Nama : Jovanka Ivania
Kuliah : LV Universitas Serikat Internasional
Nama Ayah : Farhan Toaka
Nama Ibu : Sandy Zuanda
Anak : tunggal kandung
Tempat tanggal lahir : Australia 12 April 1997
Prestasi : juara 1 tekondow nasional
juara 3 silat provinsi
juara 1 memanah nasional dan banyak lagi
Alamat : perkotaan Jaya pura perumahan elit Nuansa timur
" dia bukan Greta,,, apa yang kau harapkan Gavin " Gavin terduduk lemas karena dia sempat berharap cewek tadi adalah Greta.
Greta adalah mimpi buruk dalam mimpiku
Greta adalah penyesalan seumur hidupku
greta adalah kerinduan yang tak kunjung berhenti. Greta adalah adikku tersayang
Aku dan Greta kakak beradik kandung kami hanya terpaut tiga tahun namun kami sangatlah dekat namun kini dia meninggalkanku sendiri didunia yang kejam ini. Gavin menangis dengan deras sudah sekian lama itu berlalu namun luka dihati dan rasa bersalah tak kunjung padam.
...... .................................. . ...
" ada apa dengan Gavin ? kenapa kok dia sampai sakit begitu ? " celetus Felix yang berpikir
" siapa itu Greta ? kau tau Blen " menatap Blen seakan sudah pasti Blen tau
" iya kemaren malam Gavin selalu memanggil nama itu saat dia tidur " celetus Felix setuju
" udah lama nama itu selalu dia sebut saat dia tidur " mengingat
flasback
Siang Felix pergi, Leon ikut sasat tinju di luar hanya ada aku dan Gavin. Aku sibuk membaca buku dia sibuk leptopnya beberapa saat dia tertidur yang dia panggil dalam tidurnya " Greta.... Greta.... " sambil menangis aku ingin membangunkannya namun dia berhenti jadi aku gak jadi membangunkannya.
Malam hari aku ingin ke kamar mandi dan mendengar nama itu panggil lagi saat memeriksa iya dia sedang tidur.
" jadi maksudmu itu adalah hal lumrah sering terjadi " Felix menyimpulkan
" aku sama seperti kalian penasaran siapa Greta itu, yang ku tau Greta itu adalah adiknya yang meninggal dalam kebakaran 6 tahun yang lalu " Blen menjelaskan informasi yang belum lama ini dia cari
" kebakaran, malangnya bocah tengik itu " balas Leon.
Dia terlihat dan dingin namun siapa yang tau dia begitu menderita sampai saat ini yang bisa mengendalikan luka hanyalah dia kami tak bisa banyak membantu.
" hey kalian bertiga " suara keras dari arah belakang kami serentak berbalik melihat siapa itu .
" bukannya dia ratu kampus itu " sahut Leon heran
Mereka menghampiri kami
" dimana Gavin, kok kalian cuma bertiga " Zea melirik sekitar kami
" hey... para nona-nona jangan membuat keributan pagi-pagi " Felix mencoba membuat pengertian
Blen melirik Jovan dan terus melihatnya
" Gavin kemana? " Blen langsung mengalihkan penglihatannya ke Zea
" ribut banget si loe, dia sakit " Leon neninggikan suaranya
" jangan bersikap bodah dengan teriak-teriak gak jelas, isss... aku paling benci cewek bodoh ke loe " Blen nampak tidak bisa menahan marah lagi
" ya ampun panas disini, Leon lebih baik kita pergi " menarik tangan Blen yang masih sedang melotot ke Zea
Zea merasa terhina dengan omongan Blen dia melepas hils yang dikenakan lalu melemparkan ke arah Blen " hey brengsek " pas kena punggung dan mengotori kemeja putih yang dipakai Blen
" Leon lebih baik kita tarik dia jauh dari cewek itu " ujar Felix merasa khawatir amarah Blen tidak bisa dikendalikan kami berdua langsung menarik tangan Blen melanjutkan jalan namun sesuai perkiraan Blen sudah marah jadi iya " lepaskan gue, biar gue bunuh cewek bodoh itu " tapi tenang kekuatan kami berdua gak kalah dengan Blen apalagi Leon uhhhhh
" udahlah Blen gimana pun dia itu cewek " Leon mencoba menasehati Blen
" benar tuh, loe kan tau mulut cewek itu lebih berisik lebih baik kita pulang beli makanan, Gavin pasti belum makan " akhirnya Blen mereda emosinya dan kami lanjut pulang.
....... .... ............. ..... . . ....
" kenapa loe sampai lepas sepatu hiels loe gue bisa nonjok dia " Jovan mengambil sepatu Zea dan memakaikannya
" nanti kalau ada yang melihat dan melaporkan ke sekolah kau akan kehilangan poin spesifikasimu telah menyalagunakan ke ahlianmu " Zea gerutut cemberut ke Jovan.
" tapi kau juga cukup keterlaluan melemparkan sepatumu ke dia " Davari tidak setuju akan tindakan Zea
" aku juga gak terima kalau dia berkata sekasar itu denganku " menyangkal kata-kata Davari dan menatap tajam Davari, Jovan menarik tangan Zea dan melangkah beriringan
" heyyy.. kalian kok marah aku kan gak bermaksud membela mereka " mengikuti dari belakang.
........... ................ ........................ ..
Kami bertiga sampai di rumah
" gimana keadaan loe Gavin " Felix membangunkan Gavin
" udah baikkan " bangun dari tidur dan jawab perlahan
" ayo kita makan, kami udah belikan makan yang enak " kami berdua pergi ke meja makan
" aku begitu lapar " seru Gavin lemas
kami makan bersama
" ada hal menarik di kampus " membuka pembicaraan
" ada, tadi Blen bertengkar dengan cewek " embernya Felix mulai
" benarkah,,, dengan siapa " Gavin terlihat sangat antosias
" dengan ratu kampus hahaha.. 🤣🤣 dengan Zea " tertawa terbahak-bahak
" baguslah kau tak tertarik pada cewek seperti itu, gak ada otak " menunjuk kepalanya sendiri dengan ekspresi meremehkan
" woooww... sepertinya sama selerah kalian bagaimana kalau kalian nanti suka cewek yang sama " tambah Leon
" gak masalah yang penting dia jangan bodoh " jawaban enteng dari Blen
" aku juga gak masalah asalkan dia gak jorok " tambah Gavin menatap Blen dan tersenyum
" kalian berdua kelihatan banget gak berkembang soal cinta, dan gak perna ngerasa cinta segitiga dengan teman sendiri " menghela nafas lalu minum dengan banyak seakan sudah lama tak minum
" tenang aku juga gak mengerti yang dia maksudkan " Felix memberi tanggapan sebelum ada yang bertanya padanya.
selesai makan
Gavin berjalan ke arah leptop
" kau mau bekerja? " tanya Felix khawatir
" iya, soalnya kita masih ada tugas kuliah hukuman Mr Hu " masih pucat dan suara lemah
" iya, kok bisa sampai lupa " tanggapan Leon
" udahlah loe Leon, lupa gak lupa loh Gavin yang ngerjai " kami bertiga tertawa
" tapi kalau loe ngerasa gak enak badan, berhenti ajah dulu besok dilanjuti oke " Blen juga khawatir
" iya, pasti kok " duduk di depan leptop daan semua kembali ke posisi enaknya
Felix main games dengan gagang stik remot kontrol ditangan serta handseat di kedua telinga, Leon sudah kembali ke kamar pulas tertidur sedangkan Blen membaca buku didampingi handset yang tergantung di kedua telinganya dengan posisi rileks.
Aku masih mengerjakan semua tugas kami hal ini bukanlah masalah besar setengah jam sudah selesai tinggal ngeprin lalu jilid sekarang aku periksa email kami ternyata kami punya kerjaan. Kami disuruh mendapatkan obatan herbal tanaman yang cukup langkah dan ada digunung diwilayah seberang kebetulan besok libur aku akan bicarakan dengan mereka dulu baru setuju aku memandang Blen yang sudah tertidur " mereka ini " lanjut memainkan leptop.
selamat membaca 😊 Jangan lupa like dan comen 😎
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Firchim04
Hai author semangat😊
Salam dari "Stalker Penolong"
2020-09-03
1
nothing but regular human
Permisi. Mampir jga ke novelku: and A Long Nightmare, dan, Silence Love. Semangat berkarya😇
2020-04-17
1