Jika saja aku bisa memutar waktu, maka aku tidak akan meminta permohonan itu pada hari ulang tahunku.
Bukan aku tidak bersyukur karena doaku dulu terkabulkan. Hanya saja ini lebih menyiksa hidupku, menyiksa kejiwaanku.
Aku ingin kabur.
Namun, aku tidak memiliki tempat untuk pergi dari rumahku. Rumah yang terdiri dari kedua orang tuaku, serta kedua kakak laki-lakiku. Aku adalah anggota terakhir dalam keluarga harmonis ini.
Ah, harmonis ....
Kami hanya terlihat baik di mata orang lain. Dibalik senyuman ramah mereka, kami menyimpan rahasia masing-masing. Rahasia itu kuketahui dalam diam saja. Kusimpan di dalam memori dan hanya melihat mereka berakting satu sama lain.
Mungkin bagi orang lain, kedua orang tuaku merupakan pasangan romantis. Mereka tidak tahu bahwa sebenarnya ayah dan ibu memiliki kekasih gelap sendiri. Aku pernah beberapa kali memergoki mereka dalam sembunyi, sedang bermesraan dengan orang lain.
Sedangkan kakak keduaku yang bernama Carey, diam-diam menggunakan obat. Aku tak tahu darimana dia mendapatkan benda itu. Kalau kau mengobrak-abrik kamarnya, pasti akan ditemukan bungkus terlarang itu.
Tetapi Carey tahu agar selamat dari hukum, dia menyumpal mulut pelayan dengan uang. Karena mereka membersihkan kamarnya secara rutin, jadi secara langsung mengetahui adanya benda rahasia itu disembunyikan.
Bagaimana pun, kak Carey adalah sosok yang lumayan normal bagiku daripada kakak laki-laki pertama.
Kakak pertamaku bernama Calvin. Tidak banyak yang bisa aku deskripsikan tentangnya, selain satu kata untuknya, psikopat.
Calvin tidak hanya psikopat. Dia sangat terobsesi kepadaku. Sifat psikopatnya lah membuatku sering dibuat merinding. Jika diibaratkan dengan binatang, maka hewan ular lah wujud yang tepat untuk menggambarkan dirinya.
Calvin beracun. Mematikan. Tapi memikat.
Dengan kadar ketampanan yang diwariskan dari ayah kami sewaktu muda dulu, dia mudah menarik perhatian para wanita hanya dengan lewat di depan mereka.
Pada awalnya mereka semua bersikap cuek dan dingin kepadaku -yang saat itu masih anak-anak. Membuatku merasa tidak dianggap dan diabaikan keluarga sendiri. Bahkan ketika aku demam, hanya pelayan yang merawatku.
Lalu, di usiaku yang menginjak sembilan tahun pada hari itu, teman dekatku di sekolah yang bernama Stephen, memberiku cake cup ukuran sedang lengkap dengan sebatang lilin kecil ditancapkan.
Stephen memintaku untuk membuat harapan sebelum meniup lilin. Aku pun menurutinya.
Tahukah apa yang aku harapkan sebelum api lilin padam?
Aku meminta kepada Tuhan agar seluruh keluargaku menjadi sangat menyayangiku.
Sebuah permintaan sederhana, tetapi tidak kusangka permohonan tersebut terkabulkan. Aku senang pada awalnya. Namun, semakin tumbuh usiaku, semakin berkembang pula pemikiranku bahwa aku mulai menyesali permohonan itu.
"Clara, ayah sudah mendapatkan calon tunanganmu. Nanti lusa berbicaralah dengannya untuk saling mengenal," kata ayah, hari ini, saat kami sedang sarapan bersama.
"Apa!" seru Carey menggebrak meja.
"Ayah! Belum ada sebulan dia membatalkan pertunangan. Sekarang kau sudah menyodorkannya calon yang baru?" kata Carey protes.
Aku pikir, ayahku terobsesi untuk membuatku menikah dengan pria pilihannya. Walau lagi dan lagi hal itu kembali gagal. Karena aku yang menolak pria-pria itu. Pembatalan pertunangan sebulan lalu adalah ke lima kalinya.
Ayah juga tidak memaksaku untuk meneruskan hubungan kami jika aku tidak suka. Benar, aku tidak suka sebagai alasan klasik. Padahal ada campur tangan orang lain dalam rencana perjodohan ini.
Bisa tebak siapa?
Calvin.
"Baik, ayah. Aku akan melakukan pertemuan dengannya," jawabku dengan tenang. Ketenangan dan senyum di wajahku hanya topeng belaka untuk menyembunyikan kegugupanku di dekat Calvin yang terasa mengintimidasi dalam diamnya.
"Adik kita sangat patuh. Kuharap Clara tidak akan galau lagi," kata suara berat Calvin.
Seluruh bulu romaku merinding ketika suaranya berembus di sisi telingaku, karena dia duduk tepat di belakangku, memangku diriku di kursi makan, di hadapan mereka.
Aku tak ingin menganggapmu ada, Calvin! Aku harap juga, calon tunanganku bisa membawaku keluar dari rumah ini!
Lusa, cepatlah datang!
Aku harus berhasil dalam pertunangan itu agar bisa pergi jauh dari Calvin!
Namaku Clara Jaromir. Kami kaya, tetapi hidupku tidak sebahagia puteri di istana.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments