Bab 3

Esok hari yang cerah, aku sendirian di rumah, sedangkan semua keluargaku pergi bekerja. Di saat seperti inilah yang paling aku sukai. Membuatku seperti pemilik tunggal mansion mewah kami. Nyonya besar, mungkin.

Para pelayan sedang bekerja dengan tugas mereka masing-masing. Aku tidak berniat mengganggu mereka hanya untuk mengatasi kebosanan. Terkadang aku berjalan-jalan keliling rumah, taman, hingga aku singgah cukup lama di perpustakaan lantai dua.

Saking asiknya aku membaca buku, instingku baru menyadari kehadiran seseorang di belakang. Lantas membuatku berbalik badan dan membeku terkejut menemukan siapa orang itu.

Calvin. Perawakannya yang tinggi, tampak menjulang di depanku seperti raksasa. Setiap kali melihat dia, aku tidak pernah merasa tenang.

"Kakak sudah pulang?" tanyaku dengan heran.

"Ya, aku sengaja pulang cepat. Karena kupikir kau akan kesepian di rumah," kata Calvin.

"Tentu tidak!" elakku seketika.

"Oh??" Calvin menyeringai, maju selangkah. Membuatku reflek mundur satu langkah.

"Apa kau senang aku tidak ada di rumah?" godanya.

Aku tidak bisa kabur. Punggungku menabrak rak buku, dan aku dihimpit tubuh besar Calvin dari depan. "Apa maksud kakak? Bagaimana mungkin aku senang tidak ada kakak," kataku berbohong, memaksakan senyum terukir di wajahku.

"Hoo?" Kemudian, secara tiba-tiba tanganku ditarik olehnya. Calvin menyeretku duduk di sofa. Dia menarik pinggangku sehingga aku terduduk di pahanya.

"Aku ingin bicara denganmu," kata Calvin memeluk perutku, mengisyaratkan agar aku tidak banyak bergerak.

"Maka, bicaralah," sahutku menatapnya dengan heran.

"Aku sudah tahu siapa yang akan menjadi tunanganmu," ujar Calvin.

"Lalu?" Itu bukan hal yang aneh lagi bagiku. Dia pasti mencari tahu seluk beluk setiap pria yang mendekatiku seperti yang sudah-sudah.

"Dia tidak pantas untukmu."

Dan, seperti yang sudah kuduga, dia akan mengatakannya. Aku pun merotasikan mata dengan jengah. "Semua pria yang dekat denganku juga kakak selalu mengatakan tidak pantas. Kali ini apa alasannya?" Aku bersidekap dada. Menunggu penjelasan Calvin atas penilaian calon tunanganku yang baru.

"Pokoknya dia tidak pantas untuk hidupmu. Hanya aku yang dapat menentukannya."

"Itu bukan jawaban yang ingin kudengar," ketusku. Calvin ini egois. "Ini hidupku, aku sendiri yang akan menentukan jalan hidupku!" Aku kesal. Lantas beranjak berusaha turun. Tetapi lengan Calvin begitu kuat menahan perutku.

"Kakak! Jangan ganggu aku membaca!" protesku cemberut.

Tiba-tiba pandanganku seakan berputar, Calvin menarikku seketika dan menyadari dia sudah berada di atasku yang terbaring di sofa perpustakaan. "Kalau dia melamarmu dan kau menerimanya, akan kupastikan pertunangan kalian batal, Clara," ujar Calvin mengancam.

Aku sudah terbiasa mendapat ancaman semacam ini darinya. Jadi aku tidak memiliki rasa takut lagi selain hanya menganggap ucapannya dengan acuh. "Ya, ya, hanya di dalam mimpi kakak," balasku bosan. "Aku percaya dengan pilihan ayah. Dia bukan pria sembarangan, itu pasti," tekanku meyakinkan.

"Clara."

Aku tertegun. Cara dia menyebut namaku terdengar berbeda. Nada suaranya rendah.

Aku menatap wajahnya dengan panik. Menebak-nebak apa yang akan dia lakukan setelah ini.

"Apa kau tahu, aku sangat membenci semua pria yang mencoba mendekatimu. Aku akan membuat pelajaran yang takkan terlupakan untuk mereka jika berani mengambilmu dariku," kata Calvin dengan tegas. Setegas sorot mataku menatap dengan tajam dan serius.

Calvin tidak pernah bermain-main dengan ucapannya sendiri. Jika dibiarkan seperti itu terus, dia akan semakin mengekangku. "Berhenti mencampuri urusanku. Kakak seharusnya memikirkan hidupmu sendiri. Kau seharusnya membawa wanitamu ke rumah dan memperkenalkannya pada kami!" sentakku dengan berani.

Seketika cengkraman tangannya menguat di kedua pergelangan tanganku. Aku meringis. Calvin menahan tanganku di samping kepala sehingga membuatku tidak bisa bergerak leluasa di bawahnya.

Aku tahu tenaga pria dua kali lipat lebih kuat dari perempuan. Dan aku seringkali mengalami tekanan darinya. Tidak hanya tekanan dari mulut tajamnya tapi juga fisiknya yang membuatku tidak berdaya.

Tiba-tiba Calvin merendahkan tubuhnya. "Menurutlah padaku, maka kau tidak harus terluka nantinya," ujar Calvin semakin menghimpit tubuhku dan membuatku seakan tertindih perawakan raksasanya. Saat itu juga aku tertegun kaget ketika merasakan benda tumpul menusuk poros tubuhku tepat di bawah perut.

Mataku memelotot. Aku tahu benda apa itu.

Di atas wajahku, senyum Calvin menyeringai miring. "Apa kau dapat merasakannya?" katanya dengan mesum.

"Menjauhlah dariku, Calvin! Sialan!" teriakku memberontak. Untuk pertama kalinya aku berteriak marah di depan wajahnya. Biar saja. Dia harus tahu kalau aku bisa marah dengan serius.

Sekali lagi, seperti yang tidak kuharapkan, usahaku untuk terlepas pun tidak berhasil. Tenagaku tidak sampai bisa membuat dia melepas cengkramannya.

Napasku tercekat. Posisi ini sangat tidak nyaman. Benda itu terasa begitu keras dan seolah berusaha menusukku, hanya saja terhalang oleh pakaian kami.

Siapa sangka situasi ini membuatku merasakan sensasi panas di bawah sana. Aku sadar. Tubuhku tidak dapat mengerti isi otakku saat ini.

"Tidak akan, sebelum kau berjanji padaku," kata Calvin. Perkataannya seakan memberiku keringanan. Tapi tetap membuatku akan terbelenggu olehnya nanti.

Aku ingin mengatakan sesuatu padanya, tapi takut suaraku terdengar aneh dan dia akan menertawakanku.

"Apa itu?" tanyaku setelah mengendalikan napas dengan berat.

"Menolak semua pria yang ditawarkan ayah."

Syaratnya terdengar sangat sederhana.

"Baiklah, aku akan menolaknya!" Aku menyerah. Dia harus menjauh dari tubuhku sebelum terjadi hal tak diinginkan.

Aku hanya berjanji di lisan saja. Tentu aku tidak sepenurut itu padanya, terlebih kejadian ini membuatku kian mantap angkat kaki dari rumah dan mengandalkan kerja sama dengan calonku besok. Bagaimana pun, pria itu harus membantuku!

"Aku akan pastikan dia menyerah lebih dulu sebelum bertemu denganmu, Clara," kata Calvin kemudian menjangkau bibirku penuh.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!