Semuanya terjadi begitu cepat hingga Yuan tidak sempat untuk berteriak meminta pertolongan.
Orang-orang itu menarik Yuan dengan paksa untuk mengikuti mereka setelah sebelumnya menutup mulut Yuan dengan kain.
Dan di sinilah Yuan berada. Di sebuah kereta kuda dengan tangan dan kaki terikat serta cadar yang menutupi seluruh wajahnya.
Dari luar kereta, Yuan mendengar suara seorang wanita yang bertanya kepada orang-orang yang telah menculiknya.
"Apakah kalian berhasil menangkapnya?" kata wanita itu.
"Benar, Fūrén. Dia berada di dalam."
Dan tirai yang menutupi pintu kereta kuda itu pun terbuka. Yuan bisa merasakan seseorang berada di depannya sekarang.
Dengan sekali tarikan, cadar itu akhirnya terjatuh dari kepala Yuan.
Yuan bisa menatap wanita itu sekarang. Dia tampak terkejut melihat Yuan dan mengumpat, "Dasar tidak berguna!".
Wanita itu keluar dari kereta kuda dengan wajah yang memerah. "Siapa yang kalian bawa?" katanya meledak-ledak.
"Bu—bukankah dia Bingyan Gōngzhǔ?" jawab salah seorang di antaranya.
"Bodoh! Dia bukan Bingyan Gōngzhǔ. Dasar tidak berguna!"
"Maaf, Fūrén. Kami salah mengenalinya," kata salah satu dari mereka dengan takut.
"Sudahlah, aku akan menghukum kalian saat tiba nanti," ujarnya sambil mengibaskan lengan baju.
"Jadi apa yang akan kami lakukan?"
"Kita tidak punya pilihan lain selain membiarkan dia menggantikan posisi putri keras kepala itu," jawab wanita itu yang tentu saja membuat Yuan yang mendengarnya membelalakan mata.
Walaupun dia tidak yakin dengan apa yang akan orang-orang itu lakukan, tapi instingnya mengatakan itu bukan hal yang baik. Dia harus pergi!
Yuan mencoba segala cara untuk melepaskan ikatan di tangan dan kakinya. Pergerakannya yang terlalu besar membuat kereta kuda juga ikut bergerak.
Wanita itu kembali masuk dan kali ini membuka penutup kain yang berada di mulutnya.
"Ayi, kamu bisakah kamu melepaskanku? Orang tuaku sangat kaya! Jika kamu melepaskanku, aku pasti akan memberikanmu kekayaan," ujar Yuan bernegosiasi.
Wanita itu menatap wajah Yuan dengan saksama. Dia tertawa pelan dan berkata, "Tidak buruk. Kamu sangat cantik. Xiǎo gūniáng tenang saja, kami tidak akan melukaimu. Aku tidak membutuhkan uang, simpan saja sendiri. Gadis baik, menurutlah." Dia menepuk pelan pundak Yuan.
"A—Ayi, orang tuaku pasti sedang mencariku, bisakah kamu melepaskanku kali ini? Kamu mencari seseorang kan?? Aku bisa membantumu mencarinya."
Wanita itu tersenyum tipis. "Kamu tidak bisa mencarinya. Dia sangat lincah dan kami tidak memiliki banyak waktu."
Yuan menatap kesal wanita setengah baya itu. Ingin sekali dia menendangnya, tapi dilihat dari penampilan wanita itu, sepertinya dia berada di atas Yuan. Akan sia-sia berjuang sekarang. Terlebih lagi ada banyak orangnya di luar. Bagaimana Dia akan melarikan diri?
"Ayi, apa yang kamu inginkan?"
"Dirimu. Aku membutuhkanmu. Menurutlah dan kamu akan baik-baik saja."
Itu adalah kalimat terakhir yang terdengar oleh Yuan. Setelah itu dia jatuh tertidur karena pukulan wanita tersebut.
***
Di tempat lain, Jingli bingung mencari keberadaan Putri Yanli.
"Lǎobǎn, apakah kamu melihat wanita yang tadi bersamaku?" tanya Jingli pada pemilik toko.
"Aiya~, aku tidak melihatnya, dia bahkan belum mengembalikan baju yang dia coba. Apakah kamu yang akan membayarnya?" kata pemilik toko terlihat kesal.
Jingli meringis malu. "Baiklah, berapa harganya?"
Setelah selesai dengan urusan baju pengantinnya, Jingli kembali mencari Yuan.
Ia keluar toko dan berkeliling di sekitarnya sampai dia melihat seorang wanita berbaju pengantin yang bersembunyi di balik tembok. Tetapi sebagian wajahnya tertutup cadar hitam.
"Tuan Putri, Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Jingli yang membuat wanita itu terkejut.
"Núbì sudah mencarimu ke mana-mana. Eh, mengapa bajunya terlihat berbeda?" lanjutnya sambil memperhatikan baju yang dipakai oleh wanita itu.
"Mungkin kamu salah mengingatnya," jawabnya.
"Tuan Putri, mengapa suaramu terdengar berbeda dan mengapa kamu menggunakan cadar hitam ini?" Jingli tau betul bagaimana karakter suara Putri Yanli, dan orang yang berada di depannya ini memiliki suara yang cukup berbeda. Segara dia menatap curiga orang di depannya, baru saja hendak membuka cadar yang menutupi wajahnya, dia berhenti.
"Tiba-tiba aku tidak enak badan. Bisa kita pulang sekarang?" pinta wanita itu dengan suara yang terdengar lemah.
Mendengar jawabannya membuat Jingli langsung terlihat khawatir. "Baiklah kita akan pulang, urusan bajunya sudah hamba selesaikan," kata Jingli seraya memegang lengan wanita itu.
Dia dengan hati-hati menuntun sang Putri untuk pulang ke istana.
"Beristirahatlah, Tuan Putri. Núbì akan memanggil tabib istana." Jingli baru akan meninggalkannya, tetapi wanita itu segera menghentikan dia.
"Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat," ujarnya.
"Baik, Tuan Putri," jawab Jingli meninggalkan wanita itu sendiri.
Setelah memastikan Jingli sudah pergi, wanita itu berjalan mengelilingi kamar Putri Yanli.
Tangannya mengambil sebuah gulungan kertas yang ternyata adalah sebuah lukisan.
Mata terkejut dan tanpa sadar berkata, "Mungkinkah yang tadi itu..."
***
Pemandangan pertama yang dilihat Yuan adalah langit-langit sebuah ruangan yang sudah dihiasi pita dan kain-kain berwarna merah. Persis seperti kamar pengantin di drama-drama China yang ia tonton.
Tubuhnya menegang. Inikah tujuan wanita itu? Menculiknya untuk menggantikan pengantin wanita yang kabur dari pernikahannya?
Yuan menegakkan badannya. Mata gadis itu memicing memperhatikan setiap sudut ruangan untuk menemukan benda tajam yang bisa memotong tali yang masih terikat kuat di lengan dan kakinya.
Tiba-tiba dia melihat sebuah meja yang di atasnya tersusun buah-buahan, makanan dan arak pernikahan.
Dengan segenap usaha, akhirnya Yuan berhasil mencapainya dan mengambil pisau buah dari atas meja.
Dia mengarahkan mata pisau itu ke tali yang mengikat tangannya. Tak sampai lima menit, tali itu sudah terlepas dari sana. Yuan melakukan hal yang sama pada tali di kakinya.
Setelah berhasil melepaskan diri dari ikatan itu, Yuan berjalan menuju jendela kamar dan membukanya secara hati-hati. Ia harus segera keluar dari sana.
Yuan menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan keadaan di sekitarnya. Setelah dia merasa semuanya sudah aman, Yuan melompat keluar dari jendela.
"Ingin melarikan diri?" interupsi seseorang di belakangnya. Napasnya tercekat. Suara itu terdengar cukup familiar.
Yuan melihat membalikkan badan dan melihat wanita yang dia temui di kereta kuda itu sedang menatap datar ke arahnya.
"Kamu sungguh sudah melakukan kesalahan besar! Apakah kamu tidak tau siapa aku? " ujar Yuan. Matanya menatap tajam ke arah wanita itu. Sudah cukup! Biarkan wanita itu mengemis ampunannya setelah dia mendengar siapa dirinya.
"Itu tidak penting sekarang," jawabnya acuh tak acuh.
"Kamu! Biarkan aku pergi, atau—" Kata-kata Yuan terhenti ketika wanita itu menarik pedang dan mengarahkannya pada leher Yuan.
"Atau apa?" tanyanya meledek.
"Kamu sedang menindasku?"
"Tidak, aku ingin memberikanmu sebuah kehormatan," jawabnya tenang.
"Dengan cara menikahkanku pada orang asing? Bukankah itu sama saja menjualku? Jika ayah dan ibuku tau, kamu akan mendapat hukuman yang berat. Mungkin hari itu akan menjadi hari kematianmu!"
"Oh? Ini terdengar menarik. Kamu memang terlihat bukan seperti orang biasa. Xiao Guniang, coba beritahu aku siapa dirimu? Mungkin aku bisa mempertimbangkan akan melepaskanmu. Sepertinya kamu dari keluarga yang sangat kuat. Sekuat apa itu?"
Yuan mengepalkan tangannya. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum miring. "Zhou YanLi. Putri pertama kerajaan Zhou. Aku juga tunangan Liu Wangzi. Jika kamu memaksaku menikah, kamu akan menghadapi dua kerajaan," ucapnya pelan. Ada sedikit kesombongan. Sekarang dia hanya akan berharap identitasnya bisa membuat wanita di depannya ini sedikit takut.
Wanita itu tertegun. Kemudian sebuah senyuman lebar terbingkai di bibirnya.
Yuan bergidik ngeri melihat wanita itu. "Mengapa kamu tersenyum?!"
"Ini sangat bagus! Aku benar-benar beruntung. Tidak buruk," katanya gembira.
"Apa maksudmu?"
"Calon Permaisuri, sebaiknya kamu segera beristirahat sekarang. Pelayan! Antar Putri ini kembali ke kamarnya!" Belum sempat Yuan menolak, beberapa pelayan sudah menarik tangannya dan kembali memasukan dia ke dalam kamar pengantin itu.
"Ayi, Anda sudah gila!"
...▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎...
Fūrén [夫人] : Nyonya, sebutan untuk seorang wanita yang sudah menikah dan memiliki status.
Xiǎo gūniáng [小姑娘]:Nona Muda
Lǎobǎn [老板]:Bos pedagang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
senja
huwaaaaaa kasian bat
2022-02-19
4