Ruangan itu sunyi. Barang-barang tertata rapi dengan sedikit asap dupa yang menutupi. Wanginya membuat orang yang menciumnya merasa tenang.
Di atas ranjang, seorang wanita muda tertidur lelap perlahan membuka matanya. Tangannya tanpa sadar terangkat mengusap dahinya.
Mata seindah bunga persik itu akhirnya benar-benar terbuka. Dia mengangkat badannya perlahan sambil menatap ruangan yang tampak asing itu.
Tubuhnya menegang. "Di mana aku?" ujarnya membatin. Tanpa sadar sepasang mata bunga persik itu menatap dirinya sendiri.
Apa ini!!! Apa yang terjadi padanya?
Bagai tersambar petir, gadis itu tiba-tiba turun dari ranjang. Tetapi belum satu menit dia berdiri, dia jatuh terduduk. Kakinya terasa lemas. Dengan tangan menggapai pinggiran tempat tidur yang terbuat dari kayu dengan pola yang indah, gadis itu mencoba berdiri lagi.
"Tuan Putri! Apakah Anda baik-baik saja?" Sebuah suara terdengar dari arah belakang bersamaan dengan langkah kaki yang terdengar cepat.
"Apakah Anda baik-baik saja?" Suaranya lembut tetapi penuh kekhawatiran.
Dia membantu gadis itu berdiri tetapi gadis itu menolaknya.
"Tuan Putri."
"Jangan—jangan mendekat," ujarnya dengan suara serak.
"Tuan Putri, kamu—"
Gadis itu mencoba berdiri lagi dan usahanya kali ini membuahkan hasil. Dengan menopangkan beratnya pada tiang tempat tidur yang terbuat dari kayu itu, dia kini menatap orang yang baru saja ingin membantunya.
Ada dua orang wanita di depannya, hanya saja pakaian mereka terlihat sederhana. "Kalian—siapa kalian?" tanyanya pada kedua orang itu.
"Putri tidak mengenal kami?" Salah satu dari mereka bertanya dengan raut wajah yang masih terlihat khawatir. "Núbì adalah pelayan pribadi Tuan Putri, Jingli. Sedangkan dia adalah pelayan istana luar yang membantu untuk membawakan obat untukmu," jawabnya sambil memperkenalkan wanita yang berdiri di belakangnya.
"Pelayan pribadi?" Dia menggelengkan kepalanya yang terasa nyeri.
"Tuan Putri, Anda baik-baik saja?" Jingli mengambil langkah mendekat, tetapi wanita itu kembali mencegahnya.
"Tidak apa-apa, saya baik-baik saja. Sebelumnya terima kasih sudah menyelamatkanku. Jiějiě, bisakah kamu membantuku untuk menunjukkan jalan besar? ponselku! Apakah kamu menemukannya?"
Jingli menatap bingung pada wanita di depannya ini. Jelas dia tidak mengerti apa yang dikatakannya.
"Tuan Putri, Anda beristirahatlah dulu."
Setelah berkata, Jingli menatap rekannya, memberikan dia kode. Tak butuh waktu lama, pelayan itupun pergi meninggalkan mereka.
"Tuan Putri, Núbì akan membantu." Jingli perlahan mendekat dan membantu gadis itu untuk duduk kembali di atas ranjang.
"Jiejie, Kamu tidak perlu memanggilku seperti itu. Namaku adalah Han Yuan. Kamu bisa memanggilku Yuan," katanya memperkenalkan diri. Merasa bahwa Jingli tidak memiliki niat buruk, maka dia membiarkan saja wanita itu membantunya.
Di sisi lain, Jingli merasa bingung untuk menjawabnya bagaimana. Dia tidak boleh melakukan sesuatu yang salah saat ini.
"Ēn gōng Jiějiě, di mana kamu menyimpan barang-barangku? Ini, aku tidak terlalu nyaman menggunakan baju ini. Omong-omong di mana ini? Tradisinya masih angat kental, alangkah baiknya jika aku bisa mengambil beberapa gambar di sini," ujar Yuan dengan hati-hati agar dermawannya ini tidak tersinggung. Walaupun masih banyak kebingungan dan kekawatiran yang dia rasakan, tetapi Yuan sangat ahli dalam menyembunyikan perasaannya.
"Tuan Putri, Núbì—tidak mengerti apa yang dikatakanya Tuan Putri."
"Ah?"
Tidak lama seorang wanita paruh baya yang terlihat cantik memasuki kamar itu bersama dengan beberapa pelayan dan seorang wanita tua berbaju putih.
"Putriku," ucap wanita cantik itu seraya membuka tangannya di depan Yuan. Dia hendak memeluknya.
Melihat kedatangan orang banyak yang tiba-tiba ini membuat Yuan terkejut. Tubuhnya yang tadi rileks kembali menegang.
"Tunggu—tunggu! Jangan datang ke sini! Jiějiě, ini ada apa? Saya—kamu bisakah mengantarku keluar dari sini saja? Setelah saya kembali nanti, saya akan menganti semua biaya yang sudah saya habiskan padamu." Yuan menarik lengan Jingli, menatapnya memelas. Perasaanya tidak enak sekarang.
"Putriku, ada apa denganmu? Kamu—kamu tidak mengenali Mǔhòu?" Wanita itu menangis saat mengatakannya.
Melihat wanita di depannya menangis, tidak tahu mengapa hatinya terasa sakit.
"Āyí, kamu jangan menangis. Aku—" Yuan tidak tahu harus berkata apa sekarang. Keadaan macam apa ini?
"Ini adalah salahku. Kamu bahkan tidak mau memanggilku ibu?"
"Wáng Hòu, sebenarnya Tuan Putri juga tidak mengenali Núbì. Sejak Tuan Putri bangun, sudah seperti ini. Tuan Putri sangat menyayangi Wáng Hòu, kejadiaan ini bukan salah Wáng Hòu, ini Núbì yang telah lalai menjaga Tuan Putri. Núbì pantas mendapatkan hukumannya." Pernyataan Jingli membuat wanita paruh baya itu menatapnya.
Yuan menatap orang-orang itu dalam kebingungan yang besar. Kepalanya kembali sakit. Apa yang sedang mereka bicarakan? Siapa Gōngzhǔ? Siapa Wáng Hòu? Di mana dia? Apa yang terjadi? Dan banyak lagi pertanyaan yang berputar di otaknya.
Mata gadis itu terlihat berkaca-kaca. Yuan menekan belakang kepalanya. Antara rasa sakit dan ketakutan bercampur menjadi satu. Dia hanya ingin pulang sekarang, tetapi dia bahkan tidak tau di mana dia berada.
Entah karena terlalu banyak cairan yang menumpuk di matanya, Yuan merasa pandangannya buram.
"Xiao Li!"
"Tuan Putri!" Teriakan samar itu masih terdengar sebelum akhirnya Yuan merasa tenang kembali.
***
Dalam tidurnya, Yuan bergumam pelan. Sepasang mata indahnya yang tertutup bulu mata lentik perlahan terbuka.
"Tuan Putri, Anda sudah bangun?" Suara lembut itu membuat Yuan menoleh.
Yuan menatap Jingli. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu tetapi terlihat ragu.
Melihat Yuan yang hanya menatapnya tanpa mengatakan satu katapun, wanita itu menjadi cemas.
"Tuan Putri, Anda baik-baik saja? Núbì—hamba akan memanggil tabib istana."
"Di mana aku?" Mendengar pertanyaan yaang dilontarkan Yuan, Jingli pun mengentikan langkah dan memutar kembali badannya.
"Jiějiě, di mana kita?"
Meskipun dilanda cemas, Jingli tetap menjawab, "Kami tentu saja berada di rumah."
Yuan menggeleng pelan. "Tidak. Bukan itu. Maksudku, dinasti apa ini?"
"Ah, ini Dinasti Qin," jawab Jingli.
"Aku tidak berharap ini akan terjadi, tetapi melihat semuanya sekarang, terlalu tidak mungkin bahwa ini semua bercanda, kan?" gumamnya pelan. Sudah terlalu lelah untuk menangis dan juga menangis tidak akan membuatnya kembali juga kan? Lalu apa lagi sekarang? Bunuh diri untuk mencoba apakah dia akan bisa kembali atau tidak? Jangan bercanda! Dia bahkan masih merasakan sakit di tubuhnya yang terlalu mustahil untuk dibilang ini hanya sebuah mimpi. Dan juga, bagaimana jika dia bunuh diri, apakah itu akan menjamin dia akan kembali ke dunianya atau langsung masuk neraka jalur express? Lihat? Memikirkannya saja sudah membuat dia pusing lagi. Jadi lupakan saja itu!
Tiba-tiba, Yuan teringat sesuatu dan bertanya, "Siapa aku?"
Mengerti akan kondisi tuannya yang sudah di jelaskan tabib istana, Jingli segera menjawab, "Anda adalah Tuan Putri Pertama sekaligus anak pertama Raja Huang dan Ratu Yin kerajaan Zhou. Nama anda, Zhou YanLi."
"Aku sakit apa? Sudah berapa lama aku tertidur?"
"Ini bukan karena sakit. Tuan Putri mengalami kecelakaan tiga bulan yang lalu. Anda tenggelam di dermaga halaman belakang. Untungnya Feng Ji Gōngzhǔ menemukanmu dan segera meminta pertolongan."
"Tenggelam?" ulang Yuan yang diangguki Jingli.
'Apakah aku benar-benar melakukan perjalanan waktu?' batin Yuan bertanya.
"Aku mengerti. Jiejie, siapa namamu?" Yuan memilih untuk mengganti topik pembicaraan daripada harus memikirnya nasibnya yang sudah seperti di drama-drama yang ia tonton seperti Splash-splash love, The Romance of Tiger and Rose, The Eternal Love, Love Better Than Immortality, Oh My Emperor dan lain-lain.
"Núbì pelayan pribadi Tuan Putri sejak kecil, Jingli"
Yuan mengangguk paham. Dia pun memikirkan hal yang lain. "Jiějiě, Bisakah aku keluar dari kamar ini? Aku ingin tau bagaimana di luar sana," katanya. Di balik rasa takut dan cemasnya, Yuan juga merasa perlu untuk mengetahui medannya sekarang berada. Apapun yang akan terjadi, jalani saja hari ini dengan baik sekarang.
"Yang Mulia Ratu melarang Anda pergi sebelum Anda pulih. Tuan Putri, Anda harus beristirahat lagi. Núbì akan mengambil obat untukmu atau Tuan Putri ingin ditemani?"
Yuan menggeleng. "Tidak apa. Jingli Jiějiě bisa melakukan tugasmu."
"Kalau begitu, Núbì pergi dulu."
▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎
Núbì [奴婢]:Budak dari kelas rendah/Pelayan (biasanya para pelayan akan memanggil diri mereka sendiri dengan sebutan Núbì)
Wáng Hòu [王后]:Ratu/Istri pertama/utama Raja.
Mǔhòu [母后]:Ibu Ratu (anak-anak dari raja dan ratu biasanya akan memanggil wanghou dengan sebutan ini, sedangkan untuk anak dari selir raja tergantung kedekatannya pada sang Ratu.)
Gōngzhǔ [公主]:Putri (semua anak dari raja akan mendapatkan gelar ini)
Ēn gōng (恩公):Dermawan, En gong Jiejie berarti kakak dermawan (Yuan memanggil Jingli karena menanggapnya menyelamatkan hidupnya/sebagai dermawannya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
sansan
kenapa harus pake kata" yg sulit dimengerti para readers...
2024-07-24
0
Meigha
kenapa ada kata saudari,apa tidak bisa d ganti dgn kata "kamu"berasa sulit bacax
2022-09-11
0
Ainun Nizah
mampir
2022-07-08
1