🎶Hanya ada satu didalam hatiku
🎶Hanya ada satu dalam ingatanku
🎶Pagi siang dalam aku selalu terbayang
🎶Wajahmu duhai pujaan ku seorang
Suara merdu seorang biduan yang sedang tampil seakan membius semua tamu undangan. Mereka larut dalam belaian nada nada dangdut yang sedang dia dendangkan.
Meski biduan, gerak geriknya begitu sopan, tidak ada goyangan hot, tidak ada pakaian sexy. Yang ada keanggunan dan gaya berkelas tinggi. Hampir semua mata menatap biduan yang terlihat elegan sedang unjuk suara menghibur tamu undangan, begitu juga yang dilakukan pria berkursi roda. Tatapan matanya tak lepas dari gerak gerik sang biduan. Tatapan kerinduan dan rasa bersalah nampak begitu terpancar dari matanya.
Gadis itu masih sama, senyum dan suara itu masih sama. Hanya statusnya saja sekarang yang berbeda. Karena kesalahan seorang Arnaf, gadis yang dulu menyandang status sebagai tunangannya kini sudah menjadi orang asing yang pergi dari hidupnya karena kesalahannya.
"Ini baru biduan idaman im..!!" Seru Fatir.
"Gila Prasasti, makin bening aja tuh, masih jomblo nggak yah Tir?"
"Ngga tahu, udah lama juga kan ngga denger kabar dia?"
"Gimana kalau kita deketin dia.? kita main sportif Tir?"
"Boleh, siapa takut, Duh Sasti, babang Fatir datang nak.."
Telinga Arnaf terasa begitu panas mendengar ocehan sahabatnya. Matanya menatap tajam dan tak suka ke arah keduanya.
"Lo kenapa Naf, gitu amat liatinnya?" Tanya Fatir yang merasa heran dengan tatapan Arnaf.
"Lo lagi ngga mikir macem macem tentang sasti kan Naf?" Selidik Baim.
"Ngga mungkin lah im, dia kan ngga bakalan ngingkari kata hatinya.." Fatir yang menjawab.
"Oh iya, dia kan lebih memilih mati daripada dapat jodoh biduan.." Sambung Baim, kelihatan banget kalau keduanya sengaja meledek Arnaf. Sedangkan yang di ledek hanya mendengus sebal.
"Kecuali biduan ini, pengecualian..!!!" Tegas Arnaf dalam hati.
Sementara di sisi yang lain di gedung yang sama.
"Mah lihat deh, itu kan mba Sasti?" Tunjuk seorang gadis remaja ke arah panggung.
"Sasti? mana Ni?
"Itu yang lagi nyanyi di panggung?" Dan mata wanita paruh baya itu pun menukikkan pandangannya.
"Ah iya, benar itu Sasti, Ya Allah tu anak.."
"Ada apa mah? heboh bener.?"
"Itu pah, Sasti?"
"Sasti? Sasti siapa?"
"Ya Allah papah, sasti, prasasti pah, mantan tunangan Arnaf..."
"Apa? Mana?"
"Itu pah, di panggung, lagi nyanyi tuh.."
"Ah iya bener, dia jadi biduan sekarang?"
"Kayaknya pah, ya Ampun akhirnya kita menemukan dia pah.."
"Iya mah, tapi kita nggak tau keadaan dia sekarang mah, kali aja dia sudah memiliki suami.." Dan sang istri hanya menatap sedih ke arah biduan itu berada.
"Kalaupun masih sendiri juga belum tentu dia mau sama anak kita ya pah.." Dan sang suami hanya tersenyum sekilas menatap ke arah bidaun itu. Biduan yang seharusnya saat ini sudah menjadi menantunya, namun sirna karena kesalahan anaknya.
"Mah, Arnia ke sana dulu yah, Arnia kangen sama mb Sasti..."
"Sana nak, kalau mau Sasti nya suruh kesini ya?"
"Oke mah.." Dan gadis itu pun beranjak menuju belakang panggung.
Setelah menampilkan beberapa lagu, Sang biduan turun panggung untuk istirahat guna menunggu giliran naik panggung lagi.
"Mba Sasti?" Merasa ada yang memanggil, Sasti pun menoleh kesumber suara. Seketika matanya membulat melihat gadis remaja yang sangat dia kenal.
"Arnia.? Wah" Dan kedua perempuan itu nampak heboh berpelukan satu sama lain.
"Ya ampun Arnia, kamu sudah besar? kelas berapa kamu sekarang?"
"Udah kuliah dong mba.."
"wah cepet bener ya? mamah papah gimana kabarnya? sehat?"
"Alhamdulillah mba, mereka sehat, mereka ingin ketemu mba Sasfi tuh.." Sasti mengkerutkan dahinya. Ada sedikit keraguan di matanya.
"mba Sasti nggak perlu khawatir sama mas Arnaf, Mamah dan papah sendiri kok? mas Arnaf nggak tahu kemana, sepertinya sih sudah pulang.." Mendengar hal itu Sasti pun menyetujuinya dan akan menemuinya setelah acara dangdut usai.
Tak lama kemudian.
"Tante Mia, Om Bagus, apa kabar?"
"Wah Sasti, kabar kami baik Sas, kamu sendiri gimana?"
"Alhamdulillah Tante, baik juga.."
"Kok manggilnya tante sih Sas?"
"Maaf tante, aku udah ngga ada hak manggil mamah.."
"Kamu belum maafin Arnaf ya nak?"
"Udah kok tante, udah masa lalu juga.."
Namun tak lama setelah itu.
"Sasti?" Suara seorang pria membuatnya menoleh, Matanya menatap tiga pria yang Sasti kenal, namun dia terkejut, salah satu pria itu duduk di kursi roda.
"Arnaf? apa yang terjadi dengannya? dia lumpuh?" Tanya Sasti dalam benaknya. namun guna menutupi keterkejutannya, Sasti langsung
"Mas Baim, mas fatir?"
"Wah kirain kamu sudah lupa sama kita Sas?
"Hehhe enggalah, apa kabar mas Arnaf? Tanya Sasti sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman. Biar bagaimanapun yang namanya mantan, tetap ada kecanggungan. Apa lagi mereka berpisah tanpa kata karena kesalahan salah satunya.
Dengan ragu Arnaf menjabat tangan perempuan yang sangat dia rindukan. Matanya tak lepas dari wajah perempuan yang sekarang menjadi mantan tunangannya itu.
Sekilas Sasti melihat cincin dijari manis tangan kiri pria berkursi roda itu.
"Rupanya dia sudah menikah, syukurlah. Mungkin Citra memang jodoh dia.." gumamnya dalam hati.
"Seperti yang kamu lihat Sas, aku ngga baik baik saja.." Jawab Arnaf sembari tersenyum kecut.
Sasti melepas jabatan tangan Arnaf karena takut istri Arnaf melihatnya. dengan berat hati Arnaf pun melepas jabat tangan itu. Namun tatapannya tak sedikitpun lepas dari perempuan di hadapannya.
"Gimana kabar keluarga kamu Sasti?" Tanya Bagus.
"Baik Om, cuma bapak lagi dirawat Om, dirumah sakit.."
"Loh kenapa.? sakit apa bapakmu Sas?"
"Paru Om hhhehe.."
"Apa kita boleh menjenguknya?"
"Silahkan tante, bapak di dirawat dirumah sakit harapan sehat, nggak jauh dari sini.."
"Kamu sejak kapan jadi biduan dangdut Sas?"
"Sekitar dua tahunan Mas fatir,.."
"Aajib, suara kamu enak banget Sas, merdu euý.."
"Hehhe mas fatir bisa saja, yang lebih merdu dari Sasti banyak tuh mas.."
"Awalnya gimana ceritanya kok kamu bisa jadi biduan?"
"Awalnya iseng ikut anaknya paman mas baim, eh malah banyak yang suka dan mendukung, ya udah keterusan deh.."
Dan semuanya nampak tertawa menikmati cerita cerita yang di ucapkan oleh biduan cantik itu.
Namun Arnaf, tak ada satu pertanyaanpun keluar dari mulutnya. Kerinduannya seakan terobati hanya dengan menatap gadis di hadapannya itu. Pertanyaann pertanyaan yang ingin dia lontarkan, seakan terkunci dan tak sanggup untuk dia utarakan. Karena dia terlalu malu akan perbuatannya dulu.
"Sasti, ayo pulang, semua sudah menunggu..!!! teriak salah satu kru dangdut.
"Waduh Om tante, maaf, Sasti harus pulang sudah ditunggu tuh.."
"Yah padahal masih kangen mba.."
"Kalau kangen Nia main saja kerumah mba ya."
"Boleh, alamatnya mana?" Sasti pun mengambil sesuatu dari tasnya dan menyetahkannya pada adik sang mantan.
"Bilang sama orangtuamu, insya Allah besok kami kerumah sakit.."
"Baik Om, ya udah semuanya aku permisi dulu yah.." Dan semuanya pun mempersilahkan,
Namun sebelum Sasti melangkah jauh dia kembali membalikkan badan menghadap Arnaf. .
"Selamat atas pernikahanmu Mas, semoga langgeng dan bahagia menyertai mas Arnaf dan istri.."
Deeggg
@@@@
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Yeni Wulandari
emm,aku mampir kesini thor😊
2022-05-29
0
Hamzasa
Aduuuh....ngakal jadinya....
2022-05-29
0
️W⃠️️CeMeRLa️nG🌹
sakit ga tuuuh liat mantan lebih dari selingkuhan 🤭
2022-02-01
2