Beberapa waktu belakangan ini aku mulai bertanya-tanya tentang kehadiran indira yang sangat amat menggangguku. mengganggu dalam artian lain, yang memang itu mungkin hal yang wajar baginya, terkadang perhatian-perhatian darinya terlalu berlebihan dan terkadang merepotkan jika tidak aku tanggapi secara benar.
Sepertinya orang semacam indira akan lebih baik menjauh dariku, dan mencari kesenangan diluar sana yang banyak dilakukan oleh para wanita pada umumnya, nongkrong di cafe, belanja barang branded di mall, mendapatkan pacar kaya raya, dan bahagia dengan hal-hal lain semacam itu.
Tetapi diluar kesibukannya bekerja sebagai Management Officer di salah satu perusahaan besar di ibu kota, waktunya lebih banyak ia habiskan denganku entah itu di internet ataupun bersamaku secara nyata. Alih-alih mengajak seorang wanita ke factory outlets ternama, indira banyak menemaniku jajan di pinggiran jalan warung tenda pecel lele, atau duduk-duduk di bangku taman yang tak jauh dari tempatku. Sungguh wanita yang aneh, tak habis pikir ku dibuatnya, dan aku menghargainya sebagai seseorang yang tulus berteman denganku.
"Sha, kamu tau kenapa aku bersikap seperti tadi?" tanya indira yang mendekatkan tubuhnya duduk di sofa bersampingan denganku. Tak biasanya indira serius seperti sekarang ini, cukup membuatku kaget dan terheran-heran.
Aku pun mengingat jelas curhatan indira beberapa waktu lalu tentang andre yang memaksanya untuk berhubungan badan, dengan ancaman akan memutuskannya sebagai pacar. Dengan dalih keutuhan sebuah hubungan, andre sukses mencicip kewanitaanya, dan tak berselang lama indira pun dicampakan dan kemudian menggaet teman semasa kuliahnya indira yaitu Finna. Aku mengingat jelas perkataannya yang dendam terhadap andre dan tak akan pernah memaafkannya.
"Sudahlah sha, biarkan andre seperti itu dan kamu harus melangkah maju, jangan terpuruk lagi. Pintaku dengab penuh harap agar indira berhenti memikirkan perlakuan andre terhadapnya.
" Bukan itu yang membuatku sedih, aku sudah mengikhlaskan apa yang terjadi. Sama halnya dengan andre, aku pun tengah memperjuangkan hidupku sendiri dengan melangkah maju mendapatkan kehidupan bahagia bersama orang lain yang jauh lebih mempedulikanku" timpalnya dengan nada lembut menatap ke arahku.
Rasanya agak aneh mendengar indira berbicara seperti itu, apakah dia sudah mendapatkan lelaki lain yang jauh lebih baik?. Batinku menerka-nerka arah pembicaraanya dan menimbang dengan berbagai sudut.
"Baguslah kalau begitu, aku akan bahagia melihat kamu bersama lelaki lain yang jauh lebih baik dari andre, aku pasti akan mendoakan kebahagiaan kalian berdua nantinya"
Ada rasa haru yang sangat menyayat hatiku, entah kenapa ini sangat aneh, seperti aku tidak rela jika indira harus bersama lelaki lain dan tersakiti kembali. Aku hanya ingin dia bahagia bersama orang yang mencintainya dengan tulus.
Aku terhenyak di sofa, mendongakan kepalaku menatap langit-langit yang berdebu, dan mencoba menutup mataku untuk mengendalikan diriku sendiri.
Cups..
Bibirku di kecup oleh indira disusul pelukannya "hanya kamu yang bisa membuatku bahagia". Bisiknya ditelingaku.
Kaget bukan kepalang, apa yang dipikirkan anak ini, sampai melakukan hal seperti itu, dan apa maksudnya hanya aku yang bisa membuatnya bahagia. Ada apa sebenarnya ini, apa aku berhalusinasi, apakah ini mimpi?
"sha, kamu dengar aku tidak?" tanyanya, aku masih enggan membuka mata.
"hemm"
Dia pun seperti kesal dengan sikapku yang tidak nampak berekspresi. Aku menahan diri dan mencoba meyakinkan diri kalau ini semua hanyalah sebatas halusinasi, mungkin aku kecapean.
Dia meraih kerah bajuku dengan kedua tangannya mengoyang-goyangkan badanku yang masih terhenyak di bangku " Sha, aku mencintaimu..!" teriaknya memekik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Ika Sukismi
ok mantab
2022-05-13
0
Muhammad_.tio
ya mulai bercocok tanam
2022-04-21
0
Yunia Afida
semangat terus💪💪💪💪
2022-04-07
0