BAB 2

"Masih ada satu Anaknya bos, bagaimana ? kita habisi juga kah ?" tanya salah seorang perampok.

"Jangan biarkan satu orangpun hidup." perintah bosnya dengan suara berat.

Namun belum sempat anak buah perampok tersebut mengeksekusinya, terdengar suara tembakan dari arah luar. Security perumahan yang terlambat datang, menjadi penyelamat nyawa kecil Zaha.

Sehari setelahnya, datang seorang orang tua yang bernama Midun. Orangtua tersebut mengaku sebagai guru silat Ayahnya dahulu sewaktu masa kuliah. berkat didikan Midun pulalah, Zaha menjadi pribadi yang tangguh dan dingin. Midun menurunkan semua kemampuannya pada Zaha, sebagai rasa bersalahnya karena terlambat datang menyelamatkan keluarga dari murid kesayangannya tersebut. Midun yang sudah tua memperlakukan Zaha dengan keras. Menurutnya, lawan yang akan dihadapi oleh Zaha sangatlah kuat, sehingga Ia benar-benar mendidik Zaha dengan sangat disiplin.

Sejak kecil Zaha sudah akrab dengan dunia kekerasan, usia 11 tahun namanya sudah dikenal di kalangan preman tempat tinggalnya. Usia 16 tahun Ia berhasil membalas dendamnya pada para pembunuh keluarganya. Ia membantai seluruh perampok yang telah membunuh dan memperkosa Ibu dan Kakaknya. Tidak hanya itu, dendam yang telah membatu dalam hatinya, membuat Ia juga turut membantai seluruh keluarga dari perampok tersebut. Akibatnya, Ia tertangkap oleh pihak kepolisian beberapa hari kemudian. Namun karena usianya yang masih dibawah 17 tahun, Zaha dipenjara dalam tahanan khusus anak-anak. Didalam penjarapun, Ia sangat disegani karena berhasil menundukan para penjahat kelas kakap dalam duel sengit antar sesama tahanan. Karena melihat bakat spesialnya tersebut, Zaha dibina lalu direkrut dalam satuan kepolisian. Benar saja, hanya dalam beberapa tahun berkarir sebagai polisi muda, Zaha mencatatkan prestasi yang gemilang, sehingga Ia pun direkomendasikan untuk masuk dalam satuan khusus Kepolisian. Lagi-lagi Zaha berhasil menunjukan prestasi yang sangat siginifikan, Ia tidak takut dengan tindak kriminal apapun. Bahkan pernah Ia mengrebek sindikat perdagangan narkoba yang cukup besar, hanya seorang diri. Berkat prestasi itupun, Ia kembali direkomendasikan dalam pasukan super elit yang khusus menangani tindak kejahatan dengan level tinggi yang masuk kasus dengan tindakan luar biasa.

Dari sanalah, Zaha berhasil menemukan sebuah dokumen yang membuat arah hidupnya jadi berubah, sebuah dokumen rahasia yang mengungkap tentang kematian keluarga besarnya. Ternyata dalang dibalik semua itu adalah salah satu petinggi kepolisian. Alasannya, karena Ayahnya tidak mau diajak bekerja sama dalam sebuah proyek besar salah satu pembangunan markas kepolisian. Proyek itu sendiri, sarat dengan korupsi. Ayahnya yang mengetahui akan hal itu, menolak proyek tersebut karena sifatnya yang menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran, Ayahnya telah mengingatkan untuk tidak meneruskan proyek tersebut. Namun karena ketamakannya, petinggi polisi tersebut menyewa sekelompok mafia sebagai alat untuk menghabisi Ayahnya Zaha karena dianggap membahayakan tujuan sang petinggi kepolisian tersebut.

Atasan Zaha yang juga mengetahui dokumen tersebut memanfaatkan Zaha sebagai alat untuk menghabisi petinggi polisi tersebut, karena polisi tersebut merupakan saingannya dalam menduduki salah satu jabatan penting di tubuh kepolisian. dan setelah Zaha berhasil menghabisi petinggi polisi tersebut, ia malah dijadikan kambing hitam dan ditetapkan sebagai tersangka dan dipecat secara tidak hormat dari kesatuan.

Zaha yang merasa hanya diperalat, kemudian merencanakan pembalasan pada atasannya tersebut. Ia sadar, kalau lawan yang akan dihabisinya saat itu bukanlah orang sembarangan, karena orang tersebut merupakan atasannya yang langsung memimpin pasukan super elit di kepolisian. Sebuah misi tersulit dalam hidupnya, dan boleh dibilang itu adalah sebuah misi bunuh diri atau mission imposible dengan peluang berhasilnya cuma 5 persen, karena Ia akan langsung membunuh targetnya tersebut dimarkasnya pasukan super elit, pasukan terbaiknya di Negeri ini. dan benar saja, Ia menghadapi rekan-rekan yang pernah satu tim dengannya dulu, pasukan yang memiliki kemampuan khusus, jauh diatas rata-rata pasukan biasa.

Dengan perencanaan yang sangat matang serta ditunjang kemampuannya yang luar biasa, Zaha memang berhasil menjalankan misinya untuk membunuh atasannya tersebut, namun dengan luka yang sangat parah sebagai imbalannya. Bahkan jika Ia tidak masuk kedalam jurang pun, Zaha tetap saja akan mati karena parahnya luka yang dideritanya.

Air mata terlihat mengalir di sudut matanya.

"Za..ha a-kan se-sege-ra menyusul kalian. Ahhkkkkk. A-ayah, I-ibu, Ka-kak.." Dadanya terlihat terangkat, lalu Zaha pun menghembuskan nafasnya yang terakhir, tepat disaat gerhana bulan sedang penuh total, dimana bulan melalui titik pusat daerah umbra dan warna bulan menjadi merah merata.

Nama : ZAHA

Usia saat kematian : 33 Tahun

Karir : ex pasukan super elit dan pembunuh bayaran.

***

POV Zaha

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, lalu membuka mata pelan. Kulihat samar tempat dimana Aku terbaring, masih serasa sakit disekujur tubuhku. Dimana ini ? apa Aku masih hidup atau sudah mati ? Aku terbangun dalam ruangan serba putih yang pertama kali kulihat ketika terbangun dan Aku merasa sangat asing dengan tempat ini.

"Suster tolong periksa anak ini, Ia sudah sadar." Kata seorang Bapak-bapak sambil membawa seorang perawat perempuan. Perawat tersebut tampak memeriksa keadaanku.

"Dek, Kamu bisa melihat saya ?" tanya perawat tersebut sambil menyinari mataku dengan sebuah senter kecil.

Dek ? kenapa dia memanggilku dengan panggilan itu ? melihat dari penampilannya, seharusnya Ia memanggilku kata 'Kak' atau 'Bapak', karena melihat dari penampilannya, seharusnya usiaku masih diatasnya.

Meski begitu, Aku menganggukkan kepala padanya. Astaga, Aku baru sadar jika kepalaku masih ada perbannya dan masih terasa berat. Dalam hati Aku bertanya-tanya, tentang bagaimana Aku bisa sampai ada disini ? Seharusnya Aku sudah mati. Sangat mustahil Aku masih bisa hidup setelah luka parah yang kuderita, ditambah lagi dengan jatuh ke dalam jurang dan tentunya membuat tubuhku pasti hancur tak berbentuk. Tapi, kenapa Aku bisa ada disini ?

"Dimana saya ? bagaimana Saya bisa sampai disini ?" tanyaku lirih.

"Kamu tidak ingat mengalami kecelakaan seminggu yang lalu ? Kamu kena tabrak oleh mobil yang dikendarai oleh anak perempuan Bapak ini." tanya perawat tersebut sambil menoleh pada Bapak yang membawanya masuk tadi. Aku menatap Bapak itu, Aku benar-benar tidak mengenalinya. Tunggu dulu! Bagaimana bisa Aku ditabrak ? jika kejadian yang sebenarnya bukanlah seperti itu. Namun kepalaku terasa sangat berat untuk diajak berpikir, akhirnya pandanganku kembali menjadi gelap.

Aku terbangun saat jam menunjukkan pukul 8 malam. Namun kali ini, tidak seperti sebelumnya. Aku bisa bangun dengan normal seperti biasanya, kepalaku juga sudah tidak terasa berat seperti sebelumnya. Aku melihat detail seluruh ruangan, ternyata cuma Aku saja yang dirawat dalam ruangan ini, itu artinya Aku dirawat dalam ruangan VIP. Aku melihat ke arah tubuhku yang masih mengenakan pakaian khusus pasien berwarna hijau. Tapi aku merasa ada yang aneh, tubuhku terasa lebih kecil dan lebih kurus dari biasanya. Aku mengangkat tanganku dan memerhatikannya dengan seksama. Astaga! Ini bukanlah tubuhku. Apa yang sebenarnya telah terjadi ?

Tidak lama, masuk seorang Dokter perempuan didampingi oleh dua orang perawat ke dalam ruangan. Aku sangat akrab dengan wajah itu, dia adalah Dokter Anna. Dia merupakan bagian dari masa laluku, ketika Aku masih aktif di pasukan khusus dahulu, satu-satunya wanita yang pernah dekat denganku setelah Aku kehilangan Kakak dan Ibuku. Lalu, kenapa dia yang masuk ke dalam ruangan ini ? karena setahuku Dia bekerja di rumah sakit militer. Apa jangan-jangan ?

"Malam Dek! Gimana kabarnya ?." tanya Dokter Anna Ramah.

"Saya baik An. Eh, maksud saya Dokter Anna." Ucapku hampir salah memanggilnya. Dari caranya memanggil, semakin jelas kalau Aku bukanlah diriku saat ini. Ia sempat agak kaget melihatku yang hampir menyebut namanya.

Dia meletakan stetoskop di dadaku, lalu memeriksa tekanan darahku.

"Hmnn semuanya normal. Tinggal pemulihan luka luarnya saja, mungkin beberapa hari kedepan Kamu sudah bisa pulang." Ujarnya tersenyum ramah. Sebuah senyuman indah yang pernah sempat mengisi hari-hariku sesaat dahulu.

"Maaf Dokter. Sebenarnya saya ada dimana ?" tanyaku memberanikan diri.

"Ini dirumah sakit umum xx Jakarta Selatan." Jawabnya ramah.

Hufft, Aku bisa bernafas lega sekarang.

"Ada lagi yang bisa saya bantu ?" tanya Dokter Anna.

"Kalau boleh tahu, bagaimana Saya bisa dibawa kesini Dokter ? siapa saja yang tahu kalau Saya disini ?" tanyaku. Mungkin lebih tepatnya, siapa sebenarnya tubuh yang sedang 'kupakai' saat ini.

Terpopuler

Comments

Simbah Buyut

Simbah Buyut

Mengulang lg kaya' pelajaran.....hehehehe

2022-01-29

0

Jali Prut

Jali Prut

Mantab.....

2022-01-29

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 107 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!