu bayi."
Mereka pun melihat foto acara tingkeban Ghani, sampai Ghani lahir. Rhea dan Bu Mirna tertawa lagi melihat foto Ghani dan Duncan tampak sedang berantem.
"Ya ampun mas Ghani tuh ya dari dulu nggak pernah ada takut-takutnya" kekeh Rhea yang membuat Bu Mirna terkejut karena Ghani memang dikenal pemberani.
Album foto berikutnya berisikan foto pada saat Rhea lahir dan lagi-lagi Rhea bisa melihat bagaimana Duncan begitu posesif dengan dirinya meskipun masih bayi.
Album foto selanjutnya ada foto Antasena, Naina dan kelahiran putri mereka Humaira, lalu ada foto Manggala lengkap dengan seragam polisi membawa balon pink saat datang membesuk.
Kemudian Rhea melihat ada foto keluarga mereka dengan seorang anak laki-laki tampan.
"Ini siapa Bu?" tanya Rhea sembari menunjuk anak itu.
"Ini namanya bang Gozali Ramadhan, kakak non Rhea dan mas Ghani."
"Lho, kok bisa? Apa anak Daddy dengan almarhum Bu Yanti?"
"Bukan non. Tuan Abi dan almarhum nyonya tidak punya anak. Ini adalah sahabat mas Ghani sejak di TPQ lalu kedua orangtuanya meninggal akibat perampok lalu diangkat anak sama tuan dan nyonya karena tidak ada sanak keluarganya."
Rhea merasa iba mendengar kisah anak yang katanya kakak angkatnya.
"Rhea biasa manggil siapa Bu?"
"Non Rhea biasa memanggilnya bang Gozali."
Rhea hanya mengangguk.
Album foto berikutnya menunjukkan Ghani dan Gozali yang bersekolah bersama, lalu Rhea masuk sekolah. Foto Rhea bersama Duncan ketika liburan ke Jakarta pun tidak kalah banyaknya, ditambah ketika mereka liburan ke London.
Lalu foto-foto masnya masuk SMP bersama dengan bang Gozali dan foto Rhea memakai anting bunga dan disitu mommynya menulis.
Rhea tidak pernah mau melepaskan anting bunga dari Duncan membuat Daddynya kesal padahal sudah membelikan anting yang lebih bagus tapi Rhea tetap nggak mau pakai. Hehehehe. Daddy kalah lagi sama D.
Rhea memegang anting bunganya yang tetap terpasang disana. Ternyata ini dari pria bermata biru itu.
Album berikutnya menunjukkan Ghani yang mulai besar dan masuk ke Harvard Law School, Gozali yang masuk Oxford University. Rhea semakin kagum melihat mas dan Abang angkatnya makin keren. Setelah itu foto Rhea yang bahagia bisa masuk Julliard School dan kedua orangtuanya tampak memeluknya.
Album berikutnya berupa foto-foto Ghani dan Gozali wisuda.
"Bang Gozali kerja dimana Bu?" tanya Rhea.
"Setahu ibu, mas Gozali punya perusahaan sendiri yang bergerak di bidang keamanan model bodyguard buat artis atau orang penting gitu."
Rhea pun mengangguk.
Keduanya mendengar sebuah suara di dalam rumah yang membuat Rhea dan Bu Mirna keluar ruang perpustakaan.
"Aku di belakang ya Susi, sudah lama nggak main kesini." Terdengar suara maskulin itu.
"Baik mas" jawab pelayan yang bernama Susi.
Rhea pun berjalan menuju ke halaman belakang dan tampak seorang pria duduk santai di kursi taman.
"Ehem" sapa Rhea.
Pria itu menoleh. "Halo, dik Rhea." Rhea pun terpana melihat wajah tampannya.
"Bang Gozali?"
***
Yuhuuu Up Pagi Yaaaaa
Thank you for reading and support
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sandisalbiah
Ghozali sudah memulai aksinya...
2024-01-17
1
Bambang Setyo
Ehmm rhea inget gozali gak ya..
2023-05-21
1
ꍏꋪꀤ_💜❄
tampan sih tapi kog bikin kesel thor
2022-02-04
1