Setelah seminggu dirawat di RS Bellevue, akhirnya Rhea diijinkan pulang cuma dia belum boleh bermain piano dan mengangkat beban dengan tangan kanannya.
"Rhea jadi kidal deh!" kekehnya ketika mereka sampai di apartemennya. Gadis itu kemudian memindai ruangan apartemen nya. Ada beberapa yang dia kenali tapi hanya sekilas saja.
"Rhea, lusa kita pulang ke Jakarta ya" ucap Dara.
"Iya mom. Mas Ghani nggak ikut ya?" Rhea sangat memuja kakaknya yang tampan itu.
"Mas Ghani kan kerja disini. Nanti kalau Rhea kangen Mas Ghani bisa ke New York kapan-kapan. Yang penting kamu sembuh dan sehat dulu." Dara mengusap kepala putrinya.
"Kamu kenapa Rhea?" tanya Abi sembari menaruh tas duffle bag berisi baju dari rumah sakit melihat putrinya seperti bingung.
"Nggak, Dad. Rhea sedang meingat-ingat apartemen ini. Rasanya familier."
"Iyalah familiar, wong kamu tinggal disini dari usia 16 tahun sekarang kamu 22 tahun. Hitung saja sendiri sayang" goda Abi yang membuat Rhea tersenyum.
"Dad."
"Hhmmm."
"Apa benar pria bernama bang Duncan itu kekasih Rhea?"
Abi dan Dara saling memandang.
"Rhea nggak papa kalau mom dan dad cerita soal Duncan? Jangan terlalu memaksa mengingatnya, ingat kata dokter. Suatu saat semua ingatan Rhea akan kembali. Sabar ya sayang." Dara menatap putrinya.
"Nggak papa kok mom. Rhea bisa mengatasinya."
Abi dan Dara pun menceritakan bagaimana Duncan sudah meminta Rhea sejak jaman Ghani masih bayi, lalu sudah diminta ketika dia lahir, perjanjian jari kelingking, Duncan melamarnya di Claudy's Kitchen dan ketika kecelakaan terjadi, Duncan hendak melamar esoknya.
Rhea mendengarkan cerita kedua orangtuanya dengan perasaan takjub bagaimana perasaan cinta Duncan kepadanya yang sayangnya Rhea tidak bisa mengingat semua itu.
"Sayang, mommy minta kalau Abang Duncan berusaha dekat dengan mu, jangan kamu tolak. Dia adalah tunanganmu."
Rhea hanya mengangguk meskipun dalam hatinya dia tidak memiliki perasaan apa-apa.
***
Duncan mempersiapkan semuanya sebelum dia ikut terbang ke Jakarta. Dia dan Abi sudah sepakat untuk membawa Rhea pulang ke Jakarta dengan pesawat pribadinya.
Abi juga meminta pada Duncan untuk bersabar kepada Rhea.
"Sabar ya D. Oom yakin Rhea akan mengingat semuanya namun itu butuh proses yang tidak sebentar. Harus pelan-pelan." Ucap Abi pada saat itu.
Duncan melakukan meeting internal di perusahaannya untuk proses pemberian mandat kepada George dan John mengurus sementara perusahaan di New York sedangkan dia berada di Jakarta demi Rhea.
Dua orang kepercayaannya pun menyanggupi begitu pula dukungan para pemegang saham yang mengetahui bagaimana kehidupan Duncan yang dikenal sangat mencintai tunangannya.
Setelah selesai urusan dengan perusahaan, Duncan meluncur menuju apartemen Rhea.
***
Dara dan Rhea sedang memasak bersama ketika suara bel di pintu berbunyi, membuat ibu dan anak itu menghentikan pekerjaannya. Abi yang sedang di sofa mengecek pekerjaan di perusahaannya, berdiri membuka pintu. Tampak Edward dan Yuna berada disana.
"Masuk Ed, Yuna." Abi pun mempersilahkan calon besannya masuk.
Edward dan Yuna pun masuk ke apartemen dan melihat Dara dan Rhea sedang memasak.
"Kalian masak apa?" tanya Yuna sembari mendekati keduanya.
"Rhea pengen sop iga dan kebetulan ada di kulkas, ya kita bikin lah" jawab Dara.
Yuna sedikit terkejut karena itu adalah salah satu makanan favorit Rhea.
"Ra, apa mungkin dia mulai ingat sedikit demi sedikit?" bisik Yuna kepada Dara.
"Doakan ya mbak. Semoga bisa ingat semuanya termasuk kalian semua" jawab Dara dengan berbisik juga.
"Tante Yuna sudah makan?" tanya Rhea ramah.
"Belum sayang. Tante malah tadinya mau ngajak kalian makan siang diluar" senyum Yuna.
"Enak di rumah Tante, soalnya Rhea jadi kidal ini. Tangan kanan nggak boleh dipake dulu" kekehnya.
Mata Yuna berkaca-kaca melihat Rhea yang sedikit demi sedikit mulai menjadi dirinya sendiri.
"Ya Allah Ra... Insyaallah segera kembali ya our daughter" doa Yuna.
"Aamiin mbak" Dara memeluk Yuna.
***
Gozali terkejut ketika mendengar berita kecelakaan Rhea. Karena tugasnya mengawal seorang petinggi negara di Arab Saudi, Gozali menutup akses semua tentang keluarganya agar tidak menjadi beban pekerjaannya yang ekstra rahasia.
Usai tugasnya, Gozali kembali ke Jakarta dan mendapatkan info dari orang kepercayaannya bahwa adik angkatnya mengalami kecelakaan dan akibatnya terkena amnesia disosiatif.
"Siapa yang menabrak Rhea?" tanya Gozali kepada Mark, asistennya.
"Namanya Stanley Miller, anak walikota New York."
"Apa dia selamat?" tanya Gozali.
"Tewas di tempat. Kadar alkohol di darahnya cukup tinggi dari batas yang dianjurkan."
"Sial! Padahal kalau hidup sudah bakalan aku hajar!" umpat Gozali. "Lalu Sam bagaimana?"
"Sementara sudah sadar setelah sempat koma dua hari. Ada kemungkinan mengalami lumpuh sementara karena tulang panggul remuk. So far, Sam tidak mengalami amnesia seperti nona Rhea."
"Rhea amnesia semua atau bagaimana?"
"Infonya, nona Rhea hanya mengenali tuan Abimanyu, nyonya Dara dan tuan Ghani saja."
Gozali terkejut. "Dia tidak mengenali Duncan?"
"Tidak boss. Nona Rhea tidak mengenali tuan Duncan, tuan Edward dan Nyonya Yuna."
Gozali tersenyum smirk.
Jika Rhea tidak mengenali lainnya, berarti dia juga tidak mengenali aku. Waktunya aku masuk ke dalam hati Rhea.
"Kapan bapak dan ibuku pulang ke Jakarta?"
"Kabarnya lusa mereka akan pulang ke Jakarta menggunakan pesawat pribadi milik tuan Duncan Blair."
"Apakah Duncan ikut ke Jakarta?"
"Kabarnya begitu, boss."
Sial! Dia sudah mengantisipasi tapi Rhea kan tetap tidak ingat jadi masih ada kesempatan.
"Biar aku yang jemput kedua orangtuaku dan Rhea besok jika mereka tiba. Kabari lebih lanjut Mark."
"Siap boss."
***
Duncan melihat Rhea yang kesulitan membawa tas dan kopernya lalu mendekati gadis itu.
"Sini aku bawakan Rey" ucap Duncan sembari memgambil alih koper Louis Vuitton Rhea.
Rhea memandang Duncan bingung.
"Kok Abang manggil aku Rey?" tanya Rhea.
"Itu memang panggilan spesial Abang buat kamu sejak kamu lahir" jawab Duncan yang berjalan menuju pintu apartemen.
"Kenapa?"
Duncan berbalik menatap Rhea.
"Because you're the only one My Rey. Since the day you were born, you've already be mine and I'm already be yours."
Kepala Rhea terasa pusing. Sekelebat ingatan mulai muncul di kepalanya.
Aku pernah mendengar kalimat ini tapi dimana.
"Rey, kamu nggak papa?" Duncan memegang bahu gadisnya.
Rhea menggeleng. "Rasanya Rhea pernah mendengar kalimat itu tapi dimana dan kapan."
Duncan tersenyum sedih. "Itu Abang yang bilang pada saat Abang melamar mu tepat di usia kamu yang ke 19 tahun."
Rhea membelalakan matanya.
***
Yuhuuu Up malam Yaaaa
Ternyata the Matrix belom main, Spiderman kehabisan tiket... wkwkwkwkwk. curcol
Thank you for reading
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sandisalbiah
wah yg dikhawatirkan bakalan terjadi nih.. si Ghazali mencuri kesempatan saat Rhea amnesia...
2024-01-17
1
Bambang Setyo
Sesuai sama namanya lah gozila.. Tinggal nambahin d jadi godzila 😀😀😀jahat kau..
2023-05-21
1
Febriyantari Dwi
Eh Gozila....awas ya ku kl macem2....
Rhea just for Duncan.....
2022-01-15
1