My Rey
Duncan berjalan mondar-mandir di depan ruang operasi sementara Ghani masih menunggu kedua orangtuanya datang. Dokter yang memeriksa Rhea mengatakan bahwa ada cidera di kepala adiknya serta bahunya dislokasi jadi harus segera ditangani dan Ghani yang menandatangani ijin operasi.
Tadi Duncan mendengar ada epidural hematoma di sisi kiri kepala Rhea meskipun dia tahu Rhea selalu memakai bantal untuk menyenderkan kepalanya di jendela mobil setiap pulang dari konser atau Broadway. Namun melihat parahnya kecelakaan yang dialami gadisnya, Duncan hanya bisa berharap tidak terjadi apa-apa yang jauh lebih serius.
"Bang" panggil Ghani.
"Gimana G. Rey harus operasi apa? Abang sampai ga bisa mikir" ucap Duncan dengan wajah cemas.
"Di kepala Rhea ada pecahan kaca jadi harus diambil dan untung tadi Rhea pakai bantal besar jadi nggak sampai parah pula air bag di mobil berfungsi."
"Tadi epidural hematoma?"
"Karena kena pecahan kaca itu jadi terjadi seperti itu."
Duncan hanya mengangguk. Wajah tampannya benar-benar kacau, sama dengan Ghani yang tampak kusut.
"G, Duncan minum dulu." Raymond membawa tiga botol air mineral dan dua diantaranya diberikan pada kedua orang dihadapannya.
Suara ribut-ribut terdengar dan tampak Abi dan Dara masuk ke lobby rumah sakit dan Ghani langsung memeluk kedua orangtuanya sambil menangis. Di belakangnya tampak Edward dan Yuna juga menghampiri Duncan. Tampak kedua orangtuanya pun menangis.
"Gimana Rhea, G?" tanya Abi panik.
"Rhea harus dioperasi kepalanya ada banyak pecahan kaca."
Semua orang disana langsung beristighfar kecuali Duncan dan Raymond.
"Apa ada cidera lain selain kepalanya?" tanya Dara.
"Hasil Rontgen tadi tangan Rhea aman semua tidak ada patah hanya bahu yang dislokasi karena tubrukan keras, tadi James, temanku yang langsung ke lokasi kejadian melihat Rhea diantara bantal-bantal besar yang biasa dia bawa lalu tangannya posisi memakai manset bulu tebalnya jadi masih terlindungi."
"Rhea memang suka bawa banyak bantal di mobil ternyata jadi pelindungnya. Dia pakai sabuk pengaman kan G?" tanya Dara.
"Pakai mom."
***
James Park, petugas pemadam kebakaran New York datang ke rumah sakit untuk menemui keluarga Giandra dan Blair.
"Mr and Mrs Giandra, saya ikut bersedih atas kejadian yang menimpa nona Rhea apalagi dia adik rekan kami Ghani."
"James, katakan pada saya. Bagaimana kondisi Rhea waktu kamu menemukannya" pinta Abi.
James membuka ponselnya dan memperlihatkan posisi mobil Rhea ketika usai ditabrak Ferrari.
"Posisi nona Rhea berada di sisi bawah mobil dan itu yang mengakibatkan banyak pecahan kaca di kepalanya."
Abi dan Dara lemas melihat posisi mobil putrinya seperti itu.
"Banyak bantal itu lah yang membuat nona Rhea tidak banyak mengalami cidera karena tidak mengalami benturan secara langsung hanya kepala dan bahu yang agak parah."
Pintu operasi terbuka.
"Keluarga nona Rhea Giandra?"
Dara dan Abi langsung menghampiri dokter yang mengoperasi Rhea.
"Bagaimana putri saya dokter?" tanya Dara tidak sabar. Abi tampak merangkul Dara untuk memberikan kekuatan pada istrinya. Edward dan Yuna pun saling berpelukan sedangkan satu tangan Yuna memegang tangan Duncan. Ghani pun menunggu hasil operasi dokter.
"Luka di kepala sudah kami atasi, pecahan kaca sudah kami ambil dan pendarahan juga sudah kami hentikan jadi sudah tidak ada epidural hematoma di kepala. Bahu kanan nona Rhea mengalami dislokasi dan sudah kami kembalikan dan sementara tidak boleh menggunakan kurang lebih tiga bulan agar sendi bisa kembali ke soket tulang."
"Apa ada efek samping dari cidera kepalanya dok?" tanya Abi mengingat dia juga pernah mengalami cidera kepala dan beruntung dia tidak amnesia meskipun sempat pusing berat beberapa hari.
"Itu yang kami belum bisa pastikan karena harus menunggu nona Rhea sadar" ucap dokter itu. "Tapi maaf Mr dan Mrs Giandra, rambut indah Putri anda harus kami potong."
"Rambut bisa tumbuh tapi nyawa anak saya yang penting" ucap Abi.
Suara brankar terdengar dan keluar dari ruang operasi. Tadi Ghani sudah meminta ruang rawat VVIP untuk Rhea. Abi dan Dara terkesiap melihat keadaan putrinya dengan kepala diperban, wajah cantiknya banyak luka akibat pecahan kaca, bahunya digips.
"Giandra!" panggil salah rekan Ghani yang merupakan polisi lalu lintas.
Ghani pun menoleh dan memberikan kode kepada temannya untuk tunggu sebentar.
"Mommy, aku urus kasusnya Rhea ya" bisik Ghani.
Dara dan Abi mengangguk.
***
Ghani dan Raymond menghampiri Tyson, seorang polisi lalu lintas berkulit hitam. Meskipun namanya sama dengan nama belakang petinju legendaris itu tapi dia jauh dari potongan seorang petinju.
"Gimana Ty? Sopir adikku gimana?" Ghani dan Duncan sampai melupakan Sam saking paniknya. Sekarang Duncan fokus ke Rhea, jadi Ghani yang mengurus semuanya dulu.
"Sam Denver mengalami cidera parah akibat tabrakan itu. Tulang rusuk parah tiga tempat, kepalanya mengalami cidera dan ada epidural hematoma, tulang panggul remuk akibat benturan keras. Sekarang masih dalam operasi di lantai bawah."
"Nyawa Sam selamat kan?" tanya suara bariton di belakang Ghani dan Raymond.
"Oom Edward? Oom kenalkan ini Tyson Smith rekan G di lalu lintas. Ty, ini Edward Blair, bossnya Sam."
Edward dan Tyson saling berjabat tangan.
"Saya ikut bersimpati atas kejadian yang menimpa nona Rhea dan Mr Sam" ucap Sam.
"Bisa beritahu kejadiannya?" tanya Edward.
"Kami sudah mengecek semua CCTV di setiap sudut perempatan Broadway." Tyson membuka tabletnya. "Tampak disini mobil nona Rhea berhenti karena lampu merah dan begitu hijau, mobil putih berjalan pelan namun dari sebelah kanan meluncur Ferrari yang melaju kencang. Karena Range Rover nona Rhea setir kanan seperti di Inggris, Mr Sam yang impact nya lebih parah dari nona Rhea. Pihak pemadam kebakaran harus mengeluarkan nona Rhea dulu yang lebih mudah karena posisi Mr Sam agak kejepit pintu."
"Siapa pengemudi Ferrari itu?" tanya Edward. "Apakah dia masih hidup?"
"Pemilik dan pengemudi Ferrari itu adalah Stanley Miller, putra walikota New York dan Mr Stanley meninggal di tempat. Hasil penyelidikan, alkohol di darahnya melebihi batas normal."
Edward mengeraskan rahangnya. "Stupid! Idiot!"
Ghani hanya bisa memeluk Edward yang tampak emosi karena tidak bisa menghajar pelaku utama kecelakaan karena sudah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di alam lain.
***
Dara dan Abi duduk di sisi tempat tidur saling memegang tangan Rhea masing-masing. Dara jauh lebih tabah dibandingkan Abi yang tak henti-hentinya menangis melihat keadaan putrinya.
"Princess, ini Daddy. Bangun ya sayang Please." Abi memanggil Rhea berulang.
Yuna memeluk Dara untuk memberikan support meskipun dirinya juga sakit melihat calon menantunya berbaring tak berdaya.
"Ra, Rhea anaknya kuat. Yakinlah dia bisa melewati semuanya" bisik Yuna.
"Terimakasih mbak." Dara menatap Duncan yang masih tampak kosong menatap calon istrinya. Ibu cantik itu lalu berdiri menghampiri calon menantunya. "D, pegang Rhea ya" bisiknya lembut. Duncan pun mengangguk dan duduk di tempat Dara tadi.
Dara memberikan kode kepada Abi untuk membiarkan Duncan bersama Rhea dan suaminya pun menurut. Sekarang Abi, Dara dan Yuna duduk di sofa sembari menunggu Edward dan Ghani yang mengurus Sam dan kasus kecelakaan Rhea.
Duncan membawa tangan Rhea ke dalam genggamannya. Diciuminya berulang tangan mungil itu, tangan yang selalu memainkan nada-nada indah di piano dan tangan yang selalu menggenggam dirinya jika mereka berjalan-jalan berdua. Tangan yang selalu hangat setiap Duncan memegang dan menggenggamnya.
"Rey, bangun darling. Ini Abang. Bangun sayang." Duncan berbisik di sisi wajah Rhea. "My Rey, cintanya Abang ..." Duncan terisak. "Please sayangku, Rey ku, bangunlah..."
***
Yuhuuu launching Yaaaa
( bis kena omel readerku yang udah dari kemarin mo bejek-bejek aku live ... colek Diana Clarissa )
Cover nunggu hasil pooling di lapaknya Abi-Dara
Oh sekilas info. Khusus cerita Ghani, Rhea dan Duncan ga sering disebut ya. Kan udah ada lapak sendiri.
Eniwaiii thank you for reading
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
*Maap kalau ada salah-salah di istilah kedokterannya soalnya Eike bukan anak kedokteran tapi anak psikologi*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Murti Puji Lestari
duuhhh kok rasanya nyesek ya
2024-07-14
1
Sandisalbiah
Assalamualaikum kk Hana.. udah ketemu alamatnya.. cuma sampulnya beda jd bingung deh.. 🤭🤭🤭
2024-01-16
2
Gievia
urutan nya yg mana dulu ka bener gak yg ini dulu
2023-11-13
1