2.KBB

" Bip.... bip... "

Blen mendapatkan chat dari Gavin " urusan sudah selesai kembali ke sangkar ".

" Target sudah di atasi kita kembali saja " kami masih diperjalanan sekarang menujuh pulang.

" Kenapa mukamu begitu, bukannya masalah sudah selesai " sesampainya ditempat yang ditujuh Leon buka bicara melihat raut wajah Blen yang seakan ada masalah.

" Ada sesuatu yang ku pikirkan " pergi masuk ke rumah dengan raut muka yang sama.

Beberapa saat sampailah Gavin dan Felix lalu mereka masuk dan ikut bergabung duduk.

" Kau bawah kemana dia " tambah Blen yang menatap Gavin serius.

" Ke tempat yang sudah di janjikan " menjawab dengan santai

" Dia,,, apa yang akan terjadi padanya ? " terus mengajuhkan pertanyaannya yang membuat resah pikirannya dari tadi.

" Aku gak tau, tapi bukannya itu bukan lagi urusan kita " kini menatap Blen dengan tatapan yang serius juga.

" Bila selanjutnya dia mati bukan di tangan kita tapi di tangan orang lain tapi kau juga gak lupakan itu semua terjadi atas perantara kita " Blen medekati Gavin.

" Masalah ini sudah selesai, uangnya juga sudah masuk rekening kita " berdiri dan sekarang mereka berdua saling berhadapan.

" Aku pikir kau cerdas, yang aku permasalahkan kita akan jadi seorang pembunuh secara tidak langsung, sedangkan dalam peraturan kita gak membunuh dengan cara apapun dan alasan apapun kita akan menolaknya " merapikan pakaian Gavin dengan ekspresi muka yang marah.

" Baik.... baiklah lebih baik kita konfirmasi semuanya " Felix menarik Gavin agar menjauhi Blen mengarah ke mobil duduk di depan.

" Ayo.. bukannya ini ke inginanmu " mereka berjalan beriringan menujuh mobil dan duduk dibelakang. Iya karena suasana sedang panas lebih baik aku yang menyetir apalagi sekarang Gavin sedang emosi.

............ .........................................

Kami telah sampai ke tempat perjanjian meletakan orang tadi perlahan kami masuk untuk memastikan kami tidak akan ikut campur kalau sudah dugaan kami memang tak terjadi.

" Maafi aku, semuanya memang salahku aku rela mati di tanganmu tapi aku bersumpah tak berniat melarikan diri, aku hanya mencari sesuatu yang besar agar bisa membawahmu kekehidupanku yang lebih baik " seorang perempuan memegang pisau yang mengarahkan ke cowok itu.

" Kau laki-laki brengsek anak yang ada dikandunganku adalah darah dagingmu namun kau menghilang "

"Aku bukan menghilang, aku kena tipu sekarang aku dililit hutang dan juga aku dipecat dari kerjaanku kau pikir apa aku ada muka bertemu denganmu " laki-laki itu menangis.

" Seharusnya kau katakan " perempuan itu masih memegang pisau dan menangis .

" Lebih baik kau tak bersamaku, anggap saja kau kenal denganku sebagai kesialan "

" Apakah kau perna mencintaiku? "

" Sampai sekarang juga aku masih sangat mencintaimu " cewek itu menjatuhkan pisaunya .

" Ayo kita selesaikan bersama-sama " wanita itu mengulurkan tangannya ke cowok itu cowok itu tak menerima uluran tangan itu namun langsung memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.

" Aku takut kau akan pergi karena aku tau kau anak dari orang tua yang kaya sedangkan aku laki-laki tak berguna "

"Seorang anak bahagia bersama keluarganya namun seorang anak gak selamanya akan terus dinaungan orang tuanya melainkan dia akan pergi bersama suaminya suatu hari nanti " ternyata ketakutan kami tidak terjadi syukurlah.

" Sudah cukup menontonnya " Blen pergi berjalan keluar dari gedung itu dari belakang Gavin mengalungkan tangannya di leher Blen dan tersenyum Blen membalasnya dengan senyum, Mereka berdua mengikuti disamping.

" Berdebat, marah serta beda pendapat boleh namun untuk memecahkan kita itu untuk sekarang semuanya mustahil "

........ .....................................

Pagi ini kami ada perkuliahan namun sialnya kami berempat sangat kompak dalam hal kesiangan.

" Hey... issss kita telat " melihat jam yang ada disamping tempat meja dan langsung beranjak untuk membangunkan yang lain namun yang lain juga syoknya sama denganku.

" Leon... ini karenamu mengajakku nonton Tinju itu " Blen teriak dengan keadaan rambut yang sangat berantakan.

" Kau juga kenapa mau " Leon mau pergi ke kamar mandi namun dengan cepat Felix lari ke arah kamar mandi langsung masuk sedangkan kamar mandi yang lain sudah di ambil Gavin.

Di rumah ini hanya ada 2 kamar mandi 4 kamar serta 1 ruangan yang cukup luas disitu jadi ruangan sasak tinju Leon, kursi panjang biasanya Blen, Peralatan games serta tempat duduk santai yang biasanya jadi kekuasaan Felix dan satu perangkat leptop serta kursi yang nyaman ala kantoran, 1 kulkas, masing-masing kamar kami memakai Ac, ada dua kendaraan 1 mobil dan 1 motor.

" Gavin, jangan kayak cewek mandi, cepat brengsek " Blen yang menggedor-gedor pintu kamar mandi.

" Hey penipu kecil, ingat waktu " sama-sama menunggu didepan pintu toilet sesekali menggedor pintu.

Setelah semuanya selesai dan tinggal berangkat " emhhh... matilah kita ngadapi si Mr. Hu itu " Felix mengeluh.

" Mau gimana lagi " balas Blen lalu melirik Leon. Mereka melesat ke kampus kini yang memimpin adalah Leon.

Sesampainya kami dikampus yang kami urus adalah masalah dengan Mr. Hu

" Maafkan kami Mr sudah tidak datang di jam matakuliahmu " sudah ada dihadapan Mr Hu.

" Baiklah kali ini kalian saya maafkan tapi untuk masalah ini kalian dapat hukuman masing-masing meringkas jalan pemerintahan dan kalian semua harus beda negara di jadikan makalah saya beri waktu satu minggu tak ada alasan apapun kalian mengerti "

" Iya Mr " secara serentak.

......... ..............................

Diluar ruangan berjalan menujuh keluar dari kampus " aiiissd bangke itu ngasih tugas muluk " gerutut Leon

" Mau gimana lagi" Blen ikut menghela nafas.

Gavin berhenti berjalan dan matanya lurus menatap seseorang yang sedang diam-diam foto bagian belakang lekukan seorang gadis

" Felix kau bawah hp kan? fotokan si banci itu"

" Oke " jawab Felix yang sudah siap untuk foto kejadian itu

Gavin mengambil hp cowok itu " enaknya di apakan iya hp bagus ini "

" Apa-apaan kalian ini, baliki hp gue " yang merasa tak terima.

" Bagusnya di hancurkan " Blen mengambil hp itu dari tangan Gavin dan menjatukan lalu diinjaknya dengan sepatu yang ia kenakan.

" Lo.. brengsek " menarik kerah baju Blen dengan sangat emosi.

" Jangan terlalu emosi bro, karena lo dulu yang buat masalah " menunjukkan foto yang dia diam-diam foto cewek tadi.

" Ada apa ini kenapa kalian ribut sekali " cewek tadi datang kemari karena suasana yang riuk akibat perdebatan kami.

" Dia tadi mengintipmu dan mencoba memfotomu jadi kami mencoba selesaikan dengan cepat " Felix menunjukkan foto si banci itu.

" Terimakasih sudah memberi tahu, tapi aku benar-benar emosi sekarang " menghela nafas panjang dan menghadap cowok banci itu.

" Jadi loe yang ngelakui itu " cewek itu menatap cowok itu tajam lalu tiba-tiba cewek itu menerjang muka cowok itu dengan tendangan cewek itu yang kuat, cepat dan tepat ke mukanya hingga terlihat cap yang terbentuk bekas hantaman terjangan itu.

Semoga happy 😊

Terpopuler

Comments

patmapaim

patmapaim

ceritanya bikin nagih bkin pengen baca terus, smgt thor🌈
jan lupa mampir balik🌈

2020-06-16

1

lalalisa

lalalisa

Keren kak ceritanya. Semangat up terus ya kakak, sudah aku like .
Mampir juga yuk kak ke karya ku
judulnya: TERJEBAK CINTA SAHABAT

2020-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!